BeritaKaltim.Co

Ball Room Penuh Ribuan  Orang Hadiri Kajian Ustaz Hanan Attaki

BERITAKALTIM.CO – Suasana khidmat dan penuh antusias pagi ini memenuhi Ballroom Hotel Mercure, Samarinda. Sekitar 2.000 peserta, mayoritas generasi muda, terlihat memenuhi setiap sudut ruangan untuk mengikuti kajian inspiratif bertajuk “Rahasia Mengubah Takdir: Jodoh, Rezeki, dan Sukses” yang disampaikan oleh Ustaz Hanan Attaki.

Kehadiran Ustadz Hanan Attaki di Samarinda tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menjadi ruang healing spiritual bagi ribuan anak muda yang sedang mencari makna, arah, dan ketenangan dalam hidup mereka.

Ustadz lulusan Universitas Al-Azhar Kairo ini membuka kajiannya dengan penekanan penting: kesehatan mental sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang menyikapi takdir.

“Ada tiga langkah agar kita tetap sehat secara mental: menerima takdir, menyikapi takdir, dan menikmati takdir,” ujar Ustaz Hanan di hadapan para peserta yang tampak terpaku mendengarkan, Sabtu (26/4/2025).

Ustaz Hanan mengilustrasikan bahwa hati manusia seperti ruang luas yang bisa menampung berbagai masalah tanpa kehilangan ketenangan.

“Masalah bukan tentang seberapa besar, tapi seberapa lapang dada kita menerimanya, Seseorang bisa saja diberi masalah yang sama, tapi yang satu bisa tetap tenang dan bahagia, sementara yang lain merasa sesak dan putus asa,” kata Ustaz Hanan.

Dalam kajian yang berlangsung kurang lebih dua jam itu, Ustaz Hanan juga mengangkat kisah inspiratif dari Nabi Musa AS. Doa yang diminta Nabi Musa sebelum menjalankan dakwah kepada Firaun bukanlah permintaan untuk kekuatan fisik atau kemenangan, melainkan permohonan agar hatinya dilapangkan.

“Bayangkan, sebelum Nabi Musa memulai misi besar, yang pertama kali dimintanya bukan kemudahan, tapi kelapangan hati. Ini menunjukkan bahwa misi hidup sebesar apa pun harus dimulai dari kekuatan dalam diri,” jelas Ustaz Hanan.

Tak hanya itu, Ustaz Hanan juga menyinggung tema jodoh dan rezeki yang menjadi topik hangat di kalangan anak muda. Ia menekankan bahwa semua sudah tertulis di Lauhul Mahfuz sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan alam semesta.

“Kalau dia bukan jodohmu, walau kamu berjuang sekeras apa pun, dia tetap bukan milikmu. Yang lewat bukan jodohmu, tapi pelajaran hidup dari Allah,” ujar Ustaz Hanan.

Di akhir kajian, Ustaz Hanan mengajak para peserta untuk tidak larut dalam kesedihan, dan mulai menguatkan hubungan dengan Allah melalui doa, kesabaran, dan penerimaan atas takdir.

“Hidup ini bukan tentang menghindari masalah, tapi bagaimana kita menjadikan masalah sebagai alat mendekat kepada Allah,” tutur Ustaz Hanan.#

Reporter : Yani | Editor : Hoesin KH

Comments are closed.