Opini Kristina Jela *
Munculnya bencana corona virus sebagai bencana nasional di Indonesia ditetapkan tanggal 13 April 2020. Penetapan tersebut dilakukan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional. Pandemi Covid-19 melumpuhkan sistem pendidikan dan roda jalannya kurikulum yang sedang berlaku di dunia pendidikan Indonesia sebagai negara yang terdampak.
Strategi Menteri Pendidikan mengeluarkan berbagai kebijakan yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan covid-19 di lingkungan Kemendikbud, Surat Edaran nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan covid-19 pada Satuan Pendidikan, serta Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19 Poin 2 yang berisi kebijakan belajar dari rumah.
Sehingga, di masa darurat Covid-19 yang mengharuskan semua tingkat pendidikan, para dosen, guru, mahasiswa, dan peserta didik untuk mengajar dan belajar dari rumah.
Dengan diberlakukannya belajar dan mengajar dari rumah di masa covid-19 mendorong banyak pihak untuk melakukan perubahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tak terkecuali mengubah lokasi, strategi, model, dan metode belajar yang menuntut para pendidik dan peserta didik untuk aktif, kreatif, inovatif dalam proses mengajar jarak jauh, serta melibatkan orang tua dalam pembelajaran.
Diberlakukannya sistem belajar dari rumah oleh Menteri Pendidikan tentunya berdampak juga bagi para guru agama Katolik dalam menyampaikan pelajaran agama di sekolah-sekolah. Masa Pandemi covid-19 menuntut guru-guru untuk mengubah strategi, lokasi, model dan metode belajar agama Katolik dari rumah yang dapat diterima oleh para peserta didik.
Strategi mengajar jarak jauh yang digunakan atau dipilih oleh para guru agama Katolik akan menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan kompetensi belajar yang diinginkan. Oleh karena itu, mau tidak mau para guru agama Katolik harus menguasai berbagai strategi, metode belajar tidak langsung atau belajar daring yang menuntut keterampilan mendayagunakan teknologi atau berbagai cara lain dalam melaksanakan belajar jarak jauh.
Berangkat dari persoalan tersebut, tulisan ini bermaksud untuk menawarkan strategi mengajar guru mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada masa pandemi covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia saat ini.
Masa pandemi covid-19 melepaskan berbagai kebiasaan mengajar yang secara lumrah digunakan oleh para guru dalam strategi mengajar, tak terkecuali guru agama Katolik di sekolah. Para guru diharapkan mampu untuk mengubah berbagai strategi, model, metode, ruang dan waktu dalam mengatur pembelajaran. Dapat dipastikan strategi mengajar sangat penting dalam situasi pandemi ini. Strategi mengajar menuntut guru untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Guru harus mengubah pola rancangan, strategi, tempat, gaya belajar, perilaku, keyakinan, keterampilan guru yang sangat diperlukan untuk memastikan semua siswa belajar sebanyak mungkin. Oleh karena itu, ada beberapa strategi yang dapat digunakan selama masa pandemi covid-19, seperti project-based learning, daring method, luring method, blended learning, youtube, strategi tanya jawab, dan strategi mengevaluasi hasil pembelajaran. Terlepas dari kepribadian, latar belakang, atau pengalaman guru, tingkat kelas siswa, atau topik yang sedang dipelajari, beberapa tindakan guru akan meningkatkan pembelajaran siswa secara lebih baik dibandingkan tindakan-tindakan lain yang dilakukan.
Di Provinsi Kalimantan Timur, ada beberapa sekolah yang menerapkan semi-daring dan home visit learning, di mana tugas mengajar dan penyampai proses belajar dilakukan dengan dikirim melalui aplikasi pesan kepada orang tua dan mengunjungi dari rumah ke rumah. Strategi tersebut. Dikhususkan untuk daerah kabupaten yang tidak memiliki akses internet, listrik, maupun televisi.
Namun demikian, ketika hendak memilih strategi dan model pembelajaran yang akan digunakan guru mengalami kesulitan, mengingat dalam memilih strategi mengajar tidak mudah.
Oleh karena itu, beberapa guru menggunakan strategi dan metode project-based learning menjadi pilihan yang digunakan dalam mengajar selama masa pandemi. Strategi project-based learning memiliki tujuan untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa menyelesaikan proyek dalam bentuk tugas yang diberikan, melakukan kolaborasi dalam belajar, gotong royong dalam menyelesaikan tugas, dan empati dengan sesama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru agama Katolik yang menggunakan strategi dengan metode project-based learning untuk mengajar selama masa Pandemi Covid-19. Project based learning dirasa sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan proyek, tugas-tugas mandiri, eksperimen, dan inovasi dapat dilakukan oleh peserta didik.
Guru agama Katolik yang menggunakan strategi ini mengombinasikan strategi project-based learning dengan menyampaikan pelajaran secara daring dengan platform google classroom, WhatsApp (WA) grup, google meeting, zoom meeting, youtube, dan telegram.
Platform tersebut digunakan juga untuk menjelaskan langkah-langkah dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan, kemudian memberikan proyek sebagai tugas belajar siswa. Guru agama Katolik merubah cara mengajar yang lama ke dunia baru di masa Covid-19 dengan menggunakan metode daring.
Pengalaman guru di masa Pandemi Covid-19 harus mampu melakukan inovasi strategi, metode, model, tempat dan waktu untuk mengajar dengan efektif dan efisien dalam menggunakan metode daring. Untuk menyiasati situasi tersebut, maka para guru agama Katolik melakukan pembelajaran secara daring sebagai salah satu model pembelajaran yang cukup efektif.
Bagi para guru agama Katolik, strategi dan metode daring dalam pembelajaran dapat membuat para peserta didik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Belajar memanfaatkan atau menggunakan berbagai platform, membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online.
Oleh karena itu, metode daring sangatlah cocok diterapkan bagi guru dan pelajar selama mengajar dan belajar dari rumah. Menggunakan strategi dan metode full daring, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.
Mengajar dari rumah menjadi pengalaman yang berharga bagi seorang guru untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif mendayagunakan berbagai jenis teknologi. Meskipun demikian, dari pengalaman yang ditemui di lapangan, penerapan strategi yang digunakan oleh para guru agama Katolik terdapat kelebihan dan kekurangan sebagai kendala dalam pelaksanaan selama mengajar daring. Kelebihan tersebut seperti, banyak waktu untuk menyiapkan materi pembelajaran, mendapat bantuan pulsa dan kuota, tersedianya Wi-Fi yang dapat dimanfaatkan oleh para guru.
Namun dibalik kelebihan juga ada kekurangannya, yakni internet yang tersedia kadang tidak stabil, sebagian guru belum siap dalam mendayagunakan teknologi, munculnya kesulitan guru untuk mengukur kemampuan peserta didik dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan, kurang interaksi dan keaktifan dalam pembelajaran, dan biaya belajar yang mahal.
Sebagai saran yang dapat diberikan adalah para guru agama Katolik harus siap menghadapi perkembangan zaman dengan meningkatkan kompetensi guru dalam menguasai teknologi dan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran dalam mengatur strategi mengajar. (*)
Penulis: Kristina Jela, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik, Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik Bina Insan Keuskupan Agung Samarinda.
Comments are closed.