BERITAKALTIM.CO – Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, menekankan pentingnya peningkatan tata kelola zakat melalui digitalisasi dan transparansi, Hal ini ia ungkapkan dalam acara peresmian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) tahun 2024 yang diikuti 1.200 peserta di Istana Negara Ibu Kota Nusantara, Rabu (25/9/2024).
Dalam sambutannya pada acara yang dihadiri para tokoh agama, pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan pejabat pemerintah, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa potensi zakat di Indonesia sangat besar, mencapai Rp300 triliun. Angka tersebut dihasilkan dari perhitungan terbaru yang mencerminkan kekuatan ekonomi umat dan semangat berbagi yang tinggi di masyarakat Indonesia.
“Indonesia, Alhamdulillah, tercatat sebagai negara paling dermawan di dunia, peringkat pertama menurut survei internasional. Ini adalah sesuatu yang luar biasa,” ujar Presiden Jokowi.
Ia menambahkan bahwa penghargaan tersebut tidak hanya mencerminkan kemurahan hati masyarakat, tetapi juga tanggung jawab besar dalam mengelola potensi zakat yang ada.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi zakat, Presiden menekankan pentingnya kepercayaan publik dan transparansi dalam pengelolaannya. Menurutnya, tata kelola yang baik dan kecepatan dalam memanfaatkan teknologi digital akan mempermudah proses distribusi zakat kepada mereka yang berhak (mustahiq).
“Dengan kecepatan digitalisasi, kita bisa menjangkau mustahiq dengan lebih cepat dan tepat sasaran,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga menyoroti pentingnya memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat distribusi zakat. Menurutnya, digitalisasi akan membuat sistem pengumpulan dan penyaluran zakat lebih mudah dan transparan, serta memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan tanpa birokrasi yang berbelit.
“Saya ingin semangat ini dibawa pulang setelah dari Ibu Kota Nusantara (IKN), bahwa kita bisa membangun kepercayaan masyarakat dengan tata kelola yang baik dan teknologi yang memudahkan,” tegasnya.
Selain itu, Jokowi mendorong agar program-program zakat yang dikelola oleh Baznas lebih fokus pada pengembangan usaha mikro dan kecil. Ia yakin bahwa program zakat yang terarah pada sektor ini akan memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat luas, terutama bagi mereka yang bergerak di sektor usaha kecil.
“Dengan memudahkan program zakat melalui program mikro dan kecil, maka manfaat zakat akan lebih dirasakan langsung oleh masyarakat,” pungkasnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum, khususnya kelompok mustahiq yang membutuhkan dukungan.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga zakat, dan masyarakat, potensi zakat sebesar Rp300 triliun tersebut diharapkan dapat semakin optimal dimanfaatkan, untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia. #
Reporter: Yani | Editor: Wong
Comments are closed.