BERITAKALTIM.CO — Ombak di Muara Sungai Suaran berdebur pelan sore itu. Tak ada yang menyangka, di antara gelombang yang tenang itu, seorang pria berjuang sendirian melawan maut selama dua hari penuh.
Namanya Gismon R. Jauhari (33) — seorang anak buah kapal (ABK) TB SPAJ 032, yang jatuh ke laut saat kapal berlabuh di perairan Berau.
Setelah dua hari hilang tanpa kabar, keajaiban terjadi. Minggu (12/10) sekitar pukul 12.00 WITA, Gismon ditemukan dalam keadaan selamat oleh kapal pengangkut pasir yang melintas sekitar 1,5 kilometer dari lokasi kejadian (LKP).
“Alhamdulillah, korban berhasil ditemukan dalam keadaan selamat setelah dua hari operasi pencarian,” ujar Koordinator Unit Siaga SAR Berau, Ari Triyanto, dengan nada lega.
Gismon bercerita bahwa saat dirinya terjatuh ke laut, malam begitu gelap dan arus deras menyeret tubuhnya menjauh dari kapal.
“Saya hanya bisa pasrah. Dingin, gelap, dan haus… Saya pikir sudah tidak akan selamat,” kisahnya lirih setelah dievakuasi ke Pelabuhan Sanggam, Berau.
Selama dua hari itu, ia hanya menatap langit dan berdoa, berharap ada kapal yang lewat. Dan doa itu terjawab ketika sebuah kapal pasir melihat sosok tubuh melambai lemah di permukaan air.
Sejak laporan hilangnya Gismon diterima, Tim SAR Gabungan langsung bergerak cepat. Operasi pencarian hari kedua digelar sejak pagi, dengan luas area pencarian mencapai 4,63 mil laut persegi (NM²).
Pencarian melibatkan Unit Siaga SAR Berau, BPBD Berau, Ditpolair Polda Kaltim, Pos AL Berau, Satpolair Polres Berau, relawan, nelayan, serta masyarakat setempat.
Cuaca cerah berawan hari itu menjadi berkah tersendiri. Pandangan tim pencari lebih luas, memungkinkan mereka memperluas sektor pencarian.
Ketika kabar penemuan Gismon diterima melalui radio komunikasi, seluruh anggota tim langsung bersorak haru.
“Ini hasil kerja sama luar biasa semua pihak. Mulai dari aparat hingga nelayan yang tak kenal lelah mencari,” tambah Ari Triyanto.
Pukul 13.40 WITA, seluruh unsur yang terlibat menggelar debriefing terakhir. Operasi dinyatakan selesai dan resmi ditutup setelah korban dinyatakan selamat dan dalam kondisi stabil.
Tim medis memastikan Gismon hanya mengalami dehidrasi ringan dan kelelahan akibat terlalu lama berada di air.
Di tengah pelabuhan, suasana penuh rasa syukur. Para petugas SAR, nelayan, dan rekan sesama ABK memeluk Gismon — seolah ingin memastikan bahwa ia benar-benar hidup, bukan mimpi.
“Kami bersyukur operasi bisa berjalan lancar, dan korban ditemukan hidup. Ini jarang terjadi dalam kasus jatuh ke laut lebih dari 24 jam,” kata Ari lagi, matanya berkaca-kaca.
Bagi warga Berau, kisah Gismon bukan hanya tentang keberuntungan, tapi juga tentang harapan dan solidaritas manusia di tengah alam yang tak terduga.
Ia menjadi bukti bahwa kerja sama dan doa bisa mengalahkan derasnya ombak dan gelapnya malam.
Di dermaga kecil itu, Gismon tersenyum lemah sambil menatap laut yang nyaris merenggut nyawanya. “Saya kira laut akan jadi kubur saya,” katanya pelan. “Tapi ternyata, laut juga yang mengembalikan saya pulang.”
Wong
Comments are closed.