BERITAKALTIM.CO-Samarinda sebagai ibu kota Provinsi Kaltim, memasuki usia yang 356 tahun, sebuah usia yang sangat matang, namun banyak persoalan yang dihadapi Samarinda.
Terutama persoalan banjir yang selalu melanda kota Samarinda dan untuk mengurangi dampak banjir tersebut, Pemprov Kaltim melalui Dinas PUPR Kaltim sejak 4 tahun belakangan ini telah mengucurkan dana sebesar Rp67,1 miliar, untuk penanganan banjir.
Anggaran yang telah dikucurkan Pemprov Kaltim, tahun anggaran 2019 sebesar Rp11,9 miliar, tahun 2020 kembali dialokasikan Rp15 miliar. Tahun 2021 karena pandemi Covid-19 turun menjadi Rp10,2 miliar, kemudian tahun 2022 naik menjadi Rp20,2 miliar dan tahun 2023 Rp9,8 miliar untuk normalisasi SKM.
Hingga saat ini Pemprov Kaltim masih melanjutkan memberikan dorongan untuk program penanganan banjir di Kota Samarinda.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni mengatakan, Pemprov Kaltim secara konsisten memberikan dukungan terhadap penanganan banjir di Kota Tepian.
“Hampir setiap tahun kita mengalokasikan, karena kita tahu Samarinda adalah Ibu Kota Provinsi dan masalah utamanya adalah banjir,” kata Sri Wahyuni, Minggu (21/1/2024).
Menurut Sri Wahyuni, Pemprov Kaltim memberikan perhatian masalah banjir pada pembangunan penurapan sepanjang Sungai Karang Mumus (SKM), serta beberapa kegiatan lainnya.
“Saya pernah tahu itu karena dari Kepala Dinas PUPR Provinsi yang mengekspos, dan memang ada banyak kegiatan kita dalam menangani banjir di Samarinda,” ungkap Sri Wahyuni.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Provinsi Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda menegaskan, bahwa dalam penanganan banjir di Samarinda, pihaknya fokus terhadap normalisasi Sungai Karang Mumus, Sungai Karang Asam Besar, hingga Sungai Karang Asam Kecil.
“Alhamdulillah, penangan banjir di Samarinda sudah banyak berkurang,” ungkap Aji Muhammad Fitra Firnanda.
Ditambahkan Aji Fitra Firnanda kolaborasi antara Pemprov Kaltim, Pemkot Samarinda, dan Balai Wilayah Sungai (BWS) mampu mengendalikan banjir yang selama ini menjadi momok masyarakat.
Diakui Aji Fitra Firnanda, beberapa proyek pengerjaan telah dilakukan dalam penanganan banjir di Samarinda diantaranya normalisasi Sungai Karang Asam Besar yang telah dikerjakan sejak tahun 2020 lalu.
“Untuk sungai Karang Asam besar ini penanganan normalisasi sudah 85 persen, dari panjang sungai sekitar 9 km sudah kilometer yang dinormalisasi,” papar Aji Fitra Firnanda.
Dalam melanjutkan normalisasi sungai tersebut, pihaknya masih terkendala adanya bangunan warga di kawasan Pasar Kedondong.
Selain itu, pihaknya melakukan pembangunan saluran drainase di Jalan DI Panjaitan.
“Pembangunan drainase di jalan tersebut sangat penting, karena jalan itu menjadi akses menuju Bandara APT Pranoto dan akses jalan nasional menuju wilayah Bontang, Kutim dan lain sebagainya,” lanjut Aji Fitra Firnanda.
Progres penanganan normalisasi Sungai Karang Mumus sampai dengan telah mencapai 70 persen atau sekitar 12 km dari panjang sungai 17 km.
Faktanya lagi, penanganan yang dilakukan memiliki dampak sangat positif. Luasan genangan banjir, tinggi areal genangan dan durasi waktu genangan banjir mengalami penurunan signifikan.#
Editor: Hoesin KH