BERITAKALTIM.CO- Nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut-sebut oleh Zakiah Aini dalam surat wasiat yang ditulisnya sebelum menyerang Mabes Polri di Jalan Trunojoyo Jakarta.
Dalam surat wasiat itu, Zakiah meminta keluarganya tidak membanggakan Ahok. Pernyataan itu setelah dia mengungkapkan rasa sayangnya terhadap orangtua maupun kakak-kakaknya. Dia juga meminta maaf karena memilih jalannya sendiri.
“Pesan berikutnya untuk kakak agar rumah Cibubur jaga Dede dan Mama, ibadah kepada Allah, dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai ajaran Islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab, kak. Allah yang akan menjamin rezeki, kak. Maaf ya kak, Zakiah tidak bisa membalas semua pemberian kakak,” tulisnya.
Bagaimana Basuki Tjahaya Purnama menanggapi surat wasiat yang menyebutkan namanya?
Saat dihubungi Wartawan Ahok menanggapi dengan mengatakan kalua dirinya selalu diajari untuk memaafkan.
“Saya diajari untuk selalu memaafkan dan semoga keluarganya dikuatkan dan dihibur oleh Tuhan YME,” kata Ahok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku bingung dengan sebutan kafir, walau itu sudah biasa sekali dia dengar.
“Saya juga bingung kenapa dianggap kafir,” ujar Ahok.
Ahok menjelaskan, dalam kepercayaannya sebagai umat Kristen, Allah itu adalah Tri Tunggal. Kristen sendiri menjadi salah satu agama yang diakui secara resmi di Indonesia.
“Allah Tri Tunggal Yesus Kristus atau Isa Almasih adalah representatif Allah. Allah adalah roh dan tidak berwujud karena Yesus Kristus/Isa Almasih adalah firman Allah yang lahir karena embusan Roh Allah ke dalam rahim perawan Maria. Allah itu Esa dan Tunggal adanya. Kristen menyebutnya Allah Tri Tunggal. Allah trinitas dengan 3 pribadi, bukan ada 3 Tuhan,” ujar Ahok.
“Saya tidak mengerti dengan keyakinan saya seperti di atas dianggap kafir,” sambungnya.
Selain mendapat jawaban dari Ahok, pelaku teror Mabes Polri itu juga mendapat tanggapan dari Universitas Gunadarma Depok, Jawa Barat.
Nama kampus universitas itu terbawa-bawa karena Zakiah pernah kuliah di situ, namun tercatat drop out alias tidak melanjutkan sampai lulus kuliah.
“Saudari berinisial ZA memang benar pernah kuliah di Gunadarma,” kata Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Gunadarma Prof Irwan Bastian dalam jumpa pers di kampus Gunadarma Depok.
Zakiah Aini sebelumnya tercatat merupakan mahasiswa S1 angkatan 2013 Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi. Dia hanya aktif di tiga semester pertama.
“Jadi yang bersangkutan itu masuk tahun 2013. Kemudian semester V dan seterusnya tidak aktif,” kata Irwan.
Di tiga semester pertama, Zakiah terbilang rajin masuk kuliah. Nilainya akademisnya juga bisa dibilang cukup baik dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) di atas 3.
“Totally kalau nggak salah sekitar 3,2 atau 3,1,” kata Budi.
Sementara menyangkut senjata yang dibawa Zakiah Aini saat di Mabes Polri juga terungkap. Ternyata senjata itu jenis Airgun. Senjata itu dibelinya secara online dari Muchsin Kamal alias Imam Muda. Kini Muchsin sudah diamankan untuk diminta keterangan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Kadiv Humas Polri, Irjen Argo Yuwono mengatakan Muchsin ditangkap di Banda Aceh. Muchsin ditangkap pada Kamis (1/4/2021) lalu.
“Pada hari Kamis (1/4), Tim Densus 88 AT menangkap Muchsin Kamal alias Imam Muda di Syiah Kuala, Banda Aceh-NAD,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono melalui pesan singkat, Sabtu (3/4/2021).
Dalam pemeriksaan polisi, Muchsin diketahui menjual airgun kepada Zakiah Aini. Penjualan itu dilakukan secara online.
“ZA membeli airgun kepada Muchsin Kamal secara daring,” katanya.
Kemudian menurut Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut Zakiah dan Muchsin Kamal tidak mengenal satu sama lain. Muchsin menjual airgun kepada Zakiah Aini secara online. #
Sumber: detikcom
Comments are closed.