BeritaKaltim.Co

Memasuki Hari Ketujuh, Tim SAR Hentikan Pencarian Korban Tenggelam di Sungai Mahakam

BERITAKALTIM.CO – Memasuki hari ketujuh pencarian, tim SAR gabungan masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan F, korban yang tenggelam di perairan Sungai Mahakam, tepatnya di Teluk Lerong Garden, Jalan RE Martadinata, Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan Samarinda Ulu. Kejadian ini terjadi pada Sabtu, 22 Juni 2024 sore.

Menurut Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi, operasi pencarian terus dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur dari instansi pemerintah, organisasi perguruan tinggi, hingga relawan.

“Hingga hari ketujuh ini, kami terus berupaya melakukan penyisiran di beberapa titik yang memiliki indikasi adanya korban, terutama di lokasi-lokasi dengan banyak sampah yang menumpuk,” ungkapnya saat ditemui di teluk lerong garden. Jumat, (28/6/2024).

Tim SAR juga melakukan pemantauan udara secara berkala menggunakan drone setiap tiga jam sekali. Metode pencarian yang diterapkan meliputi penyisiran permukaan air, penyelaman, pemantauan udara, penggunaan eco sounding untuk memetakan dasar sungai, serta membuat gelombang arus bawah sungai menggunakan kapal negara.

Riqi menambahkan bahwa koordinasi intensif dengan keluarga korban juga terus dilakukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan keluarga korban untuk memastikan setiap langkah pencarian, baik siang maupun malam hari,” jelasnya.

Namun, pencarian ini tidak lepas dari kendala, terutama terkait cuaca yang menghambat pergerakan tim SAR pada waktu-waktu tertentu.

“Kendala utama yang kami hadapi adalah cuaca yang tidak menentu, yang kadang memaksa kami untuk menghentikan sementara operasi demi keselamatan tim,” kata Riqi.

Sesuai SOP undang-undang nomor 29 tahun 2014, operasi SAR akan dihentikan setelah tujuh hari jika korban tidak ditemukan. Meski begitu, pemantauan tetap akan dilakukan melalui koordinasi dengan instansi terkait, khususnya Distrik Navigasi KPLP, untuk menginformasikan kapal-kapal yang melintas di Sungai Mahakam agar tetap waspada dan melaporkan jika menemukan tanda-tanda korban.

Selama tujuh hari ini, sebanyak 68 tim dari berbagai instansi, organisasi perguruan tinggi, dan relawan terlibat dalam pencarian.

Keluarga korban pun telah diinformasikan mengenai kemungkinan penutupan operasi SAR sesuai aturan yang berlaku.

“Pihak keluarga sudah mengetahui dan memahami aturan ini, namun mereka tetap berupaya mencari korban secara mandiri dan kami akan terus memantau perkembangan,” tambah Riqi.

Sebagai himbauan, warga Samarinda, khususnya yang tinggal di sekitar Sungai Mahakam, diimbau untuk selalu mengawasi anak-anak saat berada di dekat sungai dan menggunakan alat pelindung diri seperti jaket pelampung saat beraktivitas di perairan.

“Kejadian ini sudah sering terjadi, dan kami harap masyarakat bisa lebih waspada dan mematuhi himbauan yang diberikan,” pungkasnya. #

Reporter: Yani | Editor: Wong

Comments are closed.