BERITAKALTIM.CO- Sekretariat DBON (Desain Besar Olahraga Nasional) Kalimantan Timur menggelar Konsultasi Publik mengenai Laporan Penyusunan Peta Jalan (Road Map) DBON di ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Jalan Gajah Mada, Selasa (10/10/2023).
Dihadiri Sri Wahyuni, Sekda Provinsi Kalimantan Timur, Seno Aji (Wakil Ketua II DPRD Provinsi Kalimantan Timur), Brigjen TNI Yudhi Prasetiyo (Danrem 091/Aji Surya Natakesuma). KONI Kaltim, serta tokoh dan penggiat olahraga daerah ini.
Sri Wahyuni dalam sambutannya sekaligus membuka acara atas nama pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengapresiasi upaya sekretariat DBON dan jajarannya terutama tim ahli yang telah menyusun road map (peta jalan) Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD) Kaltim.
Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD) Kaltim adalah pertamakali di Indonesia. Tentunya diharapkan kehadirannya bisa menyiapkan dan mencetak atlet-atlet Kaltim yang berprestasi di level internasional, seperti Olimpiade.
“Semangatnya semangat nasional, berkarakter Kaltim, prestasinya internasional,” kata Sri Wahyuni bersemangat, disambut tepuk tangan peserta konsultasi publik.
Sekda Provinsi Kalimantan Timur Sri Hayuni lalu mengutip ucapan Jokowi tentang prestasi yang harus diraih oleh atlet Indonesia.
“Ketika kita melakukan pembinaan atlet olahraga targetnya bukan lagi level nasional tetapi level internasional,” ucap Sri Wahyuni.
Menurut Sri Wahyuni, DBON hadir masih sangat baru sehingga memerlukan penjelasan kepada masyarakat. DBON bukan hanya mencetak atlet tetapi juga menyiapkan segala sesuatunya.
“Setiap daerah punya keunggulan tersendiri, ini menjadi tugas kita membuat peta jalan DBON Kaltim untuk menjadi acuan bagi provinsi dan kabupaten kota untuk menyiapkan unggulan, itu berangkat dari Kaltim ,” tandas Sri Wahyuni.
Kemudian Sekda memberikan contoh jika orang menyebut Kaltim, itu berarti identik dengan cabang olahraga tertentu.
“Karena itulah keunggulan karakter dari sisi atlet, rivalitas, pembinaan dan prestasi yang dikawal dalam peta jalan DBON Kaltim nantinya ,” tutur Sri Wahyuni.
Dari sekian banyak cabang olahraga, Kaltim diharapkan mempunyai cabang olahraga unggulannya.
Sekda Provinsi Kaliamantan Timur mengatakan DBON hadir bukan hanya menyiakan pontensi atlet unggulan, sarana prasarana, juga terkait dengan dukungan menyiapkan sport science untuk industri olahraga. Kalau berbicara industri olahraga, Kalimantan Timur punya potensi besar.
Di Kabupaten Berau tepatnya di Tanjung Batu dan Biduk-Biduk sudah dibangun tempat latihan olahraga Layar dan atletnya yang sudah level nasional dan internasional. Karena tempatnya sangat mendukung untuk olahraga Layar.
Kegiatan olahraga out door yang berada di alam terbuka dikenal dengan istilah Sport Tourism yakni olahraga yang dikombinasikan sekaligus memperkenalkan atau promosi wisata disuatu negara atau daerah.
“Kalau berbicara Kabupaten Berau, bicara industri olahraga yang punya tempat pusat latihan layar. Tentunya tidak terlepas tempat dan destinasi wisatanya yang sangat potensial, maka ini bisa untuk mendukung pengembangan sport tourism,” tutur Sekda Kaltim.
Saat ditemui media di sela acara Sri Wahyuni mempertegas lagi pentingnya peta jalan (road map) DBON Kaltim.
“Namanya peta jalan, peta jalan itu menunjukkan arah, kemana kita harus melangkah. Ketika melangkah itu kita sudah punya tujuan, supaya tujuan itu ditempuh dengan efesien makanya diperlukan peta jalan,” kata Sri Wahyuni.
Lebih lanjut Sekda menjelaskan peta jalan juga perlu adanya sinergi dan singkronisasi, kalau kita bicara peta jalan kita tidak bicara kita sendiri tapi kita juga bicara element-elenent yang lain, serta pihak lain yang terlibat.
“Pemerintah melakukan apa swasta melakukan apa, dari mana, kapan waktunya, sampai outputnya apa, itulah penting adanya peta jalan,” tandasnya.
Diluar pulau Jawa atlet Kalimantan Timur termasuk yang dipergitungkan dan memberi sumbangan yang besar untuk atletnya dibeberapa cabang olahraga.
Untuk penguatan selajutnya tidak lagi secara konvensional tapi harus dipetakan. Untuk menghasilkan atlet yang berprestasi dilevel internasioanal.
“Kita punya potensi apa bagaimana membinanya dari sekarang dan latihan yang mempunyai standart, outputnya itu menghasilkan atlet yang bertarap internasional, kita fokusnya kesana,” ucap Sri Wahyuni.
Sementara Agus Hari Kesuma Kepala Dispora Kalimantan Timur juga Kepala Sekretariat DBON Kalimantan Timur menjelaskan tentang keberadaan akademi olahraga yang ada di Kalimantan Timur.
Agus Hari Kesuma menyebut Sekolah Khusus Olahraga Internasional (SKOI) dan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), sedangkan Kalimantan Timur tidak mempunyai Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar Daerah (PPLD).
Selama ini pembiayaan SKOI semula di bawah Dispora Kaltim, kemudian di bawah Dinas Pendidikan Kaltim, sedangkan untuk PPLP biayanya dari pusat (Kemenpora)
“SKOI itu, atletnya dari kami (Dispora Kaltim) gurunya sana, bisa saja dikembalikan ke Dispora tapi namanya sentra olahraga,” kata Agus.
Kepala Dispora Kaltim juga mengungkapkan selama ini tidak memiliki anggaran namun belakangan setelah masa-masa akhir kepemimpinan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, dana itu ada namun dialihkan ke DBON. Maka DBON lah yang mencetak atlet.
“DBON itu nantinya bisa mendesain atlet, bisa mendasain pelatih dan bisa mendesain venue,” terang Agus.
Agus melanjutkan; “kalau kita sudah mempunyai sains teknologi maka kita bisa menentukan, kamu bisa apa cocoknya olahraga apa. Itu ada mesinnya sport science namanya.”
Zairin Zain Kepala Pelaksana DBON memberikan keterangan usai acara Konsultasi Publik Laporan Penyusunan Peta Jalan (Road Map) Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Provinsi Kalimantan Timur.
Kepada media menuturkan, ini adalah proses terakhir untuk DBON melangkah kedepan dan menjadi acuan untuk Provinsi dan Kabupaten Kota lainnya.
“Adanya beberapa masukan tadi akan menjadi salah satu upaya kita untuk menekankan kembali apa yang harus kita lakukan tiga tahun pertama ini, mulai tahun 2023 sampai dengan tahun 2026,” terang Zairin.
Dijelaskan Zairin, ditahun 2023 ini DBON Kaltim akan segera mensosialisikan kepada kabupaten kota tetang keberadaan road map yang sudah ada, dan kabupaten kota akan segera menindalajuti dengan kegiatan suai dengan road map yang sudah disusun sebagai acuan.
“Ketika mereka menyusun rencana kegiatan sudah ada payung nya sudah ada aturan diatasnya,” kata Zairin.
Berbeda dengan pernyataan Kadispora Kaltim menyebut akademi olahraga itu adalah adanya keberadaan SKOI dan PPLP.
Sedangkan Kepala Pelaksana DBON Kalimantan Timur menyebutkan akan mendirikan akademi olahraga di Kaltim yang pusat kegiatannya di Dispora Kaltim, komplek stadion Sempaja Samarinda. Dan akan mengambil alih pembiayaan PPLP yang sudah di stop oleh pusat.
“Kita menindaklanjuti dan menangkap ada wacana Kadispora untuk membentuk itu, kita singkronkan dengan program DBON salah satunya masuk dalam program kita, kita akan buka sampai 9 cabang olahraga, dan untuk PPLP yang distop pusat pembiayaan nya akan diambil alih oleh DBON,” ungkap Zairin.
Zairin juga menjelaskan perbedaan pembinaan SKOI Kaltim dan program pembinaan DBON Kaltim.
Jika SKOI Kaltim mencetak atlet dengan melakukan kegiatan sekolah dan olahraga dalam satu sekolah. Sedangkan DBON hanya mempasilitasi atlet yang sudah berprestasi dan pusat kegiatannya tidak dalam satu sekolah.
“Kalau ada atlet bersekolah pagi maka dia berlatih sorenya, jika dia bersekolah sore maka dia berlatih pagi harinya. Tidak harus menginap disitu, kita akan biayai adalah sarana kelengkapan dia, venusnya dia sehingga tidak lagi ada kesulitan dalam mendapatkan pasilitas. Kalau dia petinju dan sarung tinjunya robek segera kita ganti,” tutup Zairin. #
Reporter: Fathur | Editor: Wong