BERITAKALTIM.CO-Ungkapan dan pernyataan yang menggiriskan bagi masyarakat Kaltim, selama ini masjid yang ada di Kaltim kurang memperhatikan pelayanan yang menjadi kebutuhan dasar, banyak masjid kurang menyediakan fasilitas yang dibutuhkan masyarakat.
Masjid-masjid di Kaltim dapat mengambil peran dalam menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para musafir. Masjid mesti berinovasi tidak sekadar menarik umat, tetapi menjadi salah satu pusat pemberdayaan masyarakat.
Pernyataan tegas itu dikemukakan Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik, saat pertemuannya dengan pengurus Dewan Masjid Indonesia Kaltim. Akmal Malik menyarankan agar masjid-masjid yang ada di Kaltim dapat menjadi tempat yang ramah bagi para musafir.
“Saya sering kesulitan menemukan toilet dan tempat istirahat yang layak selama perjalanan ke daerah-daerah di Kaltim. Ini adalah peluang bagi pengurus masjid untuk ikut serta menyediakan fasilitas yang representatif bagi para musafir dan masyarakat luas,” kata Akmal Malik di Samarinda, Minggu (3/11/2024)
Akmal Malik mencontohkan pengalamannya saat melakukan perjalanan dari Samarinda ke Muara Wahau yang memakan waktu sekitar 10 jam. Selama perjalanan tersebut, Akmal Malik kesulitan menemukan tempat peristirahatan yang memadai.
“Kemarin di hadapan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kaltim, saya memberikan arahan kepada mereka terkait itu, agar masjid menjadi wadah representatif yang nyaman disinggahi bagi orang yang bepergian” tambah Akmal Malik.
Akmal Malik juga menyadari minimnya tempat peristirahatan (rest area) yang dibangun oleh pemerintah daerah di sepanjang jalur perjalanan. Padahal, menurut Akmal Malik, penyediaan fasilitas umum seperti toilet dan tempat istirahat merupakan pelayanan dasar yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah.
“Artinya apa? Kita abai menyiapkan pelayanan paling dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Padahal model pelayanan seperti itu yang paling banyak digunakan oleh masyarakat,” tegas Akmal Malik.
Oleh karena itu, Akmal Malik berharap masjid-masjid di Kaltim dapat mengambil peran dalam menyediakan fasilitas yang dibutuhkan para musafir. Baginya, masjid mesti berinovasi tidak sekadar menarik umat, tetapi menjadi salah satu pusat pemberdayaan masyarakat.
Program -program yang bisa dipertajam oleh pengurus masjid, tekan Akmal Malik, seperti pembinaan akhlak bagi generasi muda, bahkan upaya penyediaan kebutuhan pangan melalui green house untuk membantu menekan inflasi daerah.
“Kita sungguh berharap kepada rumah ibadah, walaupun sekali lagi bukan konteks masjidnya tapi fungsinya, bagi saya ini adalah kesempatan bagi rumah-rumah ibadah di mana pun untuk bisa dimakmurkan dalam arti melayani umat,” papar Akmal Malik.
Akmal Malik berharap masjid-masjid di Kaltim dapat merespons seruannya ini dengan menyediakan fasilitas yang lebih ramah bagi masyarakat yang tengah bepergian.
“Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pelayanan masyarakat yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi semua orang,” ungkap Akmal Malik.
Apa yang diungkapkan Akmal Malik ada benarnya, banyak masjid yang ada di kota-kota besar seperti di Samarinda dan Balikpapan umpamanya, hampir bisa dipastikan tidak ada masjid yang membuka pintu pagarnya bagi musafir, selalu terkunci, sehingga musafir yang ingin melakukan itikaf malam, rasanya akan mengalami kesulitan.
Alasan petugas masjid tidak membuka pintu masjid 24 jam adalah klasik, takut kotak amal yang ada di masjid hilang. Sementara kita tahu bahwa masjid adalah rumah Allah yang seharusnya terbuka bagi siapa saja untuk menunaikan ibadah.#
ANTARA|Hoesin KH | ADV Diskominfo Kaltim
Comments are closed.