BERITAKALTIM.CO – Banjir yang kerap melanda Kota Samarinda disaat hujan turun, saat ini dibahas serius oleh Pemkot Samarinda, salah satu solusinya yaitu melanjutkan kembali normalisasi SKM (Sungai Karang Mumus) walaupun selalu berbenturan dengan masalah sosial.
Sejak tahun 2019 normalisasi Sungai Mahakam saat ini pengerjaannya sudah mencapai 70 persen, dari panjang total SKM 17 Kilometer kini hanya tinggal 6 Kilometer, dan akan diselesaikan pada tahun 2023 mendatang.
Wali Kota Samarinda Andi Harun menjelaskan, yang terdekat normalisasi akan dilakukan untuk segmen Tarmidi di Jalan Kehewanan dan pertama akan berfokus pada pembebasan lahan dan dampak masalah sosial.
Ia menyebut, Pemkot Samarinda bertanggung jawab terhadap ganti rugi lahan bagi masyarakat yang memiliki hak berupa sertifikat pemilik atas bangunan, termasuk dampak sosial berupa pemukiman warga yang berdiri di atas tanah negara maupun sempadan sungai.
“Kalau ada haknya warga kita hitung per meter, kalau bangunan berdiri di atas tanah negara atau sempadan sungai kami akan beri dana kerohiman (santunan),” ujar Andi Harun.
“Karena sebagian di sana bukan pemilik asli. Ada juga (bangunan) yang sudah dibebaskan tapi dipindah tangankan. Ini kita cek satu-satu. Kita menerapkan asas hati-hati dalam mengelola keuangan,” jelas Andi Harun.
Terpenting, Andi Harun tambahkan, penanggulangan banjir di Samarinda terus diseriusi Pemkot Samarinda. Jika sejumlah masalah sosial tak selesai pada 2022 ini, maka akan dilanjutkan pada 2023 hingga 2024 mendatang.
“Jadi kita minta juga kesukarelaan warga dalam terlibat penangan banjir,” pungkas Andi Harun.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim, Runandar menjelaskan, banjir di Samarinda tak bisa tuntas sepenuhnya. Hanya saja, banjir bisa ditangani untuk lebih cepat surut. Sebab itu, ia juga mengharapkan kesadaran masyarakat untuk tak membuang sampah sembarangan, lantaran banyak temuan pihaknya drainase perkotaan yang tersumbat.
“Yang biasanya genangan banjir terjadi selama dua hari, setelah ditangani surut dalam 3 jam. Kalau di perkotaan banjir, itu karena drainase tersumbat, misalnya ada ban mobil,” sebutnya. #ADV
Comments are closed.