BeritaKaltim.Co

Petani Penajam diingatkan larangan alih fungsi lahan pertanian

BERITAKALTIM.CO-Petani Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, diingatkan mengenai larangan alih fungsi lahan pertanian tanaman padi untuk menjaga keberlanjutan pangan dan mewujudkan swasembada di kabupaten setempat.

 

“Pemerintah kabupaten mengingatkan petani, larangan alih fungsi lahan pertanian menjadi sektor perkebunan, kawasan perumahan maupun industri,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara Andi Trasodiharto ketika ditanya menyangkut swasembada pangan di Penajam, Rabu.

Larangan diatur dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pengendalian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, lanjut dia, regulasi tersebut diterapkan sebagai upaya menjaga keberlanjutan pangan dan mewujudkan swasembada di daerah.

Tercatat data sementara Kantor Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Penajam Paser Utara, sedikitnya 627 hektare dari 7.508 hektare luas lahan sawah di kabupaten yang dikenal Benuo Taka itu, telah dialihfungsikan menjadi perkebunan dan lainnya.

Kondisi tersebut terjadi karena minimnya sistem irigasi dan ketidakpastian harga gabah, menurut dia, sehingga petani memutuskan untuk beralih ke sektor lain karena dinilai lebih menjanjikan.

Tetapi petani tidak perlu khawatir karena pemerintah menetapkan harga gabah kering senilai Rp6.500 per kilogram, timpal dia lagi, pemerintah memberikan jaminan harga diharapkan menjadi motivasi bagi petani terus menggenjot peningkatan produksi.

Pemerintah juga bakal segera melakukan pembangunan Bendung Gerak Sungai Telake pada 2026, untuk mengatasi permasalahan irigasi lahan pertanian tanaman padi di Kabupaten Penajam Paser Utara.

“Pemerintah kabupaten ingin di wilayahnya semakin mantap sebagai daerah swasembada pangan di Kalimantan Timur,” tegasnya.

Larangan alih fungsi lahan diharapkan dapat meningkatkan produksi tanaman padi, terdata pada 2024 hasil panen padi mencapai sekitar 50.672 ton gabah kering panen (GKP) dan panen padi pada musim tanam pertama 2025 mencapai 24.500 ton GKP, dilakukan upaya mengoptimalkan hasil panen petani meningkat, demikian Andi Trasodiharto.

 

 

ANTARA|Wong|Ar

Comments are closed.