BeritaKaltim.Co

Pertahanan Jepang Terakhir di Km 13, Tugu Perdamaian Jepang- Sekutu-Indonesia

BERITAKALTIM.CO-TENTARA JEPANG dikenal dengan pasukan negeri matahati terbit. Sebelum masuk ke Pulau Jawa (Indonesia), terlebih dahulu masuk melalui Pulau Tarakan dan Balikpapan.

Sehingga dua kota ini di jadikan pintu utama sebagai pembuka, agar bisa masuk ke Pulau Jawa dan daerah lainnya di Nusantara. Nah…? Ketika itu Jepang sedang menghadapi perang Asia Pasifik, sehingga sangat banyak membutuhkan cadangan minyak,

Sumber Daya Alam tersebut, termasuk kebutuhan minyak yang sangat diutamakan, artinya kebutuhan (Primer) untuk memenuhi kebutuhan perang Asia Pasifik. Hal itu berada di Tarakan dan Balikpapan. Daratan ini merupakan kekuasaan Hindia Belanda, telah berhasil menemukan beberapa sumur minyak di Kaltim. Hasil minyak mentah disuling di Kilang
Balikpapan, karena itulah Jepang melakukan Invasi (Operasi militer) ke Balikpapan.

Jepang sebelum mencapai Indonesia, terlebih dahulu melakukan serangan ke “Pearl Harbour” Hawai. Sebuah Markas Pangkalan Militer terbesar, Angkatan Laut milik Amerika Serikat, pada 7 Desember 1941. Setelah peristiwa itu, kedua negara ini mengawali perang kekuatan.

Sedangkan awal pecahnya PD II, berlangsung sejak tahun 1939-1945. PD II terjadi di tiga benua, masing-masing benua Eropa, Afria Utara dan Asia Pasifik.

Awal pecahnya perang Asia Pasifik, akibat dari serangan, yang dilakukan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, di kepulauan Hawai. Jauh sebelumnya pecah PD II. Jepang telah melakukan invasi ke negara-negara di Asia, mengawali perang dengan sangat intens selama bertahun-tahun lamanya. Meski PD II itu sendiri baru meletus pada tahun 1941, setelah adanya pengeboman Pearl Harbour, oleh Jepang.

Seperti Perang Tiongkok yang dilakukan Jepang, merupakan salah satu jembatan masuk dalam perang Asia Pasifik, dimulai sejak 7 Juli 1937. Dimulainya konflik dan friksi yang terjadi sebelumnya, terlebih dahulu menginvasi “Manchuria Papa” pada tanggal 19 September 1931. Kemudian Jepang, mengincar Amerika Serikat, dengan mengebom Pearl
Harbour, Pangkalan Militer Amerika Serikat, di Kepulauan Hawai.

Alasan Jepang melakukan pengeboman di Pearl Harbour, dipulau “Orhu” Hawai tersebut. Dilatar belakangi hubungan kedua negara yang memburuk sejak akhir 1930, karena Jepang merasa tidak nyaman dengan pemutusan hubungan perdagangan dan kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat di Pasifik. Selain itu Jepang sangat khawatir dengan adanya
pangkalan Utama Militer, AS yang suatu saat bisa mengancam kekaisaran Jepang.

Perang Asia Pasifik juga disebut dengan Perang Asia Timur Raya, atau istilah lainnya, perang yang meletus di Samudera Pasifik, dan pulau-pulau di sekitarnya. Perang ini berlangsung cukup lama, hampir berjalan empat tahun, yaitu sejak 7 Desember 1941-2 September 1945, meski meletusnya pada tahun 1941. Sebenarnya perang yang di mulai pihak Jepang pada negara-negara Asia.

Sebelum Jepang menyerang Pearl Harbour, merupakan pangkalan terbesar Angkatan Laut milik Amerika Serikat, berkedudukan di kepulauan Hawai. Namun sebelumnya Jepang telah menginvasi, Thailand, serta menyerang Britania Raya, di Malaysia, Singapura, Hongkong kemudian menguasai wilayah Asia Tenggara, termasuk wilayah Koloni Hindia
Belanda, yaitu Indonesia pada tahun 1942.

Jepang yang menganut Ideologi Fasisme, menganggap dirinya atau bangsanya keturunan Dewa Matahari dan menganggap bangsanya lebih tinggi dari bangsa lain. Jepang beranggapan bangsa lain lebih rendah. Berpegang dengan Ideologi tersebut, maka Jepang sangat berambisi sekali melakukan ekspansi politiknya ke negara-negara yang menjadi incarannya untuk ditaklukkan dan kemudian dikuasainya.

Ideologi dan ambisi Jepang sangat didukung oleh semangat “Hakko Ichiu”, yang berarti dan maksudnya “Delapan Penjuru Dunia” mengandung makna di bawah satu atap atau sama dengan artinya di bawah Kekaisaran Jepang.

Berpedoman dengan Hakko Ichiu sebagai sebuah tekanan “doktrin” bangsa Jepang, yang menganggap dirinya sebagai bangsa yang memiliki “ras”tertinggi terhadap bangsa lain, menurut pola pikir bangsa Jepang.

Dalam PD II Jepang, dipimpin oleh seorang kaisar Hiro Hito, dimana pada saat itu telah bersekutu dengan Jerman dan Italia, yang kemudian membetuk sebuah poros (blok). Dengan terbentuknya poros (Jepang-Jerman-Italia), kemudian mereka mulai menyerang negara tetangganya di Asia. Begitu juga ketika Jepang menyerang Indonesia, masih dipinpim
kaisar Hiro Hito.

Dengan meluasnya perang Asia Pasifik, membuat kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) sangat besar. Karena BBM sebagai penunjang utama pada peralatan dan persenjataan untuk perperangan di Asia. Sasaran utama adalah daerah Koloni Hindia Belanda, sehingga Jepang mengincar daerah kekuasaan Koloni. Diman daerah Koloni merupakan penghasil
minyak terbesar. Salah satunya Kaltim, sehingga Tarakan dan Balikpapan, sebagai pintu masuknya di Indonesia.

Kenapa Jepang mengincar Pulau Tarakan dan Balikpapan, karena kedua daerah ini adalah sangat kaya dengan sumber daya alamnya, mengandung minyak dalam jumlah besar. Sumur minyak di Tarakan berjumlah sekitar 700 buah. Kemudian kota kedua yang diincar Jepang adalah Balikpapan, sebagai tempat penyulingan minyak mentah terbesar, selain itu kota ini sangat dekat dengan kawasan Perang Asia Pasifik.

Dalam perang Asia Pasifik, Jepang terlebih dahulu mendarat di Miri, wilayah bagian Utara Kalimantan, pada 16 Desember 1941, kemudian berlanjut ke Serawak dan Pontianak pada tanggal 28 Desember 1941. Kemudian menyusun strategi untuk melakukan pendaratan di Tarakan, dibagi dalam dua wilayah pendaratan, yaitu Utara Pulau Tarakan, di kawasan
Sungai Amal yang saat ini menjadi daerah wisata Pantai Amal Tarakan.

Setelah berhasil mendarakan pasukannya di kawasan Pantai Amal, kemudian melakukan pendaratan kedua, di kawasan Tanjoeng Batoe. Kawasan ini merupakan sentral pertahanan Kolonial Belanda, sekarang disebut kawasan Peningki dan Mamburungan, sekarang area terlarang, merupakan markas TNI Angkatan Laut (TNI AL) Tarakan.

Di sini banyak ditemukan peninggalan Jepang, berupa Tank, Meriam dan Bunker Jepang. Jepang juga berhasil merebut Landasan Udara milik Kolonial, sebagai salah satu tempat pendaratan pasukan Negeri Matahari Terbit. Saat ini lapangan terbang tersebut bernama “ Lapangan Terbang Juata” yang berada di kota Tarakan. Bahkan, di Juata Selatan juga terdapat meriam Jepang dan Bungker.

Hingga sepenuhnya Jepang dapat menguasai Tarakan pada 11 Januari 1942, juga berhasil menawan petinggi Belanda.
Walaupun telah berhasil menguasai Tarakan, namun persediaan minyak yang berjumlah 100.000 ton tersebut di bakar, sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Setelah Letkol Simon De Waal mendapat laporan melalui Radio komunikasi “Dornier Do 24”. Radion tersebut milik Marine “Luchtvaart Dienst (MLD), dari angkatan laut milik Belanda, mengabarkan, 10 Januari 1942, Jepang telah melakukan Invasi dan menyerang Tarakan.

Setelah menguasai Tarakan, juga menahan sejumlah tawanan, kemudian 20 Januari 1942, mengutus dua orang tawanan, masing-masing Kapten G.L Reinderhoff dan Kapten A.H Colinjn, ke Balikpapan. Dengan membawa surat “Ultimatum” ancaman.” Jika Belanda berani merusak Fasilitas dan ladang minyak Balikpapan dan sekitarnya. Maka semua komandan dan yang terkait di dalamnya akan dibunuh tanpa terkecuali.

Namun surat ancaman itu, tidak digubris Belanda, ladang minyak Balikpapan pun, di bumi hanguskan. Akibatnya ShiZuo Saga Guchi (Kemendan), benar-benar menyerang dan merebut Balikpapan pada tanggal 23 Januari 1942. Ancaman itu benar-benar terjadi, seperti pembantaian di kawasan Pantai Kelandasan (Strand), dekat gedung Banua Patra, para tawanan itu di bunuh, dan disaksikan rakyat Balikpapan.

Bahkan pembunuhan itu berlanjut di kawasan Gunung Dubs, satu keluarga di habisi oleh Serdadu Jepang, termasuk salah seorang perawatnya (Biara), ketika itu, dia pulang ke rumah dan sempat lolos, namun keesokan harinya, serdadu Jepang mengetahui kalau masih ada satu orang Suster Maria, yang bernama “Marei van Veenen” lolos dari pembantaian dan kembali ke rumah majikannya.

Ketika itu Maria sangat terkejut kalau sang majikan satu keluarga tewas terbunuh dengan sadis. Maria-pun menyadari kalau dirinya juga dalam bahaya, Maria berusaha lari, untuk bersembunyi ke kawasan hutan. Namun keburu diketahui oleh serdadu dan terus mengejarnya hingga ke lereng perbukitan Gunung Dubs, Jembatan Gantung sekarang ini, hingga jiwanya tak tertolong lagi, “dia” menemui ajalnya dibunuh dengan sadis.

Jepang telah berhasil menguasai Tarakan-Balikpapan dan wilayah Kaltim lainnya, mulailah mendatangkan puluhan ribu tenaga kerja dari Pulau Jawa. Tenaga kerja “Romusha”, (pekerja paksa) termasuk para wanita “ Jonggun Ianfu” atau (Wanita Penghibur). Serta merekrut penduduk pribumi, untuk di jadikan tentara Heiho, sebagai pengaman dan pengawas dalam pembangunan dan perbaikan fasilitas yang rusak akibat perang.

Sebelum Tentara Sekutu (Australia, Inggris, USA, dan NICA) mendarat dalam operasi Oubu I dan Oubu II. Dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur untuk mengakhiri kekuasaan Jepang dalam Perang Asia Pasifik. Atau dalam perang Asia Timur Raya, yang disebut dengan Perang Dunia II (PD II). Jepang telah memperbaiki kembali fasilitas kilang yang rusak dan membangun sejumlah pertahanan di Balikpapan.

Jepang mengerahkan seluruh tenaga Romusha guna membangun pertahanan dan sekaligus sebagai tempat persembunyian mereka. Pertahanan tersebut terdapat di kawasan perbukitan dan seluruh kawasan pesisir pantai Balikpapan. Mereka membuat bungker-bungker dan Goa-Goa, bahkan sejumlah “meriam”, dipasang sebagai penangkal serangan dari darat, laut dan udara, untuk menghalau serangan Sekutu.

Bahkan di pedalaman hutan Kaltim, Jepang juga membangun tempat-tempat persembunyian. Kawasan tersebut dijadikan basis pertahanan terakhir, seperti yang terdapat di kawasan Karang Joang Kilo Meter (Km 13), Gunung Permata, Gunung Radar, Bukit Markoni, Manggar, Lamaru, Samboja, Tanjung Batu, Gunung Steleng (PPU), Sanga-Sanga, Loa Janan, Jumbayan, dan wilayah Kutai Kartanegara lainnya.

Serta membangun Landasan Pesawat, karena sangat prioritas yang digunakan untuk pendataran pasukan dan aktivitas lainnya. Salah satunya Lapangan Terbang Sepinggan Balikpapan, (tahun 1942).

Kini bandara peninggalan Jepang tersebut sudah berubah sebanyak dua kali. Pertama dengan nama “Sepinggan”, setelah itu Sepinggan Balikpapan, menjadi Lapangan Terbang Internasional Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.

Hingga berakhirnya kekuasaan Jepang di Kaltim, berawal dari kekalahan Jepang di dua kota yaitu Tarakan dan Balikpapan. Merupakan awal kekalahan Jepang di Indonesia, dengan bertekuk lututnya Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945. Setelah terlebih dahulu dua buah Bom Atom yang di jatuhkan pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, di Hiroshima dan kota Nagasaki luluh lantak akibat ledakan bom Atom.

Kekalahan Jepang di dua kota, Tarakan dan Balikpapan awal kekalahan Jepang di Indonesia. Sebelumnya Sekutu telah menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima (6 Agustus 1945), sekitar pukul 08.16. Pesawat Enggola Gay Bom, pesawat Jenis Boing B-29 Super Poster.

Membawa Bom Atom Litle Boy, seberat 55 Ton berkekuatan 20.000 TNT, dengan daya ledak 50 Km/Segi. Serta menewaskan sebanyak 90.000 jiwa seketika dan terhirup udara beracun sebanyak 75000 jiwa.

Tiga hari setelah Hirosima bom kedua dijatuhkan dari pesawat pengembom , 9 Agustus 1945, yaitu Naga Saki. Bom ini, bernama Bom Fat Man seberat 105 Ton, dengan daya ledak sebesar 100 Km/persegi lebih besar dari bom pertama Hirosima. Akibat di jatuhkan bom kedua ini menelan korban sebanyak 75.000 jiwa tewas seketika dan terhirup udara beracun sebanyak 80.000 dan menyusul tewas.

Kedua Bom yang di Jatuhkan tersebut adalah atas perintah dari Presiden Amerika Serikat (AS), Herry Truman. Maksudnya agar Jepang menyerah pada PD II. Dengan serangan Bom Atom tersebut tujuan AS adalah untuk mengalahkan “Jepang secara total” serta menunjukkan kekuatan AS di mata dunia. Kemudian Jepang menandatangani surat penyerahan pada tanggal 2 September 1945 di atas kapal USS Missouri di Teluk Tokyo.

Dengan bertekuk lututnya Jepang pada tanggal 14 Agustus 1945, tiga hari kemudian Bangsa Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, Tanggal 17 Agustus 1945.

Pembebasan Jepang di Tarakan dan Balikpapan (Kaltim) merupakan salah satu pembebasan di Indonesia dari cengkraman “fasisme” Jepang di Asia (Sourse) berakhir Februari 1946, termasuk Afrika dan Timur Tengah, terlepas dari kekuasaan Jepang untuk selamanya.

Sebelum Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, Pasukan Negeri mata hari ini, masih sempat bertahan dan bersembunyi di kawasan Hutan Karang Joang, Km 13 Balikpapan Utara. Di persembunyian ini, mereka ingin melarikan diri ke pedalaman Kaltim. Namun terlebih dahulu diserang melalui pesawat Pengebom Sekutu, di persembunyian ini, ada yang tewas akibat ledakan bom, sedangkan yang tertangkap hidup-hidup dijadikan tawanan.

Sedangkan yang tewas pada saat itu langsung dikubur dalam hutan Karang Joang. Bagi yang tidak mau menyerah di tangkap hidup-hidup untuk di jadikan tawanan. Mereka memilih jalan pintas melakukan “Harakiri” yaitu dengan bunuh diri.

Masa kekuasaan Jepang memang sadis, terhadap rakyat dan khususnya tenaga Romusha banyak yang kelaparan bahkan dibunuh, disiksa hingga tewas, apa bila tidak mau bekerja, inilah kekejaman Jepang yang masih membekas di hati rakyat.#

Penulis: M. Asran/Pemerhati Sejarah|Editor: Hoesin KH

Comments are closed.