BERITAKALTIM.CO – Aktifitas penambangan batu bara di kawasan sekitar Desa Rempanga, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, belakangan jadi pergunjingan warga di sana. Tudingan diarahkan kepada pemerintah dan aparat penegak hukum, karena mencurigai aktifitas penambangan ilegal dan cenderung dibiarkan.
Masyarakat di Desa Rempanga ada yang resah dengan aktifitas mobil-mobil truk yang mondar-mandir di kampung mereka membawa hasil galian batu bara. Masyarakat sekitar sudah lama mencurigai aktifitas itu tidak berizin alias liar, karena tidak ada satupun identitas terpasang mengenai perusahaan yang menggarapnya.
Pengangkutan batu bara bukan hanya terjadi siang hari, tapi juga pada malam hari saat masyarakat sudah larut tidur. Kadang warga menyaksikan antrian truk-truk itu di pinggir jalan raya.
Ketikar dikonfirmasi kepada pemerintahan desa di sana dijelaskan, di Desa Rempanga tidak ada daerahnya yang masuk ditambang atau masuk kawasan galian batu bara. Mengapa begitu banyak truk-truk mengangkut batu bara, menurut Sekretaris Desa, Purnomo, hal itu lantaran hanya menjadi tempat pelintasan dan penumpukan batu bara.
“Sebenarnya tidak ada penambangan batu bara di desa rempanga. Yang terjadi adalah penumpukan batu bara sebelumnya dibawa ke ponton. Soal ilegal atau tidak bukan kewenangan desa,” ujar Hadi Purnomo, Kasi Pemerintahan Desa Rempanga.
Penumpukan batu bara itu ada di tepi sungai yang masuk wilayah administratif Desa Rempanga. Setelah ditumpuk di tepi sungai, batu bara yang sudah dalam bentuk mirip batu-batu kerikil itu menunggu giliran dipindahkan ke kapal ponton dan untuk selanjutnya dibawa ke Muara Mahakam untuk dimasukkan ke kapal vessel yang telah menunggu di kawasan Selat Makassar.
Ada sedikitnya 4 titik aktifitas penumpukan batu bara, yang kuat diduga beroperasi secara ilegal. Masalah itu sudah sering dikeluhkan warga, namun aparat hukum tidak bertindak.
Sebagian masyarakat Desa Rempanga pernah demonstrasi masalah itu, karena terganggu adanya ratusan truk pengangkut batu bara setiap hari melintas jalan dan ada juga menimbulkan getaran yang merusak plafon rumah warga.
Reporter: Hardin | Editor: wong | ADV | Diskominfo Kukar
>> BERITA VIDEO <<<<
Jawaban Pemerintah Desa Soal Aktifitas Batu Bara Di Desa Rempanga