BERITAKALTIMN.CO– Musim kemarau panjang yang terjadi di seluruh Indonesia memberi pengaruh terhadap hasil produksi sektor pertanian. Masalah itu akhirnya membuat penurunan pada ketahanan pangan.
Hal itu diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Berau, Nurung. Dia memberi prediksi, penurunan produksi bahkan mencapai 50 persen, yang tentu saja memberi pengaruh besar pada sektor pendapatan para pelaku pertanian dalam arti luas.
“Selama ini kan dalam kurun beberapa tahun ini produksi pangan kita menurun. Sekarang hanya mencapai 50 persen saja tidak mampu,” ucapnya, Jumat (9/8/2024).
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau pun harus jeli memperhatikan seksama dalam meningkatkan APBD.
“Kenapa kita tidak bisa memanfaatkan pangan kita, sementara lumbung perpanganan kita luar biasa di beberapa kecamatan ini,” ungkapnya.
Kendati demikian yang menjadi pertanyaan baginya mengapa Pemkab Berau tidak ada pergerakan membangun luas persawahan.
“Ada beberapa kecamatan kita punya lahan persawahan mangkrak. Yaitu embung-embung termasuk Merancang Ulu, Sukan dengan Bangun,” ujarnya.
“Nah ini. Kenapa semua seolah terdiam? Itu APBN loh, ini semua sumber alam untuk meningkatkan hasil pertanian untuk pangan kita,” tambahnya.
Sehingga dirinya menilai ketahanan pangan menurun perlu menjadi pertanyaan bersama oleh OPD (Organisasi perangkat daerah) terkait serta Pemkab Berau sehingga harus segera diatasi.
“Pemerintah harus berpikir ke depan, jangan kita hanya mengharapkan kebutuhan pangan kita dari luar daerah semacam Sulawesi dengan Surabaya,” imbuhnya.
Terutama sambungnya inflasi di Kabupaten Berau termasuk tertinggi, dan mengakibatkan kebutuhan pangan juga menurun.
“Yaitu tadi inflasi kita meningkat. Itu koreksinya, tentu kita harus mencari penyebabnya dimana, sementara APBD kita meningkat. Disaat APBD kita rendah tidak seperti sekarang justru kebutuhan pangan kita bagus, itu pertanyaan khusus itu,” pungkasnya. #
Reporter: Ama | Editor: Rh | ADV DPRD Berau
Comments are closed.