
BERITAKALTIM.CO-Gerakan pangan murah (GPM) , yang dilakukan Pemkab Kutai Kartanegara, merupakan agenda tindak lanjut dari perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN), menjadi sebuah gerakan bagi masyarakat bisa berdaya dan kesejahteraan tercapai.
Demikian diungkapkan Sekretaris daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Sunggono, saat membuka GPM (Gerakan Pangan Murah) sebagai bentuk dari rasa tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat, di Halaman Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong, Selasa (11/3/2025)
Menurut Sunggono, gerakan pangan murah, adalah salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan di masyarakat dan menjadi titik penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Diakui Sunggono, selama ini stabilitas pasokan pangan di masyarakat sangat strategis dan ada masih ada beberapa kendala yang dialami di antaranya adalah soal transportasi.
“Kendala itu adalah menyangkut masalah kondisi jalan yang ada, mitigasi risiko terhadap rantai distribusi pangan terus dilakukan pihak Pemkab dengan berbagai cara, sehingga distribusi bisa sampai di masyarakat dengan aman dan lancar,” kata Sunggono.
Diakui Sunggono, saat ada 12 titik jalan yang rusak di Desa Sebelimbingan hingga Tuana Tuha, maka distribusi pasokan pangan ke masyarakat terganggu, namun berkat adanya kerja sama yang baik dengan pihak perusahaan yang ada, maka persoalan itu bisa segera ditangani.
“Pemkab dan pihak perusahaan ternyata bisa mengambil peran dan berjalan seiring sejalan demi kesejahteraan masyarakat dan kolaborasi yang demikian harmonis ini jelas membawa dampak besar yang sangat berharga bagi masyarakat. Ini harus dipertahankan dan kalau perlu ditingkatkan,” tambah Sunggono.
Ditegaskan Sunggono, Pemkab Kutai Kartanegara terus berusaha untuk menjaga inflasi yang ada dengan sebaik-baiknya, dana investasi daerah (DID) yang didapat Pemkab Kutai Kartanegara sebesar Rp6 miliar dari Pemerintah Provinsi Kaltim beberapa waktu lalu, digunakan untuk pengembangan usaha yang dilakukan masyarakat, terutama mengajak kelompok wanita tani (KWT) untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan menanam cabai.
“Dipilihnya cabai, karena harga cabai yang fluktuasi dapat mengganggu tingkat perekonomian di masyarakat. Sehingga Pemkab mengajak 40 KWT yang ada di Kutai Kartanegara bersama-sama mencoba untuk melakukan tanaman cabai, dan Alhamdulillah hal itu bisa terlaksana dengan baik dan lancar,” ujar Sunggono.
Yang penting, tegas Sunggono, gerakan pangan murah ini bisa membawa yang signifikan bagi kemajuan masyarakat, karena semua komoditas yang ada bisa terjaga dan daya beli masyarakat tetap stabil.#
Reporter: Hardin|Editor: Hoesin KH|Adv|Diskominfo Kukar
Comments are closed.