BERITAKALTIM.CO – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur bekerja sama dengan Direktorat Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas terus menggalakkan proyek Green Jobs untuk inklusi sosial dan transformasi berkelanjutan atau GESIT di wilayah Kalimantan Timur.
Proyek GESIT, yang merupakan kolaborasi teknis antara pemerintah Indonesia dan Jerman, diyakini sebagai langkah strategis untuk mewujudkan transformasi ekonomi hijau di provinsi ini.
Yusliando, Kepala Bappeda Kaltim, menyampaikan bahwa proyek ini adalah upaya serius pemerintah daerah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi.
“Proyek GESIT ini menjadi langkah penting dalam mentransformasi ekonomi Kaltim ke arah ekonomi hijau. Kami telah menyusun beberapa dokumen krusial yang diperlukan, seperti dokumen transformasi ekonomi berbasis transisi energi, dokumen ekonomi Kaltim berbasis ekonomi hijau, dan dokumen terkait green jobs,” jelas Yusliando saat ditemui di hotel Fugo Samarinda, Senin (4/11/2024).
Yusliando juga menyoroti pentingnya memetakan proyek ini secara menyeluruh, dengan memastikan tenaga kerja yang disiapkan di Kaltim memiliki keterampilan yang relevan dalam bidang green jobs.
Hal ini, katanya, akan membantu menjawab tantangan sinkronisasi kebijakan antara pemerintah dan sektor swasta yang selama ini belum optimal dalam mendukung transformasi ekonomi berkelanjutan di Kaltim.
Lebih lanjut, untuk mempercepat penerapan proyek GESIT, Bappeda Kaltim berencana membentuk forum konsultasi daerah yang akan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah, serikat pekerja, pelaku usaha, akademisi, hingga tokoh masyarakat.
”Forum ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah perencanaan, tetapi juga akan memainkan peran penting dalam pengendalian dan percepatan transformasi energi di Kaltim.” jelasnya.
Mendorong Sektor Energi Terbarukan
Eka Chandra Buana, Direktur Perencanaan Makro dan Analisis Statistik Kementerian PPN/Bappenas, turut menjelaskan bahwa GESIT merupakan salah satu proyek prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2024-2028, dengan fokus pada sektor energi terbarukan.
“Proyek ini berfokus pada ekonomi hijau yang muncul sebagai solusi atas tantangan antara ekonomi dan lingkungan. Di satu sisi, ekonomi sering kali tidak terlalu memperhatikan lingkungan, dan di sisi lain, ada batasan bagi pertumbuhan ekonomi yang terlalu ekstensif tanpa memperhatikan aspek lingkungan,” papar Chandra.
Chandra menegaskan, dibutuhkan komitmen kuat dari semua pihak, baik dari pemerintah pusat maupun daerah serta sektor swasta, untuk menjalankan transformasi ekonomi hijau yang sejalan dengan pembangunan daerah.
“Kami ingin agar penerapan ekonomi hijau ini bisa selaras dengan berbagai pembangunan yang sudah berjalan di daerah,” lanjutnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa proyek GESIT sebelumnya telah dikenalkan di beberapa daerah seperti Jawa Timur dan Riau, sebelum akhirnya diperkenalkan di Kalimantan Timur. Alasan utama Kaltim menjadi prioritas proyek ini adalah karena potensi besar dari sektor pertambangan yang ada di provinsi tersebut.
“Kaltim memiliki sektor pertambangan yang signifikan, namun kami ingin memastikan bahwa transformasi ekonomi hijau ini tidak akan mengurangi pertumbuhan sektor migas di daerah tersebut,” pungkasnya..
Proyek GESIT ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Kalimantan Timur, serta menjadi contoh bagi provinsi lain dalam penerapan ekonomi hijau di Indonesia. #
Reporter : Yani | Editor : Wong | Adv Diskominfo Kaltim
Comments are closed.