BeritaKaltim.Co

DP3AKB Berikan Penghargaan Pemerhati Anak Kota Balikpapan

BERITAKALTIM.CO – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan memberikan penghargaan kepada pemerhati anak yang mendukung mewujudkan Balikpapan sebagai kota layak anak kategori utama.

DP3AKB Kota Balikpapan memberikan penghargaan kepada Forum Puspa, Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigap), dan Politeknik Balikpapan.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan yang juga sekaligus Plt Sekretaris DP3AKB Kota Balikpapan, Umar Adi disela-sela kegiatan workshop pemerhati anak kota Balikpapan di Hotel Grand Tiga Mustika, pada Rabu (17/7/2024).

Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi menjelaskan, para pemerhati anak yang hadir dalam kegiatan hari ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari media, akademisi, jaksa anak, Lapas dan unsur penegak hukum, serta unsur yang mewakili masyarakat.

“Kami pada hari ini, selain masukkan dari narasumber, setelah pelatihan hari ini kita akan rumuskan dari sisi bidang tugasnya masing-masing, ” ucapnya.

Umar Adi sampaikan, penghargaan ini sebagai apresiasi kepada pemerhati anak dalam mendukung Kota Balikpapan sebagai Kota Layak Anak,

“Pada hari ini kita memberikan kepada penghargaan kepada Forum Puspa, Sigap dan Politeknik Balikpapan, yang telah mewujudkan Balikpapan sebagai kota layak anak kategori utama ,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini, pemerhati anak Sigap Lilik Handayani mengapresiakan penghargaan yang telah diterima Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (Sigap).

” Insya allah kota Balikpapan menjadi satu satunya kota di Indonesia yang menjembatani teman-teman disabilitas untuk mendapatkan aksesibilitas penyediaan failitas publik yang sama dengan yang tidak berkebutuhan khusus, ” jelasnya.

“Jadi istilahnya di kota kita tercinta ini tidak ada satu orangpun tertinggal mendapatkan akses pendidikan terutama untuk disabilitas,” ucapnya.

Lilik menyampaikan, pada kenyataana anak-anak disabilitas tidak bisa mengakses pendidikan secara formal diusia kerja. Di beberapa kasus didapati hal-hal kekerasan terhadap disabilitas sehingga menjadi perjuangan SIGAP untuk menindaklanjuti.

“Jadi terimakasih sekali, perjuangan SIGAP diapresisi. Kami juga akan terus berkolaborasi dengan DP3AKB dan dinas lainnya untuk bisa menciptakan suasana yang inklusif bagi disabilitas, ” tutupnya. #

Reporter: Thina | Editor: Wong

Comments are closed.