BERITAKALTIM.CO – Dalam kesuksesan seorang pemimpin, selalu ada sosok yang setia mendampingi di balik layar kehidupannya. Hal ini juga berlaku bagi Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur periode 2024-2029, Hasanuddin Mas’ud. Perjalanan panjang sebagai seorang politisi dan juga pengusaha, ada wanita tangguh yang setia mendukung langkahnya.
Wanita itu adalah Hj. Syarifah Nur Fadiah, kelahiran Majene, 23 September 1980, yang tak hanya dikenal sebagai istri setia, tetapi juga seorang wanita yang berperan besar dalam kesuksesan suaminya.
Syarifah Nur Fadiah merupakan wanita yang lahir dan besar di Majene, Sulawesi Barat. Kecintaannya pada kota kecil tersebut menjadi bagian dari pembentuk karakternya yang kuat.
“Saya lahir di Majene, kota kecil yang dulu masuk Sulawesi Selatan,” kenangnya saat ditemui di Rumah Jabatan Ketua DPRD Kaltim, Jumat (11/10/2024).
Ayah Syarifah, seorang pelatih sepak bola yang juga aktif dalam organisasi, diakui olehnya menjadi inspirasi besar jalan kehidupannya.
“Ayah saya bendahara BP7 pada zaman dulu, suka organisasi, dan juga pemain PSM. Saya sering diajaknya ke lapangan saat dia melatih,” cerita Syarifah tentang kenangan bersama ayahnya yang wafat ketika ia berusia 20 tahun.
Pendidikan dasar hingga menengah Syarifah ditempuh di Majene. Setelah menyelesaikan SMA, ia melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Makassar dengan jurusan pendidikan. Namun, pada semester keenam, ia dilamar oleh Hasanuddin Mas’ud, yang kemudian menjadi suaminya.
Setelah menikah, Syarifah melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Mulawarman dan berhasil menyelesaikan studinya pada semester ketujuh.
“Sebenarnya cita-cita saya waktu kecil ingin menjadi dokter atau pramugari, tetapi akhirnya saya mengambil jurusan pendidikan karena permintaan keluarga,” ungkapnya.
Sejak kecil, Syarifah dikenal sebagai anak yang gemar menjelajah alam.
“Saya suka melihat alam, suka ngebolang, karena Majene itu daerah pegunungan dan pantai, mirip perpaduan Bima,” ujarnya sambil tertawa.
Hobinya yang menyatu dengan alam ini membentuk karakternya sebagai pribadi yang tenang dan penuh perenungan. Ia bahkan mengungkapkan ketertarikannya pada filsafat dan tasawuf, dua hal yang menurutnya membuat hidup lebih bermakna.
“Kalau boleh memilih, saya lebih senang belajar filsafat dan tasawuf. Ilmu-ilmu ini yang saya sukai karena bisa membawa kita lebih dalam memahami kehidupan,” jelasnya.
Keputusannya berhijrah dan menjalankan kehidupan yang lebih religius sudah dimulai sejak ia masih duduk di bangku sekolah.
“Dari SMP, bahkan sejak SD, saya sudah tertarik pada agama. Saya belajar memakai jilbab sejak kelas 6 SD, meski saat itu belum banyak perempuan berjilbab,” kenangnya.
Setelah ayahnya meninggal saat Syarifah berusia 20 tahun, ia diasuh oleh seorang guru besar Tasawuf se-Asia Tenggara, Prof. Dr. Kyai Haji Sahabuddin. Atau biasa dipanggil Annangguru Sahabuddin.
“Annangguru Sahabuddin memperoleh izin dari guru dan mursyidnya, Syekh KH Muhammad Saleh, dan mendapat ijazah dari Prof Dr Syekh Sayyid Muhammad Alwi al-Maliky al-Husaini di Mekkah untuk mengajarkan ilmu tasawuf dan tarekat Qodiriyah,” terangnya.
Pertemuan dengan Hasanuddin Mas’ud bukan melalui proses pacaran seperti kebanyakan pasangan saat ini.
“Kami tidak pacaran. Hasanuddin adalah sepupu saya, dan pertama kali kami bertemu saat ada acara keluarga besar. Mungkin saat itulah ia melihat saya dan merasa cocok,” kata Syarifah.
Menariknya, meski telah dilamar, ia dan Hasanuddin tidak sering bertemu hingga akhirnya menikah.
“Setahun setelah dilamar, kami menikah, tapi selama itu kami jarang bertemu. Bahkan, saya hampir tidak ingat seperti apa wajahnya ketika itu,” ujarnya sambil tersenyum.
Apa yang membuat Syarifah menerima lamaran Hasanuddin? Menurutnya, itu adalah karena kepribadian Hasanuddin yang baik dan penuh akhlak mulia.
“Saya menerima Hasanuddin karena dia memiliki akhlak yang sangat baik, tawadhu’, dan selalu bersikap lembut. Itu yang membuat saya merasa nyaman dan yakin bahwa dia adalah orang yang tepat untuk saya,” ungkapnya.
Sebagai istri seorang politisi, Hj. Syarifah Nur Fadiah selalu mendukung suaminya dengan penuh ketulusan. Meski lebih sering berada di balik layar, perannya dalam mendampingi Hasanuddin tak bisa dianggap remeh.
Ia adalah sumber kekuatan, doa, dan inspirasi bagi suaminya yang kini memimpin DPRD Kalimantan Timur. Dengan karakter yang kuat, sederhana, namun penuh makna, Syarifah Nur Fadiah adalah contoh sosok istri yang tangguh dan mendukung setiap langkah suaminya menuju kesuksesan.
Hasanuddin Mas’ud mungkin menjadi sosok yang dikenal di ranah politik, namun di balik itu semua, ada Hj. Syarifah Nur Fadiah yang setia mendampingi setiap langkah suaminya dengan doa, dukungan, dan kasih sayang.
Keberhasilan Hasanuddin sebagai Ketua DPRD Kalimantan Timur tak bisa dilepaskan dari peran besar Syarifah, yang selalu ada di belakang layar, mendukung dan memastikan suaminya terus melangkah maju dengan penuh keyakinan. #
Reporter: Yani | Editor: Wong
Comments are closed.