BERITAKALTIM.CO- Menjelang Pemilu tahun 2024, berita-berita hoaks harus diwaspadai karena dipastikan akan meningkat jumlahnya. Apalagi, Pemilu kali ini adalah serentak mulai dari Pemilihan Presiden, Pemilihan anggota DPR/DPD, Anggota DPRD Provinsi/Kabupaten dan Kota, serta pemilihan Gubernur/Bupati dan Wali Kota.
“Jadi, bisa dibayangkan, bakal bagaimana ramainya narasi-narasi hoaks yang nanti beredar di media sosial,” ujar Charles Siahaan, Ketua Gerakan Antihoaks Jurnalis Kaltim.
Lantaran itu, sebuah diskusi yang dikemas dalam acara talkshow, digelar pada acara Kaltim Fair, Kamis (24/3/2022) di Atrium Bigmall Samarinda. Pembicaranya, selain Charles Siahaan ada Kadis Kominfo HM Faisal, Anggota DPRD Kaltim Rusman Yakub, Ketua Jurnalis Perempuan Tri Wahyuni dan seorang akademisi Silviana Purwanti. Sebagai Host adalah Nichita.
“Tema talkshow tangkal hoaks jelang 2024. Jadi memang harus mulai kita bicarakan soal hoaks ini sejak sekarang. Bagaimana stakeholder mengantisipasinya. Dugaan kami, hoaks bakal lebih dahsyat dibanding pemilu-pemilu sebelumnya,” ucap Charles.
Walaupun Pemilu masih dua tahun lagi, tetapi aromanya sudah menyengat di masyarakat. Sudah ada kelompok-kelompok masyarakat yang terang-terangan mendukung figur-figur bakal calon Presiden. Padahal belum ada kepastian apakah calonnya itu dicalonkan partai politik atau tidak.
Setiap hari, sudah ada promosi mengenai calon yang bakal dijagokan khususnya di media sosial. Begitu juga sebaliknya, sudah bermunculan upaya-upaya menjatuhkan bakal calon lainnya atau yang disebut down grade.
“Cara menjatuhkan lawan itu kebanyakan tidak bersandar pada data dan fakta, tapi hoaks. Ya menjelek-jelekkan si calon, keluarganya, kepribadiannya, partainya, dan sebagainya,” lanjut Charles.
Lantaran itu, talkshow dimaksudkan untuk mencari solusi agar masyarakat cerdas dalam bermedia sosial. Di samping itu bagaimana caranya agar partai-partai politik atau pendukungnya tidak menjadi pabrik hoaks.
“Kita perlu kerja Polri. Kalau perlu dibantu oleh elemen masyarakat lainnya yang melakukan pengawasan terhadap media sosial. Jadi begiu muncul ada hoaks, langsung dikonter dan dilaporkan ke polisi. Ada efek jera,” tuturnya lagi. #
Wartawan: wong
Comments are closed.