BeritaKaltim.Co

Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Kenalkan “Tekalo” Makanan Khas Suku Baliq di IKN

BERITAKALTIM.CO – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Ririn Sari Dewi, memperkenalkan keunikan kuliner lokal saat mengikuti Familiarization Trip (Famtrip) “Paradise of the East”.

Dalam perjalanan yang dilaksanakan dari 9 hingga 11 Mei 2024, Ririn dan sekitar 25 peserta menjelajahi rute IKN – PPU – Balikpapan, menyinggahi Kecamatan Sepaku tepatnya di rest area IKN untuk menikmati sop Tekalo, Kamis (9/5/2024).

Tekalo adalah menu khas suku Baliq, yang dikenal sebagai suku asli yang komunitasnya berada di kawasan yang sekarang menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN). Saat menyantap Tekalo, Ririn mengakui menemukan cita rasa yang unik.

Lantaran itu, Ririn menyatakan keinginan untuk memperkenalkan makanan lokal ini kepada publik lebih luas.

“Ini peluang menarik ya. Untuk kuliner kan khas dan ini belum terlalu terkenal, jadi menjadi peluang kita untuk menginformasikan dan bisa menjadi pesona kuliner khas di sepaku IKN,” ungkapnya.

Menurutnya, menu khas suku Baliq itu nantinya disampaikan untuk didata oleh Dinas Pariwisata. Berikutnya menjadikan menu lokal ini sebagai kekayaan kuliner di mana mendapat binaan dan diperkenalkan kepada para wisatawan yang berkunjung ke IKN.

“Makanan khas di sepaku salah satu sop tekalo yang rasanya unik dan khas, dan tidak ada di tempat lain,” jelasnya.

Lebih lanjut Ririn mengatakan, dia juga akan menyampaikan ke Penjabat (Pj) Gubernur agar bisa disosialisasikan makanan khas Sop Tekalo agar lebih populer dan disukai masyarakat.

“Saya sebagai pencinta kuliner aja, ini enak loh. Ini perlu disosialisasikan, dilombakan dan dijadikan hidangan di acara-acara daerah,” harapnya.

Sementara itu, Dahlia (33), pemilik usaha sop Tekalo, menceritakan asal-usul nama dan proses pembuatan makanan tersebut.

Tekalo, makanan khas suku Baliq, dibuat dari bahan rempah-rempah khas yang diperoleh dari alam sekitar. Tekalo digunakan untuk memasak daging hutan seperti payau, kancil, kijang, atau rusa agar lebih cepat lunak dan bebas dari bau amis.

“Tekalo itu kalau di suku kami bilang laos besar, kalau bahasa luarnya jawa bilang kecombrang, Zaman dulukan susah sekali mendapatkan rempah-rempah dan alternatifnya dengan menggunakan tekalo ini,” jelasnya.

Dahlia berharap agar Tekalo dapat lebih dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat, terutama sebagai potensi wisata kuliner di Sepaku, IKN.

“Ini memang kami usahakan untuk dikembangkan karena takelo merupakan khas makanan kami disini, dan hampir punah ya. Bahkan anak-anak diusia kami dari suku Baliq sendiri tidak pernah merasakannya. Jadi kami mencoba memperkenalkan lagi kepada masyarakat, dan makanan khas di IKN,” tuturnya.

Dalam upaya memperkenalkan Tekalo, Dahlia telah menjalankan usahanya selama hampir dua tahun. Meskipun masih ada tantangan dalam mensosialisasikan makanan khas tersebut, Dahlia optimis dengan dukungan dari Dinas Pariwisata Kaltim dan Panajam, Tekalo dapat menjadi daya tarik wisata kuliner yang menarik.

“Selain Tekalo, Sepaku juga memiliki makanan khas lain seperti sambal terong asam dan sambal daun bawang rambut. Meskipun belum begitu dikenal di kalangan pengunjung luar, makanan khas tersebut sering diminta oleh masyarakat adat untuk acara-acara khusus.” pungkasnya.

Saat ini, Dahlia fokus pada pemasaran Tekalo di daerah lokal, namun dia berharap agar usahanya dapat terlibat dalam acara-acara dan event pariwisata di masa mendatang.

Melalui inisiatif seperti Famtrip “Paradise of the East”, kekayaan kuliner lokal seperti Tekalo dapat lebih diapresiasi dan menjadi bagian dari pengalaman wisata yang unik di Provinsi Kaltim. #

Reporter: Yani | Editor: wong

Leave A Reply

Your email address will not be published.