BERITAKALTIM.CO – Pengurangan kuota penerima Beasiswa Kaltim Tuntas menjadi sorotan setelah Ketua Badan Pelaksana Beasiswa Kaltim Tuntas (BP-BKT), Iman Hidayat, mengungkapkan bahwa pemangkasan anggaran menjadi alasan utama.
Menurutnya, penurunan drastis ini tidak terhindarkan akibat penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kalimantan Timur tahun ini.
“Di era Gubernur Isran Noor, usulan anggaran murni sebesar Rp 250 miliar, ditambah Rp 250 miliar lagi di anggaran perubahan. Jadi total Rp 500 miliar untuk beasiswa,” ujar Iman saat ditemui di ruangannya, Rabu (18/9/2024).
Namun, tahun ini alokasi untuk beasiswa dari APBD murni hanya mencapai Rp 200 miliar, jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Di APBD perubahan, hanya ditambahkan Rp 20 miliar, sehingga total anggaran untuk beasiswa menjadi Rp 220 miliar, atau hanya 46 persen dari tahun lalu.
Pemangkasan anggaran ini berimbas langsung pada jumlah penerima beasiswa. Dari sekitar 295 ribu yang sebelumnya terdaftar hanya 47 ribu yang diterima, kini prioritas diberikan kepada masyarakat miskin. Dari 47 ribu tersebut, 20 ribu penerima beasiswa adalah kategori miskin.
“Kategori miskin tahun ini targetnya diperbesar dari 47 ribu tadi yang 20 ribu adalah beasiswa miskin, karena miskin ada di dalam target RPJMD, di mana kategori miskin ini ada miskin siswa, mahasiswa stimulan dan mahasiswa tuntas,” katanya.
Iman menegaskan, BP-BKT hanya bertugas melakukan seleksi berdasarkan skoring ketat, sementara kebijakan anggaran sepenuhnya berada di tangan pemerintah provinsi. Namun, ia tak menutup mata atas kekecewaan banyak pihak, termasuk keluhan mahasiswa berprestasi yang merasa tak lolos seleksi meski memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna.
“Banyak yang protes, IPK-nya 4, tapi tidak lolos. Ini bukan soal nilai saja, tapi juga karena akreditasi program studi mereka. Kalau akreditasi prodi B, skornya jadi lebih rendah, seperti IPK 4 dari prodi B yang skornya 331,818, padahal batas minimalnya 335. Sementara, IPK 3,9 dari prodi A bisa masuk, karena akreditasi prodi berpengaruh terhadap skor total,” jelasnya.
Iman juga mendorong mahasiswa untuk memilih perguruan tinggi berkualitas, agar akreditasi kampus di Kaltim bisa terus meningkat.
“Kita kan malu, masa calon ibu kota negara (IKN) akreditasinya begitu? Kami mendorong supaya mutu perguruan tinggi di Kaltim naik,” imbuhnya.
Terkait tudingan adanya penerima beasiswa “titipan” atau perlakuan istimewa bagi orang-orang tertentu, Iman menepisnya tegas.
“Kalau ada yang bisa membuktikan ada penerima yang lolos dengan skor di bawah batas, saya beri hadiah. Memang banyak yang titip, tapi kita tidak peduli itu. Kalau skornya memenuhi, ya lolos. Kalau tidak, ya tidak lolos,” tegasnya.
Dengan kondisi ini, pemerintah provinsi diharapkan bisa menambah alokasi anggaran di masa mendatang agar lebih banyak mahasiswa di Kalimantan Timur yang bisa mengakses pendidikan tinggi berkualitas. #
Reporter: yani | Editor: Wong
Comments are closed.