BeritaKaltim.Co

Horor Plumpang Merambat ke Cendana Samarinda

CUACA cerah Kota Samarinda, Kamis (9/3/2023), menggerakkan langkah Kombes Pol Ary Fadli mengunjungi Pertamina Patra Niaga di Fuel Terminal di Jalan Cendana, Kota Samarinda. Bersama beberapa perwira dan staf, Kapolres merasa perlu memastikan terminal BBM (Bahan Bakar Minyak) itu aman bagi warga sekitarnya.

Tentu, kunjungan itu bukan tanpa sebab. Tragedi Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara, Jumat (03/03/2023) lalu, masih membuat suasana mencekam. Semburan api mengakibatkan sedikitnya 16 (ada yang menyebut 19) warga meninggal. Kematian yang mengenaskan, karena tubuh-tubuh mereka terpanggang.

Terminal BBM Depo Pertamina Plumpang beroperasi tahun 1974, di atas lahan seluas 48.352 hektare. Awalnya ada tangki dengan kapasitas 60.000 KL (Kilo Liter) dan terus bertambah hingga kapasitas penyimpanan BBM di Terminal Plumpang saat ini mencapai 324.535 KL.

Persoalannya, seiring waktu, kawasan Pertamina yang dulu zona aman, tidak ada penduduk, sekarang sudah berbalik. Warga menduduki tanah-tanah Pertamina secara ilegal. Bahkan, ada kamar rumah warga yang menjadi pelintasan pipa minyak Pertamina.

Situasi bertambah runyam ketika ada pemberian KTP (Kartu Tanda Penduduk), pembentukan RT (Rukun Tetangga) hingga yang lebih parah lagi, ada pemberian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) di tanah terlarang dari Pemprov DKI Jakarta.

***

Kombes Pol Ary Fadli tak hanya duduk di kantor Terminal BBM (akrab disebut Depo Pertamina) Jalan Cendana. Kedatangannya ingin melihat langsung jarak antara Depo Pertamina Cendana dengan pemukiman penduduk. Dia juga ingin memastikan sisi keamanan dan keselamatan warga, agar tragedi horor Plumpang tidak terjadi serupa di Cendana Samarinda.

Jarak antara Depo BBM Pertamina dengan kantor Kombes Pol Ary Fadli bekerja sehari-hari di Mapolres di Jalan Slamet Riyadi, hanya sekitar 700 Meter. Karena itu dia mengetahui persis bahwa di sana terdapat pemukiman padat penduduk, dengan tingkat ancaman kebakaran yang rentan.

Posisi Depo BBM itu mengambil dua sisi jalan sekaligus, yaitu satu sisi menghadap ke Sungai Mahakam di Jalan Slamet Riyadi, dan sisi lainnya di Jalan Cendana. Dari sisi Jalan Cendana terlihat jelas bagaimana dekatnya jarak Fuel Terminal Pertamina dengan rumah-rumah warga.

Ditemani Fuel Terminal Manager Pertamina Patra Niaga Samarinda, Erik Imam Kasmianto, Kapolres menerima penjelasan bagaimana sarana dan prasarana yang disiapkan seperti hydran berfungsi.

“Kapolres melakukan pengecekan terhadap sarana dan fasilitas Pertamina Patra Niaga di Fuel Terminal termasuk melakukan tinjauan lapangan kepada masyarakat di sekitar wilayah Depot Samarinda,” ujar Erik dalam rilis berita yang diterima redaksi Beritakaltim.

Tentang jarak Depo BBM Cendana yang dekat dengan pemukiman, diakui oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Patra Niaga di Regional Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra. Bahkan, ada yang menepel tembok pembatas yang dibangun oleh Pertamina.

Fuel Terminal Samarinda Jalan Cendana sudah ada di wilayah tersebut sejak tahun 1949. Depo itu sangat besar peranannya, karena melayani kebutuhan warga untuk 9 Kota dan Kabupaten, yaitu Samarinda, Balikpapan, Kukar, Kutim, Kubar, Bontang, Mahakam Hulu, Bulungan (Kaltara) dan Malinau (Kaltara).

“Keberadaannya cukup vital. Jika terjadi gangguan terhadap Fuel Terminal Samarinda maka dipastikan akan terjadi gangguan distribusi BBM di ke-9 wilayah tersebut,” ucap Arya dalam rilis itu.

***

Rasa waswas musibah Plumpang di Depo BBM Jalan Cendana Samarinda jadi hits juga di media sosial dan warung-warung kopi. Tidak hanya warga, tapi Wali Kota Samarinda terang-terangan menagih janji Pertamina untuk pindah dari kawasan padat penduduk di Jalan Cendana.

Tahun 2019 silam, PT Pertamina Patra Niaga sudah merencanakan membangun Depo baru di Kecamatan Palaran. Lahan yang disiapkan sekitar 10 hektar, di mana di sana ada depo pengisian BBM, LPG dan Aspalt. Depo baru dipersipkan untuk memperkuat Depo BBM Pertamina Jalan Cendana.

“Kami memang memiliki lahan yang telah diberikan izin di wilayah Palaran, namun proses pengerjaan proyek Terminal BBM baru dan sebagainya masih menunggu informasi dari pusat. Hanya saja sebagai gambaran proses pembuatan Terminal BBM baru membutuhkan waktu yang cukup lama, misalnya Terminal BBM Tegal Jawa Tengah yang membutuhkan waktu pengerjaan 5-6 tahun hingga beroperasi,” tambah Arya.

Tugas mereka saat ini, sebagai sub holding Pertamina di bidang Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga di Regional Kalimantan khususnya Fuel Terminal Samarinda, memastikan ditribusi BBM di wilayah tersebut tetap optimal.

“Antisipasi terhadap berbagai hal yang tidak diinginkan, kami juga melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar Jalan Cendana, termasuk telah membentuk tim relawan dari warga sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya,” ungkap Arya.

Kapolresta Samarinda juga punya catatan penting untuk diperhatikan setelah melakukan peninjauan lapangan. Penekannya juga menyangkut pentingnya terjalin komunikasi dan sinergi antara Pertamina dengan masyarakat sekitar seperti yang sudah berjalan cukup baik.

“Ada beberapa hal yang menjadi masukan kepada Pertamina yaitu pengawasan CCTV sebaiknya diintegrasikan dengan Kominfo atau kepolisian serta kemudahan penggunaan peralatan dan posko relawan jika seandainya terjadi keadaan bahaya,” tegas Kombes Pol Ary Fadli. #

Reporter: @Charlessiahaan

Foto-foto kunjungan Kapolres Kota Samarinda ke Depo BBM Pertamina di Jalan Cendana Samarinda.
[metaslider id=”80601″]

Leave A Reply

Your email address will not be published.