BeritaKaltim.Co

Kaltim Wajib Miliki Konsep Briliant Kembangkan Sektor Pariwisata

Kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kaltim ke Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Jumat (4/9). Berharap bisa memaksimalakn potensi pariwisata kaltim seperti halnya Bali.
Kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kaltim ke Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Jumat (4/9). Berharap bisa memaksimalakn potensi pariwisata kaltim seperti halnya Bali.

DENPASAR, BERITAKALTIM.COM – Bali memiliki pesona, keindahan serta karakteristik kebudayaan tinggi sebagai kota pariwisata terbaik di Indonesia. Keindahaannya mampu memicu berjuta wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Konsisten dalam mengembangkan pariwisata sebagai pondasi utama, Bali mengedepankan konsep dasar sebagai pengembangannya yaitu tri hita karana.

“Konsep mendasar dalam membangun sebuah rumah. Bali menerapkan konsep tri hita karana didalam pengembangan kota pariwisata, penyebab utama masyarakat Bali mendapatkan kebahagiaan,” kata Tjok Bagus Pemayun, Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Bali saat Komisi IV DPRD Kaltim melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Jumat (4/9/2015).

Adapun ketiga hubungan (tri hita karana) meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekikar dan hubungan dengan Tuhan yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam artian, setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Rombongan Komisi IV dipimpin oleh Muhammad Adam, dihadiri anggota Komisi IV lainnya yakni Ferza Agustia, Ahmad Rosyidi, Hermanto Kewot, Andika Hasan.

“Partisipasi masyarakat, faktor penting dalam mengembangkan dunia pariwisata. Ketika memiliki konsep bagus dengan nilai jual tinggi tetapi partisipasi masyarakat tidak ada didalamnya, maka semua itu percuma dan tidak bisa berjalan dengan baik,” imbuh Tjok Bagus Pemayun.

Muhammad Adam mengharapkan Kaltim mampu menerapkan hal serupa. Pariwisata mampu memegang peranan penting dalam memajukan suatu daerah jika dapat terkelola dengan baik, mengingat Kaltim memiliki potensi cukup besar dalam segi objek pariwisata yang tidak kalah dengan daerah lain. Misalnya Pulau Maratua, Pulau Derawan,

Bukit Bengkirai dan lain sebagainya. Semakin menipisnya potensi sumber daya alam (SDA), contoh saja batu bara plus dampak kerugian besar dari peninggalan hasil eksploitasi batu bara, membuat kaltim harus memanfaatkan semua potensi lainnya, salah satunya pariwisata.

“Provinsi Bali adalah contoh daerah paling konsisten, contoh saja, denda bagi para pelaku penebang pohon sembarangan. Kaltim tidak salah jika memikirkan sumber PAD lain dengan mendorong mengembangkan wisata semaksimal mungkin. Pemerintah Provinsi Kaltim serta jajaran lainnya diharapkan mampu membangun komunikasi dalam rangka membangun kota pariwisata kaltim,” kata Adam.

Andika Hasan mengaku, Kaltim masih lemah dalam rangka mengembangkan destinasi wisata. Akses menuju lokasi wisata jadi salah satu kendala penyebab tak banyaknya wisatawan berkunjung. Selain itu, Kaltim belum memiliki konsep mengembangkan pariwisata yang baik.

“Batu bara jelas tidak bisa lagi diharapkan. Kaltim memiliki SDA kuat tetapi sumber daya manusia dengan produktivitas cukup tinggi hanya terfokus pada tehnologi yang berhubungan dengan tambang saja,” ungkap Andika.
Dalam mengembangkan dunia pariwisata yang terpenting dilakukan adalah atraksi, akses, ancillary services, dan kelembagaan. Sesuai dengan Undang-undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan.

Sebagai penyokong pengembangan pariwisata pada suatu daerah, harus memiliki gabungan industri pariwisata Indonesia (GIPI) serta badan promosi pariwisata daerah (BPPD). #adv/rid

Comments are closed.