BERITAKALTIM.CO – Suasana politik di Kalimantan Timur menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024 semakin dinamis. Sejumlah warga yang menamakan diri sebagai Relawan Kotak Kosong (Kokos) menggelar deklarasi di Taman Makam Pahlawan, Jalan Pahlawan, Samarinda, Sabtu (3/8/2024).
Mereka mengenakan kostum serba hitam bertuliskan “Kotak Kosong”, sebagai simbol protes terhadap kemungkinan terjadinya calon tunggal dalam Pilgub mendatang.
Deklarasi ini dipimpin oleh Edi Susanto, yang bertindak sebagai Humas Relawan Kotak Kosong. Dalam orasinya, Edi menekankan pentingnya keberhasilan penyelenggaraan Pilkada sebagai bagian dari proses pembangunan masa depan bangsa.
Menurutnya, Pilgub yang dihadapkan pada situasi calon tunggal, di mana kandidat hanya akan melawan kotak kosong, merupakan tanda kemunduran demokrasi di Kalimantan Timur.
“Ini adalah cerminan kegagalan partai politik dalam melakukan kaderisasi. Seharusnya, partai politik menghadirkan banyak pilihan kandidat yang layak untuk dipilih oleh rakyat. Namun, yang terjadi hari ini justru sebaliknya. Potensi terjadinya kotak kosong dalam Pilgub Kaltim adalah sesuatu yang sangat kami sayangkan,” tegas Edi.
Situasi ini, menurut Edi, menunjukkan bahwa partai politik di Kalimantan Timur gagal dalam melahirkan kader-kader terbaiknya untuk maju sebagai calon gubernur.
“Ini sangat miris, karena demokrasi yang seharusnya memberikan pilihan kepada rakyat, kini malah menyuguhkan kotak kosong sebagai alternatif. Jika ini terjadi, maka ini adalah kemunduran demokrasi yang nyata di Kaltim,” tambahnya.
Edi juga menegaskan bahwa Relawan Kotak Kosong siap mengawal suara rakyat yang memilih kotak kosong. Mereka bertekad untuk memastikan bahwa suara kotak kosong tidak dicurangi.
“Kami akan memastikan bahwa kotak kosong, jika benar-benar menjadi pilihan, tidak akan diabaikan. Ini adalah perjuangan kami untuk menjaga integritas suara rakyat,” ujarnya.
Deklarasi Relawan Kotak Kosong ini bukan hanya sekadar aksi simbolis. Edi menjelaskan bahwa gerakan ini akan terus berkembang dan mengakar hingga ke seluruh wilayah Kalimantan Timur. Mereka berencana untuk memperluas jaringan relawan hingga ke tingkat kabupaten dan kota, bahkan sampai ke desa-desa.
“Kami bukan hanya berbicara di Samarinda, tetapi juga akan mengajak seluruh masyarakat di Kaltim untuk bergabung dalam gerakan ini. Kami akan terus menghimpun kekuatan hingga menjadi gerakan yang besar dan tidak bisa diabaikan,” jelasnya.
Edi juga mengungkapkan bahwa deklarasi ini bukanlah sesuatu yang terlalu dini, meskipun pendaftaran calon gubernur masih jauh. Menurutnya, persiapan yang matang sejak dini justru akan menjadi kekuatan utama dalam menghadapi kontestasi politik yang semakin ketat.
“Kami sudah melihat ada gerakan kampanye dari calon yang ada, bahkan sejak beberapa bulan lalu. Maka, kami juga harus mempersiapkan diri sejak sekarang, jika kotak kosong benar-benar menjadi kenyataan,” tuturnya.
Gerakan Relawan Kotak Kosong ini juga menjadi tantangan serius bagi partai politik di Kalimantan Timur. Edi menekankan bahwa partai politik harus segera introspeksi diri dan bekerja lebih keras untuk melahirkan calon-calon kepala daerah yang kompeten.
“Kami menghimbau partai politik untuk segera menghadirkan calon-calon yang bisa dipilih oleh rakyat. Jangan sampai Pilgub ini menjadi ajang di mana rakyat hanya disuguhkan pilihan kotak kosong,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Edi juga mengungkapkan bahwa relawan ini adalah murni gerakan masyarakat, bukan bagian dari kepentingan politik salah satu calon.
“Kami tidak mendukung salah satu calon. Jika ada dua pasang kandidat yang bertarung, kami akan mempertimbangkan dukungan kami. Namun, jika hanya ada satu calon, maka kami akan tetap berada di barisan relawan kotak kosong,” jelasnya.
Ke depan, Relawan Kotak Kosong akan terus melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat di Kalimantan Timur. Mereka juga berencana untuk melakukan berbagai kegiatan sosialisasi guna memperluas dukungan dan partisipasi masyarakat.
“Kami akan terus membangun gerakan ini secara bertahap, mulai dari deklarasi ini hingga pembentukan struktur relawan di seluruh wilayah Kaltim,” pungkasnya. #
Reporter: Yani | Editor: Wong
Comments are closed.