BeritaKaltim.Co

Kurangi Emisi Karbon, Penghijauan Pupuk Kaltim Capai 306,24 Hektar

PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menanam 634.583 pohon dengan total luas area tanam mencapai 306,24 hektar, melalui program penghijauan Community Forest yang dijalankan sejak 2022, untuk membantu pemerintah mengurangi emisi karbon.

“Kami melihat pohon dan ragam tanaman lain yang ditanam dalam lingkup program ini, memegang peran penting sebagai penyerap karbondioksida yang dapat mendukung upaya dekarbonisasi,” ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo di Bontang, Kalimantan Timur, Senin (15/7/2024)

Dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, ia menyampaikan bahwa dengan progres tersebut, kini pihaknya telah merealisasikan 6,34 persen dari target perseroan untuk menanam 10 juta pohon pada 2030.

Program tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap penyerapan emisi karbon sebesar 600 ribu ton CO2 per tahun.

“Kehadiran Community Forest ini kami yakini dapat membantu upaya Pupuk Kaltim dalam pelestarian lingkungan hidup,” ucap Budi Wahyu Soesilo.

Hingga kini, lanjut Budi Wahyu bahwa program tersebut telah diimplementasikan di lima provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.

Bibit pohon yang ditanam antara lain mangrove, mangga, nangka, durian, alpukat, sirsak, matoa, bisbul, menteng dan gandaria.

Selain menjaga kelestarian lingkungan, ia menuturkan bahwa pihaknya juga berupaya untuk berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Budi Wahyu mengatakan bahwa pihaknya juga mengedukasi para petani dan masyarakat di sekitar wilayah tanam untuk bisa mengolah, memelihara, dan mendistribusikan hasil tanam dengan difasilitasi oleh program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR) dan Agrosolution.

Melalui kedua program tersebut, pihaknya berupaya menciptakan ekosistem yang dapat mendukung para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani melalui pendampingan yang berkeberlanjutan.

“Semoga program Community Forest ini dapat membawa nilai tambah ekonomi bagi lahan yang kurang produktif dan dapat mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah tanam,” jelas Budi Wahyu.

Tidak hanya di sektor lingkungan, Budi Wahyu menyampaikan bahwa pihaknya juga berupaya mengurangi emisi karbon pada kegiatan operasional pabrik Pupuk Kaltim.

Berbagai upaya tersebut meliputi konversi kendaraan operasional yang semula konvensional menjadi kendaraan listrik, proyek revamping Pabrik 2, rencana pembangunan pabrik soda ash, serta pengembangan sumber-sumber energi terbarukan, seperti clean ammonia.

“Kami berkomitmen untuk menjadi inspirasi banyak pihak supaya lebih berkontribusi ke lingkungan dan masyarakat,” ungkap Budi Wahyu Soesilo.#

ANTARA|Hoesin KH

Comments are closed.