
BERITAKALTIM.CO – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Kalimantan Timur, Ismiati, menyampaikan perkembangan terkini capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan strategi keuangan daerah tahun 2025.
Hingga awal Mei 2025, realisasi PAD Kaltim telah mencapai Rp2,87 triliun, atau sekitar 28,75 persen dari target total Rp10,035 triliun.
“Kalau pendapatan transfer dari pusat, dari total Rp9,8 triliun, baru terealisasi Rp1,9 triliun atau sekitar 19,47 persen. Tapi untuk PAD, kita masih cukup optimis, meskipun ada tantangan,” ujar Ismiati usai menghadiri Musrembang di Pendopo Odah Etam, Senin (5/5/2025).
Ismiati menjelaskan bahwa perbedaan signifikan dalam penerimaan pajak tahun 2025 dibanding 2024 salah satunya disebabkan oleh dampak UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD).
Perubahan itu terutama berimbas pada pajak kendaraan bermotor (PKB), yang menjadi salah satu penyumbang terbesar PAD.
“Tarif PKB di Kalimantan Timur adalah yang terendah di Indonesia. Akibatnya, target PKB yang sebelumnya Rp1,5 triliun di tahun 2024, turun menjadi hanya Rp1 triliun di 2025. Sebagian penerimaan juga langsung dibagi ke kabupaten/kota,” jelasnya.
Dari total PAD Kaltim sebesar Rp10 triliun lebih, sekitar 83,76 persen bersumber dari pajak daerah. Kontribusi pajak yang besar ini menjadikan sektor perpajakan sebagai andalan utama pembiayaan daerah.
“Kita harus bekerja lebih keras karena sebagian besar PAD kita, sekitar Rp8,4 triliun, bersumber dari pajak. Sektor ini harus kita jaga dan kembangkan,” kata Ismiati.
Kaltim masih sangat bergantung pada pendapatan dari sumber daya alam, terutama royalti pertambangan yang menyumbang sekitar Rp8,1 triliun dalam struktur pendapatan transfer. Namun, ke depan, Pemprov Kaltim mulai bersiap menghadapi kemungkinan penurunan pendapatan dari sektor ini seiring tren global menuju energi terbarukan.
“Ke depan kita tidak bisa hanya mengandalkan tambang. Maka, kita sedang berupaya mencari sumber-sumber PAD baru di luar sektor pertambangan. Ini juga sesuai arahan Pak Gubernur,” tegasnya.
Meski hingga Mei 2025 realisasi pendapatan belum setengah dari target, Ismiati menegaskan bahwa waktu masih cukup untuk mengejar.
Tim Bapenda bersama OPD lainnya terus menggenjot upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah serta mengeksplorasi potensi baru.
“Masih ada waktu. Kita optimis bisa mendekati target. Yang penting kita semangat dan terus evaluasi agar pembangunan tetap berjalan,” Pungkasnya.
Reporter : Yani | Editor : Wong
Comments are closed.