Oleh: Sunarto Sastrowardojo, Direktur Rusa Foundation Indonesia
TEORI baru arsitektur dunia belum muncul lagi setelah arsitektur modern yang mencatat sejumlah nama seperti Eugene-Emmanuel Viollet-le-Duc, John Ruskin, Camillio Sitte, Ebenezer Howard, Tony Garnier, Frank Lloyd Wright, Adolf Loos, Bruno Taut, Paul Schmitthenner, Le Corbusier hingga nama terakhir Kiyonori Kikutake, Fumihiko Maki, Masato Otaka, Kisho Korukawa pencetus, pelopor Metabolism Architecture. Setelahnya tidak terdengar lagi teori arsitektur baru, hingga muncul nama Kengo Kuma.
Kengo Kuma, lahir di Kanie, Aichi. Lulus dari sekolah arsitek Universitas Kyoto merupakan professor di Universitas Tokyo yang santer disebut sebagai kontributor konsep arsitektural Ibukota Nusantara.
Kuma dikenal sebagai arsitek yang benar benar Jepang. Konsep rancangannya tradisional tapi memiliki fungsi yang optimal di era milenial. Jepang adalah bangsa yang menjunjung tinggi peradaban tradisional-modern. Termasuk pola arsitekturnya yang menghormati vernacular arsitektur dengan ke fungsian milenial atau bentuk mengikuti fungsi.
Pada Zaman Renaisans, teori Arsitektur diperkaya oleh para penulis, arsitek, insinyur, maupun seniman. Keadaan ini semakin bertambah maju di Zaman Modern, dengan motto yang terkenal: “bentuk mengikuti fungsi” Intinya adalah efisiensi dan fungsional harus menjadi pertimbangan utama dalam setiap desain arsitektur.
Ketika Joko Widodo melontarkan konsep arsitektur Ibukota Nusantara merupakan penggabungan karya pematung Nyoman Nuarta dan hutan. Saya sempat terkesima. Bagaimana mungkin lahan eks HTI, sejauh mata memandang adalah kebun eucalyptus disebut sebagai ibukota Nusantara bernuansa hutan dan menyajikan persepsi arsitektur sungai natural.
Ternyata Presiden Jokowi menginginkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tidak merusak lingkungan. Sebagai penyeimbang lingkungan dari pembangunan, akan dibuka lahan hijau khusus persemaian atau nursery bibit yang akan memproduksi 20 juta bibit pohon dalam satu tahun.
Membangun fisik arsitektur Ibukota Nusantara diperlukan lima hingga sepuluh tahun. Namun memulihkan lingkungan hutan dan menghidupkan keanekaragaman hayati kecamatan Sepaku yang rusak payah akibat eksploitasi hutan diperlukan waktu hingga 20 an tahun.
Wilayah darat IKN nantinya akan terbagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan IKN dengan luas kurang lebih 56.180 hektar yang akan menjadi kawasan inti pusat IKN. Sementara pembangunan kawasan pengembangan seluas kurang lebih 199.962 hektar.
Lahan seluas 256.142 hektare nantinya kurang lebih 56.180 hektare dipakai sisanya yang 199.962 hektar akan dibiarkan sebagai hutan hijau. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menjelaskan IKN akan didesain dengan menyesuaikan perbukitan yang ada di kawasan tersebut. Area tepian air juga akan dibuat senatural mungkin.
Lalu soal Kengo Kuma. Karyanya dari rumah kaca di Connecticut sampai sekolah berkelanjutan di sebuah hutan di Bali, adalah arsitektur canggih juga merujuk pada tradisi lama.
Sustainable Architecture mutakhir yang berkelanjutan di seluruh dunia merupakan subyek buku baru Green Architecture karya Philip Jodidio. Mungkin arsitektur Ibukota Nusantara adalah eksperimental, tetapi banyak bangunan hijau dewasa ini meniru tradisi kuno seperti memanfaatkan panas dengan mengarahkan bangunan-bangunan tersebut ke arah matahari. Bahkan memanfaatkan hujan sebagai kawasan hunian yang ramah air hujan.
Ini berkaitan dengan pertanyaan mendasar dalam arsitektur adalah. Bagaimana ruang atau spasial mempengaruhi perilaku. Spasial bisa mempengaruhi pemikiran, pola tindakan dan, dengan demikian, misalnya, meningkatkan motivasi, kesiapan untuk bertindak, dan memperkuat kinerja atau konsentrasi.
Dengan kata lain, jika merasa tidak nyaman pada ruang, dapat menyebabkan kegelisahan atau ketidaknyamanan, hipersensitivitas, lesu atau bahkan kecemasan. Ini salah satu konsep dasar mengapa ibukota harus pindah di ruang yang mengakomodir metabolism penghuninya.
Apakah desain spasial dapat mempengaruhi suasana hati orang. Material arsitektur, bangunan, pencahayaan, ventilasi dan penggunaan ruang semuanya dapat mempengaruhi mood dan kesejahteraan fisik penghuni bangunan. Desain dapat mempengaruhi tingkat produktivitas orang yang bekerja di kantor. Ini dapat meningkatkan kualitas udara di rumah dan mendorong pergerakan sambil meminimalkan risiko cedera, karena lingkungan didesain dengan njlimet.
Lalu, ketika ruang, manusia dan arsitektur spektakuler di liat dari sudut pandang unik dan Ibukota Nusantara pun di desain dengan cara unik, maka konsep artsitektur yang mempengaruhi perilaku juga perlu dilihat dari sudut pandang yang unik pula.
Bahwa kemudian ke-unikan arsitektural yang dirancang oleh Nyoman Nuarta pun memerlukan kemampuan persepsi unik. Ini mungkin yang dimaksud dengan imperium arsitektur baru di muka bumi.
Kengo Kuma merenovasi rumah modernis John Black Lee yang dibangun pada tahun 1950 an. Dia dikenal secara simpatik menghubungkan bangunan-bangunan dengan alam, dipercaya merenovasi rumah kaca yang dirancang John Black Lee pada 1956.
Glass Wood House terletak di New Canaan, Connecticut, dan Kuma mengubah simetri kotak modernis itu dengan menambahkan bangunan tambahan berbentuk L yang masuk sampai ke hutan tanpa memaksakan lanskap. Dia menciptakan perubahan besar dengan membuang simetri rumah dan menutupi bagian luarnya dengan kisi-kisi kayu.
Lalu struktur yang menarik dan tampak kuno di tengah hutan di Badung, Bali, mengungkapkan kehadiran sekolah eksperimental, yang mendidik murid-muridnya tentang hal-hal yang berkelanjutan.
Desainnya sisi terbuka bangunan ini menghubungkannya dengan alam terbuka dan rencana interior terbuka yang mendorong ventilasi alami. Proyek ini disusun oleh perusahaan desain dan konstruksi PT Bamboo Pure, yang menggunakan bambu, dan Meranggi Foundation, yang mendirikan perkebunan bambu di Indonesia, menyalurkan tanaman-tanaman bambu ke petani setempat secara gratis.
Bagian lain dari sekolah dibangun menggunakan karet daur ulang dan kaca depan mobil, sementara lahannya dimanfaatkan untuk kebun organik dan pagar yang terbuat dari pepohonan.
Lalu teori Metabolisme merupakan suatu desain dan teknologi arsitektur yang menunjukan vitalitas manusia. Gerakan metabolisme berawal dari sebuah konferensi desain di dunia dengan deklarasi pertamanya, Metabolism 1960 “A Proposal for a new Urbanism”.
Teori ini memandang manusia sebagai sebuah proses vital, pembangunan yang berkelanjutann dari pasca ledakan atom ke Nebula. Nebula adalah salah satu dari berbagai awan tipis gas dan debu yang terjadi di ruang antar bintang.
Atau simpelnya negini, lah. Kisho Korukawa dan kawan kawannya ingin memberikan jaminan rasa aman dan nyaman menempati rumah setelah ledakan Hiroshima dan Nagasaki yang masyarakatnya waktu itu masih mengalami trauma psikologis dengan radiasi atom.
Ada dua hal mendasar yang ingin saya tampilkan ulang dari Arsitektur Metabolisme. Pertama cerminan perasaan mereka bahwa masyarakat manusia harus dipandang sebagai satu bagian dari entitas perputaran alam yang di dalamnya terdapat binatang dan tumbuhan.
Kedua merupakan cerminan kepercayaan bahwa teknologi adalah sebuah tambahan atas perikehidupan manusia. Artinya Metabolist design sangat bergantung kepada teknologi maju, dan sering kali terdiri dari beradaptasi konvensional ke Mega Structures. Ini juga salah satu alasan mengapa Ibukota Nusantara adalah kawasan futuristic, tapi tetap menjamin sustainablelity yang merupakan proyek jangka panjang.
Kisho Korukawa juga konselor proyek terkenal termasuk kota di laut mengambang (Unabara project), Kiyonori Kikutake’s Marine City, Tower City, Ocean City, Wall City, Kisho Kurokawa and Helix Farming Cities (Kota-Kota Pertanian Kisho Kurokawa dan Helix). Contoh paling terkenal dibangun Metabolisme adalah Kurokawa’s Nakagin Capsul Tower pada tahun 1972.
Ciri-ciri Arsitektur Metabolisme di antaranya bersifat utopis. Konsepnya terjadi karena latar belakang hitam dan selanjutnya dikembangkan berdasarkan pandangan ke masa depan yang penuh optimis. Pengakomodasian ekologi, kultur dan teknologi berciri khas Jepang
Metabolisme dan simbiosis ini adalah konsep yang selalu digunakannya sebagai dasar pada setiap karya perancangannya, terlepas dari gaya desainnya yang modern namun selalu memiliki unsur Jepang.
Metabolisme membandingkan bangunan dan kota-kota sebagai suatu proses energi yang didapatkan dalam segala bentuk kehidupan. Hal ini merupakan siklus dari perubahan dan pembaharuan bahkan perusakan dari jaringan organik yang dengan kata lain merupakan penyederhanaan dari Taoisme dan Budhisme dalam bentuk modern: perubahan tanpa henti merupakan permulaan dari gagasan reinkarnasi. #
Comments are closed.