
BERITAKALTIM.CO-Inovasi pemanfaatan energi terbarukan datang dari kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar. Seorang warga RT 36 Kelurahan Manggar Kecamatan Balikpapan Timur, Yuli, sejak tahun 2019 memanfaatkan gas metan yang dihasilkan dari TPA Manggar untuk menunjang usahanya berjualan gorengan.
Gas metan yang tersedia secara melimpah di kawasan tersebut telah menjadi alternatif bahan bakar yang efisien dan ekonomis bagi warga sekitar, sehingga tidak lagi bergantung pada gas elpiji.
Yuli mengaku hal ini dapat mengurangi pengeluaran usaha secara signifikan. “Alhamdulillah, dapat menekan biaya pengeluaran sehingga keuntungan dapat bertambah,” ungkap Yuli kepada media, pada hari Minggu, 13 April 2025 saat berjualan di Cafe Metan TPA Manggar.
Tak hanya lebih hemat, menurutnya penggunaan gas metan juga memberikan rasa aman, terutama bagi ibu rumah tangga yang kerap merasa cemas saat menggunakan gas elpiji. “Biasakan ibu-ibu takut ya kalau masak menggunakan gas, dan nggak perlu antri pembelian gas elpiji 3 kilogram,” tambahnya.
Warga RT 36 cukup membayar Rp 10 ribu per bulan untuk mendapatkan gas metan tanpa batasan pemakaian. Meski demikian, proses memasak menggunakan gas metan sedikit lebih lambat dibanding gas elpiji. Namun, hal tersebut sebanding dengan rasa aman dan efisiensi yang didapatkan.
Penggunaan gas metan ini juga tidak lepas dari tantangan. Yuli menyebutkan bahwa faktor cuaca bisa memengaruhi kelancaran distribusi gas. “Kalau cuaca mendung, kadang pipa gas metan kemasukan air sehingga harus dibersihkan oleh teknisi. Tapi itu jarang terjadi,” jelasnya.
Langkah Yuli ini menjadi contoh pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sekaligus membantu menggerakkan ekonomi warga sekitar TPA Manggar. #
Reporter: Niken | Editor: Wong
Comments are closed.