BeritaKaltim.Co

Ingin Turunkan Stunting, Pemkot Bontang Studi Banding ke Kukar

BERITAKALTIM.CO-Pemerintah Kota Bontang dipimpin Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Dasuki, bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Bontang, bertandang ke Kutai Kartanegara (Kukar) untuk melakukan studi banding, mendapatkan informasi serta data akurat tentang kiat–kiat menurunkan stunting.

Rombongan yang berjumlah 30 orang tersebut disambut Sekda Kabupaten Kukar H Sunggono, Asisten III Dafip Haryanto, Kepala RSUD AM Parikesit Martina Yulianti, TPPS Kabupaten Kukar Kepala dan OPD terkait di lingkungan Pemkab Kukar, Di Aula Bappeda Pemkab Kukar, Selasa (13/8/2024).

Asisten I Dasuki menjelaskan kedatangan mereka guna belajar langsung Ke Pemkab Kukar seperti apa cara penanganan stunting yang telah berhasil menurunkan stunting.

Di mana sekarang berdasarkan SSGI dan SKI prevalensi stunting di Bontang justru meningkat menjadi 27,4 persen.

Dalam prosesnya Kota Bontang telah melakukan berbagai cara untuk menurunkan stunting namun masih belum mencapai target.

“Semoga setelah dari sini kita bisa satu sinyal dalam menurunkan angka stunting dan ilmu yang kami dapat bisa dibawa dan dimanfaatkan di Kota Bontang nantinya. Kami membawa tim lengkap untuk mempelajari ini dan kami sangat berharap banyak dengan kedatangan ini bisa membawa banyak bekal ilmu,” jelas Dasuki.

Sementara Sekda Kukar H Sunggono menyambut baik kedatangan Asisten I Pemerintah Kota Bontang Dasuki Bersama rombongan.

Dikatakan Sunggono, Pemerintah Kabupaten Kukar melakukan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting. Berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Kukar, dalam misi pengentasan stunting.

Salah satunya adalah dengan melahirkan Inovasi Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting (Raga Pantas), yang telah berjalan sejak tahun 2019. Inovasi ini terfokus pada 5 pantas, yakni Pantas Sehat, Pantas Pendidikan, Pantas Pangan, Pantas Tempat Tinggal dan Pantas Sejahtera.

“Mungkin di daerah lain tidak terpikir bahwa penanganan stunting berbasis keluarga, hal tersebut kami sadari di tahun 2019 artinya pendekatan konvergensi stunting itu harus dilakukan berbasis keluarga, dengan begitu kasus stunting tidak bermunculan yang baru. Sebenarnya stunting itu tidak bisa dihilangkan ketika balita tersebut telah ditetapkan stunting, bisa dikatakan tidak stunting lagi Ketika usianya sudah di atas 5 tahun,” ungkap Sunggono.

Jadi yang bisa diupayakan saat sekarang adalah bagaimana agar tidak ada lagi stunting–stunting dengan cara konsen di 1.000 hari pertama kehidupan dan penyuluhan kepada calon pengantin.

“Pemkab Kukar serius melakukan pengentasan stunting melalui inovasi Raga Pantas berfokus pada 5 Raga Pantas,” jelas Sunggono.

Namun dalam perjalanannya, inovasi tersebut dirasa masih belum optimal, serta tidak terkawal secara konsisten. Sehingga kemudian melahirkan inovasi lain, agar Raga Pantas dapat terlaksana secara optimal. Dengan menghadirkan paket asuh 5 pantas, yang disebut sebagai Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Dengan kehadiran inovasi BAAS, diharapkan bisa mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan. Sehingga anak-anak yang mengalami masalah gizi. Baik stunting, wasting maupun under weight dapat diperhatikan dengan baik.

“Selain itu Bupati juga menyerukan bagi anak–anaknya yang mengalami stunting dan kurang gizi diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), hal ini guna mencapai targetnya, yakni zero stunting pada 2025 mendatang. Pemeriksaan rutin ke Posyandu bukan menjadi salah satu cara dalam menangani stunting, asupan gizi harus menjadi perhatian. Sehingga banyak pihak yang harus terlibat dalam penanganan ini, mulai dari pemerintah hingga orang tua,” ungkap Sunggono.

Acara dirangkai dengan diskusi Bersama dan penyerahan cinderamata Pemkab Kukar kepada Pemerintah Kota Bontang.#

Editor: Hoesin KH|Adv|Diskominfo Kukar

Comments are closed.