BERITAKALTIM.CO – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyampaikan apresiasi kepada Tim Evaluasi Kinerja Rumah Sakit Abdoel Wahab Syahranie (AWS), yang dikenal sebagai Tim Squad AWS, atas laporan evaluasi kinerja yang mengungkapkan delapan temuan penting terkait pelayanan dan manajemen rumah sakit rujukan utama di Kaltim ini.
Akmal Malik menjelaskan bahwa temuan ini menggarisbawahi beberapa permasalahan utama, mulai dari ketidakpatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP), hingga pelanggaran Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 47 Tahun 2019 yang mewajibkan rumah sakit memiliki jumlah minimal empat dokter anestesi.
“Sayangnya, dalam banyak hal, ini tidak dilakukan. Ada juga masalah terkait evaluasi rutin yang seharusnya dilakukan secara berkala,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Akmal menyoroti masalah mendasar dalam manajemen Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) rumah sakit.
“Saya sampai pada kesimpulan, manajemen BLUD di RS AWS tidak berjalan dengan baik,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Dewan Pengawas BLUD yang seharusnya mewakili pemerintah, ternyata hampir tidak merespons dinamika yang terjadi di rumah sakit ini.
“Pergub yang ada hanya mengamanatkan Dewan Pengawas untuk menyampaikan laporan kepada gubernur setidaknya satu kali setahun. Padahal, dinamika rumah sakit berubah setiap waktu, dan pengawasan setahun sekali tentu tidak cukup,” jelas Akmal.
Ia menekankan pentingnya komunikasi dan pengawasan yang lebih sering, agar masalah yang terjadi bisa segera ditangani.
Tak hanya masalah pengawasan, Pj Gubernur juga menyoroti lemahnya manajemen dalam hal kontrol terhadap tenaga kesehatan.
“Ada dokter yang berani menolak perintah, ini menunjukkan manajemen tidak punya kendali yang baik terhadap tenaga medisnya,” tegasnya.
Akmal menekankan bahwa penerapan sistem meritokrasi, yang mengedepankan reward and punishment, sangat penting untuk memastikan kinerja yang optimal. Akmal Malik juga mengkritik overload pelayanan di RS AWS.
“Semua orang mempromosikan AWS sebagai rumah sakit unggulan, namun tata kelola yang tidak baik membuat kenyamanan di dalamnya terabaikan. Jika semua pasien, baik yang sakit ringan maupun berat, datang ke sana, jelas rumah sakit ini kewalahan,” ungkapnya.
Dalam langkah selanjutnya, Akmal menegaskan pentingnya evaluasi komprehensif terhadap RS AWS, serta penataan pelayanan kesehatan di Kalimantan Timur secara menyeluruh.
“Kita bangga dan sayang pada AWS sebagai rumah sakit rujukan kita. Namun, jangan sampai karena kita bangga, semua kasus ditumpuk ke sana. Keterbatasan tenaga medis, infrastruktur, dan lahan harus menjadi perhatian. Manajemen RS AWS harus bekerja sama dengan rumah sakit lain agar tidak semua pasien diarahkan ke AWS,” pesannya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, melalui evaluasi ini, akan segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki tata kelola rumah sakit, demi memastikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat Kaltim. #
ANTARA | Wong
Comments are closed.