BERITAKALTIM.CO- Provinsi Kalimantan Timur tidak bisa terus menerus mengandalkan pemenuhan kebutuhan pangan dari luar provinsi. Melihat situasi global dan juga perubahan iklim yang sangat mempengaruhi produksi pangan, maka jalan keluar terbaik adalan memenuhi kebutuhan pangan hasil produksi sendiri.
Demikian dikemukakan Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, dalam perbincangan dengan Wartawan, beberapa waktu lalu. Tapik pembicaraan berawal dari kebutuhan stok makanan saat perayaan hari besar Natal dan Tahun Baru 2024, tapi kemudian merambat ke sektor-sektor produksi pertanian Kalimantan Timur yang masih ketergantuan pasokan dari Jawa dan Sulawesi.
Sejak berpuluh tahun silam, kebutuhan pangan masyarakat Kalimantan Timur separuhnya masih berasal dari luar Kaltim. Seperti beras dan daging, telur bahkan buah-buahan, dipasok dari Pula Jawa dan Sulawesi. Serta sebagian lagi dari Kalimantan Selatan.
Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud menjelaskan, upaya meningkatkan ketahanan pangan di Kaltim menjadi tidak bisa ditawar lagi. Sektor pertanian berkelanjutan, karena itu, menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga produksi pangan.
Ia menjelaskan, krisis pangan bisa saja akibat dari dampak terjadinya El-Nino di beberapa wilayah, termasuk Indonesia. Jadi, pemerintah mengantisipasi ha tersebut perlu melakukan terobosan pangan jangka panjang.
“Sekarang saja sudah beberapa negara menahan hasil pangan mereka untuk diekspor ke Indonesia karena dampak El-Nino tadi,” ungkapnya, Jum’at (10/11/2023).
Menurut Hamas, ketahanan pangan daerah Kaltim merupakan program yang tengah gencar digaungkan pemerintah bersama seluruh kabupaten kota, seperti Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan lainnya.
“Sudah kami canangkan, Pj Gubernur bersama DPRD Kaltim untuk program yang bekerjasama dengan daerah penghasil pangan, yang kemudian di produksi pangannya. Sehingga bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” kata Hasanuddin Mas’ud. #
Reporter: Kiah | Editor: Wong | ADV | DPRD Kaltim