BeritaKaltim.Co

Bawaslu Tawarkan Evaluasi Debat ‘Panas’ Calon Gubernur Kaltim

BERITAKALTIM.CO – Debat politik atau debat kandidat pada Pilgub kerap menjadi ajang adu gagasan, tapi tak jarang justru berubah menjadi arena penuh tensi yang tak terkendali.

Seperti yang terjadi pada debat calon gubernur Kalimantan Timur semalam, saat situasi di panggung mulai memanas, pihak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengindikasikan adanya ketidaknyamanan dari salah satu pasangan calon.

Meski tidak sampai pada titik kritis, suasana debat ini menyiratkan peringatan keras akan perlunya perbaikan prosedural yang lebih matang dari KPU.

Ketua Bawaslu provinsi Kalimantan Timur, Hari Dermanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima masukan dari tim salah satu pasangan calon terkait aksi-reaksi yang terjadi di dalam arena debat.

“Ada ketidaknyamanan yang dirasakan oleh salah satu pihak, ini menjadi bahan evaluasi untuk KPU agar pelaksanaan debat berikutnya berjalan lebih smooth,” ujar komisioner tersebut dengan nada tegas.

Ia menekankan, bahwa perlunya persiapan lebih matang, termasuk bagaimana para moderator dan penyelenggara debat bisa mengantisipasi ketegangan yang muncul.

Isu penggunaan handphone yang sempat mencuat dalam debat juga menjadi sorotan.

“Memang benar, penggunaan handphone tidak termasuk pelanggaran, namun sudah ada aturan bahwa handphone harus nonaktif saat debat berlangsung,” jelasnya.

Momen ini, meskipun tampak sepele, menjadi cermin betapa perlunya penegakan etika dalam setiap tahapan kampanye, terutama dalam forum debat yang disaksikan publik.

Isu lebih serius lainnya muncul ketika salah satu pasangan calon terus mengulang kata “korupsi” dalam berbagai segmen debat. Pertanyaan pun mencuat: apakah ini bagian dari strategi retorika atau melanggar etika debat?

Bawaslu menjelaskan, isu korupsi adalah hal yang sah untuk diangkat selama masih dalam koridor undang-undang.

“Selama tidak mengarah pada fitnah atau ujaran kebencian, hal ini masih termasuk dinamika wajar dalam debat,” tegasnya.

Namun, Bawaslu tidak segan untuk bertindak tegas jika perdebatan mulai mengarah ke tindakan yang lebih serius, seperti penghinaan, penyebaran berita bohong, atau bahkan konflik fisik antar pendukung.

“Jika sampai terjadi bentrokan atau tindakan yang mengarah pada kekerasan, kami akan rekomendasikan penghentian debat,” ungkapnya.

Meski debat kali ini cenderung hangat dengan berbagai intrik dan tensi, Bawaslu memastikan belum ada alasan yang cukup kuat untuk menghentikan acara.

“Kami siap mengambil langkah tegas jika ada pelanggaran, namun tadi malam debat masih dalam koridor yang bisa ditolerir,” pungkasnya.

Evaluasi terhadap debat ini tentu tak berhenti di sini. Bawaslu sudah menyiapkan saran-saran perbaikan, yang diharapkan dapat diimplementasikan oleh KPU dalam debat-debat berikutnya.

Dengan tensi politik yang kian memanas jelang pemilihan, semua pihak berharap debat ke depan akan lebih terarah dan fokus pada adu gagasan yang substansial, bukan sekadar adu emosi di panggung.

Reporter : Yani | Editor : Wong

Comments are closed.