BeritaKaltim.Co

SKOI Kaltim, Berdiri Sejak 2011 Sudah Cetak Atlet-atlet Berprestasi

BERITAKALTIM.CO- Berdiri sejak tahun 2011, Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) Kaltim terbukti berhasil mencetak atlet-atlet berprestasi. Sekolah kebanggaan masyarakat Kalimantan Timur itu kini digadang-gadang bakal dikembangkan lebih besar, sebagai kawah candradimuka Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kalimantan Timur.

“SKOI ini menjadi andalan DBON. Kita sedang siapkan desain besarnya,” kata Kepala Sekretariat DBON Kaltim, Zairin Zain kepada Beritakaltim.

Pada waktunya, SKOI tidak hanya ada satu sekolahan di Kalimantan Timur. Tapi ada dua atau tiga. “Misalnya kita bangun lagi di kawasan PPU atau Balikpapan dan di Bontang atau Kutai Timur,” ujarnya.

Mengutip prospek SKOI yang gemilang di Kalimantan Timur, perlu ditelusuri juga jejak SKOI saat ini yang kampusnya ada di Komplek GOR Utama Jalan HAM Rifaddin, Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Ternyata, sekolah itu masih konsisten dengan eksistensinya yang berusaha keras mencetak atlet berprestasi di Benua Etam.

Ahmadin, Humas SKOI Kaltim, saat ditemui Wartawan Beritakaltim menceritakan sejarah kehadiran SKOI di Provinsi Kaltim. Sekolah itu  diinisiasi oleh Awang Faroek Ishak (AFI) saat menjadi Gubernur Kaltim (2008-2013 dan 2013-2018).

Tahun 2009, Gubernur Awang Faroek Ishak mulai melemparkan wacana mendirikan sekolah olahraga. Tidak sekedar berwacana, tapi langsung mencari dukungan dari pemerintah pusat melalui Kemenpora.

“Bulan Oktober tahun 2009 Pak Awang Faroek membicarakan keinginan itu dengan Kemenpora. Dari restu secara lisan kemenpora akhirnya dieksekusi dengan membentuk tim 5 yang ditugaskan membentuk SKOI,” cerita Ahmadin.

Setelah pembentukan tim yang bekerja nyata itu, akhirnya SKOI mampu didirikan dan bahkan diresmikan pada tanggal 31 Januari 2011. Waktu keberadaan SKOI di bawah naungan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga).

Kemudian pada tahun 2017 ada Pemandagri No.12 Tahun 2017 (Pedoman Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas Dan Unit Pelaksana Teknis) yang mana diatur tentang pembentukan UPTD (Unit Pelaksana Tekhnis Daerah). Saat itu SKOI langsung berubah. Yang awalnya bernaung di Dispora berpindah menjadi dalam naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur.

“Tepatnya pada tahun 2018,” ujar Ahmadin.

Ahmadin lanjut mejelaskan, saat ini ada 30 cabang olahraga dalam bidikan SKOI Kaltim. Semua cabang olahraga itu dibina dan sudah menorehkan prestasi, baik tingkat nasional dan internasional.

Atlet asal SKOI sudah meraih peringkat nasional seperti dalam kejuaraan Pekan Olahraga Nasional (PON). Pada tahun 2016 misalnya, alumni SKOI dan siswa atlet ikut bergabung dalam kontingan dari Kaltim, di mana mereka menyumbangkan 20 persen emas dari perolehan tim Kaltim, yakni lima emas, 9 perak dan 10 perunggu.

Kemudian tahun 2021 untuk Pekan Olah Raga Nasional (PON) Papua, atlet asal SKOI  menorehkan 14 emas, 11 perak dan 14 perunggu. Jika dipersentase,  perolehan sebanyak 14 emas adalah sekitar 56 persen dari perolehan emas Kalimantan Timur.

Kemudian untuk prestasi tingkat internasional, yakni pada SEA Games tahun 2017.

“Kita menerjunkan lima atliet dari cabang olahraga Squash dan Tenis Meja, Pencak Silat dan Layar. Kita memperoleh 2 perunggu dari cabang olahraga squash dan tenis meja,” kata dia.

Pada tahun 2019, SKOI juga menurunkan atlet dari cabang olahraga Layar, Squash dan Anggar.

“Di sini kita memperoleh 2 perunggu. Sedangkan SEA Games di tahun 2021 kita hanya menerjunkan 2 atlet dari cababang olahraga Anggar dan Pencak Silat,” ujarnya.

Terakhir pada SEA Games tahun 2023 di Kamboja, SKOI menerjunkan 6 atlet. Di sini para atlet memperoleh emas pada cabang olahraga Sepak Bola dan Pencak Silat dan 1 perunggu dari hoki.

“Salah satu atlet andalan Kaltim salah satunya adalah Ikbal Candra dari cabang olahraga Pencak Silat. Alhamdulillah selalu menorehkan prestasinya di kancah internasional,” ucapnya bangga.

Ahmadin menambahkan. Untuk kejuaraan nasional dan daerah, SKOI Kaltim selalu rutin mengikuti tiap tahunnya. Ini sebagai ajang pembelajaran dan evaluasi bagi mereka sendiri atas latihan mereka selama ini di SEKOI Kaltim. Sehingga mereka siap terjun di kejuaraan nasional dan internasional.

KENDALA SKOI KALTIM

Humas SKOI Kaltim mengatakan, kendala yang dihadapi SKOI Kaltim saat ini adalah belum memiliki tempat latihan mandiri. Selama ini SKOI Kaltim hanya menggunakan venue eks Pekan Olahraga Nasional (PON), yang mana aset tempat latihan ini masih di bawah Dispora Kaltim.

“Karena masih di bawah Dispora, maka ada regulasi khusus, di mana ketika kami ingin menggunakan. Karena kami di bawah Dinas Pendidikan, tentu ada regulasi yang harus kami jalani,” terangnya.

Kata Ahmadin, sempat ada masalah penggunaan venue dialami oleh SKOI, karena aturannya harus mengurus perizinan dan lain-lain. Dampaknya sempat menunda latihan beberapa bulan.

“Akan tetapi setelah kami lakukan pendekatan dan kami jajaki, alhamdulillah akhirnya bisa kami gunakan kembali,” kata dia.

Dijelaskannya pula, jarak dari sekolah ke tempat latihan itu juga menjadi salah satu kendala. Siswa kita menuju ke tempat latihan itu melewati lintasan kendaraan besar, seperti tronton dan lain-lain. Ini menjadi ke khawatiran kita, dan kami tidak ingin sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Semoga ke depan dapat memiliki tempat latihan di kawasan kita sendiri, karena kawasan SKOI Kaltim ini cukup luas. Sehingga kami bisa memiliki tempat latihan yang bisa digunakan untuk memfasilitasi siswa SKOI Kaltim yang ada di sini,” harapnya.

Menurut Ahmadin. Satu-satunya tempat latihan yang dimiliki oleh SKOI Kaltim adalah lapangan olahraga Voli Pasir. #

Reporter: Fathur | Editor: Wong

Leave A Reply

Your email address will not be published.