BeritaKaltim.Co

Kolaborasi Aqua-Popsea Hadirkan Daur Ulang Sampah Plastik di Kalimantan Timur

BERITAKALTIM.CO – Pusat daur ulang sampah plastik hadir di Desa Bantuas, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda. Hasil kolaborasi PT Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (Popsea) dengan Danone Indonesia atau yang dikenal dengan produsen air mineral merek Aqua, fasilitas daur ulang dioperasikan untuk melayani sampah-sampah plastik, terutama botol plastik PET (Polyethylene Terephthalate).

Fasilitas daur ulang ini adalah yang pertama di Kalimantan dan menjadi satu-satunya di luar Pulau Jawa. Fasilitas ini hadir untuk menjawab tantangan besar terkait sampah plastik di wilayah ini.

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, menegaskan komitmen perusahaannya dalam pengelolaan sampah plastik. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa Danone Aqua telah memulai inisiatif pengelolaan sampah plastik sejak tahun 1993, jauh sebelum isu ini menjadi perhatian global.

“Kami memulai inisiatif untuk mengelola sampah kemasan botol saat sampah plastik belum memiliki nilai ekonomi. Pada saat itu, kami memberikan insentif kepada masyarakat untuk mengumpulkan botol plastik bekas dan mengirimkannya untuk didaur ulang,” ungkapnya, Kamis (26/9/2024).

Menurut Karyanto, sejak inisiatif tersebut dimulai, ekosistem pengumpulan dan daur ulang sampah plastik di Indonesia terus berkembang.

“Saat ini, tingkat pengumpulan sampah botol plastik di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Ini adalah hasil dari kerja keras para pemulung, pengelola sampah, serta dukungan dari sektor swasta dan masyarakat yang mulai menyadari pentingnya daur ulang,” tambahnya.

Danone Aqua juga telah mengimplementasikan konsep ekonomi sirkular, di mana bahan plastik dari botol bekas diolah kembali menjadi botol baru. Ini adalah langkah penting menuju target jangka panjang mereka, yaitu membuat 100% botol Aqua dari bahan daur ulang.

“Sejak tahun 2013, kami telah menggunakan bahan daur ulang dalam kemasan produk kami. Setiap botol Aqua yang Anda beli, sebagian besar terbuat dari bahan plastik daur ulang,” jelas Karyanto.

Namun, Karyanto juga menekankan bahwa keberhasilan inisiatif ini tidak hanya bergantung pada Danone Aqua sebagai produsen, tetapi juga pada kolaborasi yang luas dengan berbagai pihak.

“Untuk menciptakan sistem daur ulang yang efektif, kami membutuhkan dukungan dari seluruh ekosistem, termasuk masyarakat, pemulung, pengelola sampah, dan pemerintah,” katanya.

Inisiatif daur ulang ini merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan solusi yang efektif untuk masalah lingkungan. Karyanto Wibowo menekankan pentingnya kerjasama antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan perubahan yang signifikan.

“Masalah sampah plastik tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja. Diperlukan upaya kolektif dari seluruh elemen masyarakat. Inilah mengapa kami bekerja sama dengan Popsea dan berbagai mitra lainnya untuk menciptakan ekosistem daur ulang yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Dengan berdirinya fasilitas daur ulang di Samarinda, diharapkan masyarakat Kalimantan Timur dapat lebih aktif dalam mengelola sampah plastik mereka. Karyanto Wibowo juga berharap bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya daur ulang dalam menjaga lingkungan.

“Semoga apa yang kita lakukan hari ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah plastik di Indonesia. Kami berharap fasilitas ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Samarinda dan Kalimantan Timur,” tuturnya.

Daniel Lawrence Angelo, Presiden Direktur PT. Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (Popsea), menyampaikan bahwa pendirian fasilitas ini adalah bagian dari upaya mereka untuk mendukung target nasional Indonesia, yaitu mengurangi sampah plastik hingga 30% pada tahun 2025.

“Masalah sampah plastik adalah tantangan global, namun kita harus mulai dari tingkat lokal. Di Kalimantan Timur, dengan ditetapkannya sebagai Ibu Kota Negara yang baru, jumlah sampah plastik diperkirakan akan terus meningkat. Oleh karena itu, kami merasa sangat penting untuk berkontribusi dengan cara yang nyata,” ujar Daniel dalam pidatonya.

Fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi daur ulang terbaru yang memungkinkan proses daur ulang menjadi lebih efisien dan berkualitas tinggi. Sejak mulai beroperasi pada Juni 2022, fasilitas ini telah mengumpulkan lebih dari 16.000 ton sampah plastik dari berbagai wilayah di Indonesia, dan jumlah ini terus bertambah.

Daniel juga mengungkapkan bahwa salah satu tujuan utama mereka adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat melalui penciptaan lapangan kerja baru di sektor pengelolaan sampah.

“Kami tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah plastik, tetapi juga ingin meningkatkan kesejahteraan komunitas lokal. Dengan membuka peluang kerja baru di sektor ini, kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, sekaligus membantu menjaga lingkungan mereka tetap bersih,” jelasnya.

Lebih lanjut Daniel Lawrence menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai target pengelolaan sampah yang lebih baik.

“Kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi, bukan hanya di Kalimantan Timur, tetapi juga di seluruh Indonesia. Kami yakin bahwa melalui kolaborasi ini, kita bisa mencapai target bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat,” ujarnya.

Dengan kolaborasi yang kuat antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, harapan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan semakin nyata. Sampah plastik yang dulunya dianggap sebagai masalah besar, kini bisa menjadi peluang untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan lebih baik bagi generasi mendatang. #

Reporter: Yani | Editor: Wong

Comments are closed.