TANJUNGREDEB, BERITAKALTARA.com- Indonesia terkenal sebagai negara dengan sebutan gemah ripah loh jinawi. Yaitu negara yang tentram, makmur dan subur tanahnya. Namun benarkah semua sebutan itu? Kampung Kasai yang terletak di Kecamatan Tanjung Batu,Kabupaten Berau, merupakan salah satu kawasan yang bisa dibilang merupakan kampung dengan masyarakat yang hidup didalam garis kemiskinan.
Sebagai kampung yang berada dekat dengan area laut, penduduk sekitar bertahan hidup dengan cara menjadi nelayan. Namun demikian, kehidupan masyarakat setempat belum bisa dibilang makmur. Meskipun jalan menuju kampung tersebut bisa dibilang sangat bagus, tetapi keadaan kampung tersebut sangat kontras dengan akses jalan menuju kampung Kasai.
Masyarakat masih banyak yang tinggal di rumah yang lebih pantas disebut sebagai gubuk reyot. Bila hujan mereka kehujanan, dan bila kemarau mereka juga akan kepanasan.
Alih-alih mendapat bantuan dari pemerintah pusat, ujung-ujungnya bantuan tersebut tidak sampai kepada mereka sesuai dengan fungsinya.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga kampung Kasai, Rasideh (60). Dia sebagai salah satu warga penerima bantuan dari pemerintah pusat melalui program BSPS atau Bantuan Stimulan Permohonan Swadaya dari Kemenpera melalui Dinas Tata Kota.
Bantuan sebesar Rp.7,5 juta – Rp.15 juta /KK berupa material seperti seng, papan kayu, atau tiang tersebut nyatanya tidak dapat mereka nikmati karena kegunaannya tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
Bahkan, menurut keterangan beberapa warga setempat, bantuan tersebut jumlahnya tidak sesuai dengan besarnya uang yang dianggarkan untuk mereka.
“Bila melihat jumlah dari material yang kami terima, sudah bisa dipastikan bahwa jumlah tersebut tidak sesuai dengan anggaran yang seharusnya kami terima,” kata Ahmad
Sementara itu, Syarifudin, Kepala Bidang Pengendalian dari Tata Kota saat ditemui media ini mengatakan jika saat ini pihaknya akan turun ke Kampung Kasai untuk mengecek kebenarannya. #JR
Teks foto: Pak Rasideh, nelayan di Kampung Kasai.