BERITAKALTIM.CO- Ketersediaan oksigen di Balikpapan menjadi hal terpenting di masa pandemik COVID-19, terutama saat kasus sedang mengalami peningkatan seperti sekarang. Pemkot Balikpapan bersama pihak rumah sakit, distributor oksigen dan instansi lainnya di Balikpapan menyiapkan langkah antisipasi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, peningkatan kebutuhan oksigen pada Juli sudah mencapai 100 persen, pihaknya telah melaksanakan rapat dengan sejumlah instansi terkait.
“Kami sudah rapat dengan direktur rumah sakit dan dua distributor oksigen di Balikpapan. Pembentukan satgas nanti akan menunggu struktur dari provinsi dan di SK-kan oleh wali kota,” ucap Dio panggilan akrab dr. Andy Sri Juliarty, di Aula Pemkot Balikpapan, Senin(12/7/2021)
Tugas satgas yang utama adalah untuk menjaga pasokan oksigen tetap aman untuk pasien COVID-19. Namun yang terdekat, satgas akan lebih dulu menginventarisasi jumlah tabung dan kebutuhan tabung di Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim).
Penambahan tabung oksigen maupun peralatan lengkapnya, seperti regulator dibutuhkan untuk antisipasi di Embarkasi Haji Batakan dan Hotel Grand Tiga Mustika yang menjadi tempat isolasi tersentralisasi.
Maka untuk di Embarkasi Haji dibutuhkan pengadaan oksigen baru.
“Kebetulan mencari oksigen sedang susah,” ucapnya.
Dio menyampaikan bahwa harga normal regulator bekisar antara Rp250 ribu-Rp300 ribu. Untuk harga saat ini paling murah Rp400 ribu dengan penyedia yang sudah dikenal.
Termasuk tabung dua pekan lalu dapat harga Rp1,175 juta dan dua hari kemudian harga menjadi Rp. 1,5 juta.
” Ingin menambah 40 unit, barangnya tidak ada harga sampai Rp1,5 juta. Akhirnya saya beli, beberapa hari kemudian tabung 1 meter kubik dengan isinya, trolly, dan regulator mencapai Rp4 juta. Padahal untuk harga normalnya Rp1,5 juta. Ketersedian sangat langka,” jelasnya.
Dio mengatakan, selama ini produksi oksigen di Balikpapan masih terjamin cukup. Hanya, yang jadi kendala adalah jumlah tabung yang dibutuhkan. Selain menjamin ketersediaan oksigen, tugas satgas adalah menginventarisasi tabung oksigen di rumah sakit.
“Siapa tahu ada rumah sakit yang punya tabung oksigen berlebih, maka bisa membantu rumah sakit yang kekurangan,” jelasnya.
Dio menambahkan, juga meminta bantuan mencari di perusahaan industri di Balikpapan. Perusahan memang tidak menggunakan tabung untuk wadah oksigen tetapi bisa diatasi dengan dilakukan hydrotest atau pembersihan tabung untuk digunakan sebagai tabung oksigen medis.
Dan juga meminta bantuan masyarakat yang memiliki tabung oksigen di rumahnya. “Yang dulu pernah dirawat dan punya tabung tidak terpakai, kami akan pinjam ke masyarakat,” ujarnya.
Berdasarkan laporan dari distributor oksigen di Balikpapan, permintaan oksigen mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada awal Juni 2021 permintaan oksigen per hari hanya berkisar 20 tabung. “Sedangkan Juli ini sampai 140 tiap harinya,” tutupnya. #
Wartawan: Thina
Comments are closed.