BERITAKALTIM.CO- Hampir tujuh bulan warga korban tanah longsor Rt 33 Jalan Sungai Wein Km 15, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara menunggu kepastian janji pemerintah kota untuk segera melakukan perbaikan badan jalan yang turun dan menimpa rumah warga.
Mengingat jalan tersebut merupakan jalan poros utama menuju kebun raya, gudang amunisi dan juga menuju ke tempat pemakaman umum. Sebanyak 12 rumah mengalami penurunan hingga 1 meter dari badan jalan.
Sampai saat ini korban longsor ini hanya menerima bantuan sebesar Rp 4.500.000 dari pemerintah kota Balikpapan sebagai ganti untuk tempat tinggal sementara. Dan telah beberapa kali ditinjau baik dari anggota DPRD maupun pejabat pemerintahan tapi belum ada realisasinya untuk penanganan longsor, mengingat saat cuaca ekstrem di kota Balikpapan takut berakibat fatal nantinya.
Anggota DPRD kota Balikpapan Dapil Balikpapan Utara Syarifuddin Oddang, melihat langsung ke lokasi longsor di jalan sungai Wien Km 15 Karangjoang, Minggu (12/9/2021).
” Saya diminta warga untuk tinjau lokasi ini, sebagai perwakilan Dapil Balikpapan Utara, dan persoalan ini merupakan suatu bencana,” ujar Oddang panggilan akrab Syarifuddin Oddang.
Oddang mengatakan, jalur ini merupakan jalan poros menuju kebun raya, perumahan warga, gudang peluru dan arah menuju ke pemakaman umum.” Semua akses lewat disini,” jelasnya.
Selama tujuh bulan setelah kejadian longsor, dan telah ditinjau beberapa kali oleh OPD terkait (BPBD ,PU) dan juga unsur terkait di Kelurahan dan Kecamatan sampai saat ini belum ada penanganannya.
Dirinya berharap camat yang baru, segera memberikan masukan kepada pemerintah kota saat coffe morning bahwa kejadian ini tidak bisa dibiarkan mengingat curah hujan sangat tinggi dan pegeseran sudah terlihat diarea ini . ” Setiap hari hujan, terjadi suatu pegeseran, Sepanjang jalan ada 12 rumah, kita melihat semakin begeser, kalau dibiarkan dan terjadi pembiaran, bagaimana dengan warga,” urainya.
Oddang mengatakan, informasi yang diperoleh warga bahwa mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah subsisi uang sebesar Rp. 4,5 juta untuk sewa rumah, dan saat ini uang tersebut telah habis. Sedangkan mereka menginginkan untuk kembali kerumah masing masing tetapi kondisi rumah sangat membahayakan.
” Sehingga penekanan saya, harapan saya segera pemerintah turun tangan khususnya PU dan BPBD, akan menyampaikan sebagai bahan diskusi utama,” pungkasnya.
Sementara itu , warga terdampak lonsor Imam Daenuri berharap bencana ini untuk segera diambil aksen bentuk penurapan sehingga kerugian bisa diminimalisir. Karena jika curah hujan dan tekanan yang besar bisa mengakibatkan kerugian yang lebih besar.
Ketika jalan ini putus dan akses jalan padat sangat membahayakan, karena jalan ini merupakan jalur poros kendaraan mobil besar.
” Sekarang aja sangat membahayakan, mobil besar lalu lalang, kita tidak bisa menghentikan, karena ini jalan satu satunya menuju sungai wein,” ucapnya.
Selain uang sewa yang diberikan, Imam menyampaikan, hanya mendapatkan bantuan makanan dari Kemensos selama kurang lebih 40 hari.
Salah satu waraga terdampak longsor Sumarji, menyampaikan sekali aja mendapatkan bantuan dari pemerintah. Meskipun longsor ini sudah banyak yang meninjau tetapi dirinya menginginkan agar penanganan bisa cepat terealisasi mengingat ini merupakan jalan poros utama.
” Cepat cepatlah dikerjakan , ini bukan jalan kampung melainkan jalan protokol menuju area kebun raya, Pertamina, gudang amunisi dan tempat pemakaman terpadu,” jelasnya.
“Mohon perhatiannya bapak dewan maupun pak wali agar segera dialkukan penanganan,” harapnya. #
Wartawan: Thina
Comments are closed.