BeritaKaltim.Co

Pemulihan Ekosistem Kakaban: Upaya Pelestarian Ubur-Ubur Tanpa Sengat di Berau

BERITAKALTIM CO – Kakaban, salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dikenal sebagai habitat unik bagi ubur-ubur tanpa sengat.

Namun, beberapa waktu lalu, kondisi ekosistem danau ini sempat terganggu, akibat aktivitas wisata yang tidak terkendali, terutama penggunaan tabir surya (sunscreen) oleh para wisatawan.

Hal ini mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, untuk menutup sementara area wisata tersebut, demi memulihkan ekosistem yang ada.

Irma Listiawati, Kepala Bidang Perikanan, Budidaya, dan Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa upaya pemulihan ini telah menunjukkan hasil yang positif.

“Banyak wisatawan yang berenang menggunakan tabir surya. Kemungkinan besar, bahan kimia dari tabir surya inilah yang mencemari perairan, sehingga ubur-uburnya enggan muncul. Namun, setelah area wisata ditutup sementara, kondisi sudah mulai membaik. Sekarang, ubur-ubur tanpa sengat itu sudah kembali muncul,” jelas Irma di Samarinda, Kamis (21/11/2024).

Meski tanggung jawab langsung atas wilayah konservasi seperti Danau Kakaban berada pada Bidang Pengelolaan Ruang Laut (PRL) DKP Kaltim, Irma Listiawati menekankan pentingnya sinergi antar bidang dalam menjaga kelestarian ekosistem perairan.

“Penutupan sementara ini dilakukan untuk memulihkan kondisi ekosistem. Keputusan mengenai pembukaan kembali area wisata sepenuhnya berada di bawah kewenangan Bidang PRL. Tapi, langkah ini sudah berhasil memberikan dampak positif terhadap ekosistem Kakaban,” tambah Irma Listiawati.

Menurut Irma Listiawati, keberadaan ubur-ubur tanpa sengat di Kakaban sangat dipengaruhi oleh karakteristik unik lingkungan di danau tersebut.

“Di lokasi lain seperti Derawan, kita tidak menemukan jenis ubur-ubur seperti di Kakaban. Danau ini memiliki ekosistem yang sangat khas dan harus dijaga dengan baik,” jelas Irma Listiawati.

Keberhasilan pemulihan ekosistem Kakaban menjadi pelajaran penting dalam pengelolaan kawasan wisata berbasis lingkungan.

Irma mengajak masyarakat dan wisatawan untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan, termasuk mengurangi penggunaan bahan kimia yang berpotensi merusak ekosistem perairan.

“Kesadaran wisatawan sangat penting. Kami berharap, ke depan, aktivitas wisata di Kakaban tetap bisa berjalan dengan aturan yang ketat demi menjaga kelangsungan habitat ubur-ubur tanpa sengat,” tegas Irma Listiawati.

Kakaban menjadi simbol bagaimana sinergi antara konservasi dan pariwisata dapat berjalan beriringan.

Langkah bijak ini tidak hanya melindungi keanekaragaman hayati lokal, tetapi juga menjaga warisan alam yang menjadi daya tarik bagi wisatawan dari seluruh dunia.

Reporter : Yani |Editor : Hoesin KH| Adv|Diskominfo Kaltim

Comments are closed.