BeritaKaltim.Co

Pagi yang Hening di Sungai Keledang: Tim SAR Temukan Jasad Rian di Arus Sunyi Mahakam

BERITAKALTIM.CO — Embun pagi masih menempel pada dedaunan di tepian Sungai Keledang ketika sirene mobil penyelamat perlahan terdengar memasuki kawasan itu. Pada pukul 07.00 WITA, Jumat pagi itu, seluruh unsur SAR Gabungan telah berkumpul. Sunyi sungai seakan berubah menjadi ruang penuh harapan dan ketegangan.

Di antara para petugas berdiri keluarga Muhammad Rian, pemuda 20 tahun asal Jl. A. Zahra RT 13, Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang. Sehari sebelumnya, Rian dinyatakan tenggelam di aliran Mahakam, tak jauh dari rumahnya. Sejak itu, sungai yang biasanya menjadi bagian dari kehidupan warga mendadak berubah menjadi tempat yang menelan satu nyawa muda.

Langit Samarinda tampak berawan ketika briefing operasi hari kedua dimulai. Para petugas Basarnas Balikpapan, Pos SAR Samarinda, Polairud Polda Kaltim, BPBD Samarinda, Disdamkar, relawan sungai, hingga keluarga korban berdiri membentuk lingkaran besar. Suara motor perahu sesekali terdengar dari kejauhan, menandai rutinitas pagi warga di bantaran Mahakam.

Pada pukul 07.15 WITA, tim resmi diberangkatkan. Perahu karet Basarnas, speedboat BPBD, serta perahu Disdamkar bergerak menyusuri aliran sungai sejauh dua kilometer ke arah hilir. Arus Sungai Mahakam pagi itu tampak tenang di permukaan, namun para petugas tahu betul bahwa derasnya arus bawah bukan sesuatu yang bisa diremehkan.

“Fokus hari ini adalah penyisiran hingga radius yang kita tetapkan. Semua alat dikerahkan,” ujar salah satu komandan lapangan sebelum keberangkatan.

Ditemukan 10 Meter dari Titik Terakhir

Tak butuh waktu lama hingga pencarian membuahkan hasil. Pada pukul 07.35 WITA, kurang dari 30 menit setelah penyisiran dimulai, salah satu tim menemukan sesuatu mengambang tidak jauh dari Last Known Position (LKP) — hanya sekitar 10 meter dari titik di mana Rian terakhir kali terlihat.

Ketika tubuh Rian diangkat perlahan ke atas perahu, sunyi sejenak menyelimuti seluruh tim. Tidak ada sorakan, hanya helaan napas panjang dari para petugas yang telah bekerja tanpa henti sejak sehari sebelumnya. Meski tidak lagi bernyawa, penemuan itu adalah jawaban yang ditunggu keluarga — jawaban yang pahit, namun pasti.

Korban segera dievakuasi menuju rumah duka. Jalur air yang beberapa jam lalu menjadi saksi upaya pencarian kini mengantar Rian pulang untuk terakhir kalinya.

Pada pukul 08.20 WITA, seluruh unsur kembali ke titik kumpul untuk melakukan debriefing. Hasil pencarian dilaporkan, peralatan diperiksa, dan nama para anggota tim dicatat. Dalam suasana yang hening, Basarnas mengusulkan penutupan operasi SAR hari kedua, mengingat korban telah ditemukan dan seluruh unsur telah menjalankan tugas sesuai rencana operasi.

Cuaca berawan pagi itu menjadi saksi selesainya sebuah upaya kemanusiaan yang dilaksanakan tanpa kendala. Berbagai peralatan — mulai dari rescue carrier, rubber boat, speedboat, perangkat selam, hingga peralatan medis — dikembalikan ke pos, menunggu kapan lagi harus turun menyelamatkan nyawa berikutnya.

Mahakam: Sungai Kehidupan, Sungai Kehilangan

Bagi warga Samarinda, Sungai Mahakam adalah nadi kehidupan. Dari sinilah air untuk mandi, jalur untuk pergi bekerja, hingga tempat anak-anak bermain dan belajar berenang. Namun bagi sebagian keluarga seperti milik Rian, sungai ini juga kadang berubah menjadi ruang kehilangan.

Rian, menurut kerabatnya, adalah pemuda yang pendiam namun ramah, sering membantu tetangga, dan bekerja serabutan. Hari tenggelamnya Rian, kata mereka, adalah hari biasa — sampai saat ia terpeleset ke arus yang tak memberinya waktu untuk menyelamatkan diri.

Ketika jenazahnya dibawa pulang, beberapa tetangga tampak berdiri di depan lorong rumah, mengangkat tangan sebagai tanda penghormatan. Tangis keluarga pecah, namun setidaknya kini mereka tidak lagi menunggu kabar dalam ketidakpastian.

Operasi SAR di Sungai Keledang pagi itu menegaskan satu hal: bahwa tugas penyelamatan bukan hanya soal menemukan korban, tetapi juga memberikan kepastian dan keadilan bagi keluarga yang menunggu. Tidak ada kamera besar di sana, tidak ada sorotan publik yang ramai — hanya tim yang bekerja cepat, rapi, dan diam-diam.

Dan demikianlah Rian ditemukan di pelukan sungainya sendiri, menyelesaikan pencarian yang bermula dengan cemas dan berakhir dengan kepastian.

WONG

Comments are closed.