BeritaKaltim.Co

PMK di Kaltim Kian Terkendali, Pengawasan Hewan Diperketat Berlapis

BERITAKALTIM.CO – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sempat mengguncang dunia peternakan Indonesia pada 2022–2023 kini berangsur terkendali. Di Kalimantan Timur, langkah pencegahan dilakukan dengan ketat, mulai dari vaksinasi di daerah asal, karantina berlapis, hingga pengawasan di pintu masuk darat dan laut.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Timur, Fahmi Himawan, menyebut situasi 2025 jauh lebih baik dibanding masa puncak wabah.

“Sekarang sudah bisa terlihat, PMK mulai terkendali. Tidak seperti tahun 2022 dan 2023. Tahun 2024 kita sudah mulai kendalikan, dan 2025 juga semakin baik. Walaupun belum 100 persen bebas, kasusnya hanya muncul di spot-spot tertentu,” kata Fahmi saat ditemui di Samarinda Square, Kamis (2/10/2025).

Fahmi menjelaskan, Pemprov Kaltim menerapkan kontrol berlapis untuk hewan ternak yang masuk. Dari jalur darat, pengawasan dilakukan lewat dua pos utama di Muara Kaman dan Batu Engau. Sementara jalur laut dikawal bersama Badan Karantina Pusat.

“Semua hewan yang masuk ke Kaltim wajib melewati proses karantina dan vaksinasi. Kalau dari NTB atau Bali, divaksin dulu di tempat asal lalu dikarantina 14 hari. Perjalanan ke Kaltim butuh sekitar 5 hari. Begitu tiba, masih harus masuk karantina Balikpapan atau Samarinda selama 3 hari sebelum diserahkan ke peternak,” ujar Fahmi.

Proses panjang ini, menurutnya, menjadi benteng penting mencegah penularan. Hanya daerah yang sudah berstatus hijau, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), yang boleh mengirim hewan tanpa vaksinasi.

Selain karantina, vaksinasi rutin menjadi strategi utama. Fahmi menegaskan setiap hewan ruminansia sapi, kerbau, kambing yang masuk ke Kaltim harus divaksin sesuai prosedur.

“Harus rutin. Kalau tidak, kita akan kesulitan menjaga agar Kaltim tetap aman. Dengan pola ini, kami lebih mudah mengendalikan PMK,” katanya.

Pengendalian PMK menjadi salah satu fondasi untuk mencapai target besar swasembada protein hewani di Kaltim. Pemerintah provinsi menargetkan kemandirian daging sapi, ayam, dan telur bisa tercapai dalam beberapa tahun ke depan. Tanpa pengendalian wabah, cita-cita itu sulit diwujudkan.

Kini, dengan sistem berlapis mulai dari pintu masuk hingga kandang, optimisme tumbuh.

“Kalau kita disiplin, bukan tidak mungkin Kaltim bisa menjadi daerah yang kuat di sektor peternakan sekaligus penopang ketahanan pangan,” pungkasnya.

Reporter : Yani | Editor : Wong

Comments are closed.