BERITAKALTIM.CO — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur memaparkan kondisi sosial ekonomi terkini dalam audiensi bersama Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, di Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Senin (6/10/2025).
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bertujuan menyampaikan data dan indikator statistik terbaru yang menggambarkan dinamika sosial ekonomi di Kaltim hingga September 2025.
“Kami menyampaikan data-data dan indikator statistik yang dihasilkan BPS untuk memberikan gambaran terkini mengenai kondisi Kalimantan Timur. Di antaranya terkait perubahan harga dan inflasi, tingkat kemiskinan, pengangguran, hingga pertumbuhan ekonomi,” ujar Yusniar seusai pertemuan.
Menurut Yusniar, data yang dipresentasikan merupakan hasil rilis resmi BPS berdasarkan periode pengumpulan yang berbeda. Beberapa indikator bersifat tahunan, sebagian lagi diperbarui secara semesteran, triwulanan, hingga bulanan.
“Kami merilis data-data yang sudah ada, karena tugas BPS adalah memotret kondisi yang sudah terjadi. Untuk tahunan, kami sampaikan data tahun 2024, sementara semesteran kami gunakan data semester pertama 2025. Untuk data triwulanan dan bulanan, yang terakhir kami paparkan adalah kondisi hingga September 2025,” jelasnya.
Meski menghadapi tekanan inflasi dan ketidakpastian global, Yusniar menyebut perekonomian Kalimantan Timur masih tumbuh positif.
Berdasarkan data semester pertama tahun 2025, ekonomi Kaltim tercatat tumbuh sekitar 4 persen secara tahunan (year-on-year).
“Kalau kita lihat, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh positif sekitar 4 persen pada semester I 2025. Sektor yang paling berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ini adalah industri pengolahan, yang masih menjadi motor utama perekonomian Kaltim,” kata Yusniar.
Sektor lain yang turut menopang pertumbuhan adalah perdagangan besar dan eceran, konstruksi, serta transportasi dan pergudangan.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa ketergantungan ekonomi Kaltim terhadap komoditas seperti batu bara dan migas tetap menjadi tantangan jangka panjang yang harus diantisipasi.
“Struktur ekonomi Kaltim masih sangat dipengaruhi oleh sektor ekstraktif. Karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk terus mendorong diversifikasi ekonomi, terutama di sektor industri pengolahan dan jasa,” tambahnya.
Yusniar juga menyinggung indikator sosial yang turut mengalami perbaikan. Berdasarkan hasil survei terakhir, tingkat pengangguran terbuka dan kemiskinan di Kaltim menunjukkan tren menurun dibandingkan periode sebelumnya.
“Untuk kemiskinan dan pengangguran, keduanya memberikan indikasi positif. Survei terakhir kami lakukan pada Agustus untuk pengangguran dan September 2025 untuk kemiskinan. Data resminya belum kami rilis, tetapi secara umum trennya membaik,” pungkasnya.
Reporter : Yani | Editor : Wong
Comments are closed.