
BERITAKALTIM.CO- Sosok perempuan perempuan penjaga hutan lindung Wehea bernama Yuliana Wetuq. Berasal dari suku Dayak Wehea, Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Yuliana merupakan salah satu perempuan inspiratif yang banyak mendapat penghargaan, baik tingkat daerah maupun nasional.
“Saya terlahir dari suku Dayak Wehea, sejak kecil sudah dekat dengan alam dan hutan, hal itu menjadi panggilan saya melindungi hutan Wehea,” kata Yuliana usai mendapatkan apresiasi sebagai perempuan inspiratif, di Sangatta, Selasa (29/4/2025)
Yuliana menjelaskan mulai aktif menjadi penjaga hutan lindung Wehea sejak 2008 lalu. Saat ini Yuliana menjadi Ketua Petkuq Meheuy (patroli hutan) lembaga adat Dayak Wehea.
Kelompok Petkuq Meheuy terdiri dari 10 pemuda-pemudi yang dikukuhkan oleh kepala adat Dayak Wehea. Kelompok tersebut bertugas melakukan penjagaan di hutan lindung Wehea, sekaligus hutan adat di wilayah Muara Wahau dengan area seluas 29.000 hektare, dari penebangan liar dan kegiatan ilegal lainnya.
Perempuan berusia 47 tahun itu, memiliki alasan tersendiri dalam menjaga dan melestarikan hutan Wehea. Menurut Yuliana, hutan merupakan sumber kehidupan, khususnya bagi masyarakat dayak.
“Saya lihat hutan itu harus dilindungi, sehingga anak cucu kita tetap dapat menikmati kemewahan hutan. Itu yang sangat saya jaga,” tutur Yuliana.
Sebagai seorang perempuan penjaga hutan, Yuliana tidak jauh dari masalah diskredit atau memperlemah kewibawaan. Perbedaan atas gender jadi salah satu yang tabu di masyarakat, khususnya sebagai penjaga hutan.
“Perempuan dianggap tidak mampu seperti itu, tapi saya bisa membuktikan untuk melindungi hutan,” tegas Yuliana.
Yuliana berpesan kepada seluruh rekan perempuan agar jangan berkecil hati atas setiap pekerjaan yang dilakukan. Perempuan harus saling mendukung untuk kemajuan pembangunan daerah dari berbagai sektor.#
ANTARA|Hoesin KH
Comments are closed.