TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Berau menggelar Jambore Kader Posyandu Tahun 2015 di Hotel Cantika Swara, Jalan Gunung Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kualitas dan memotivasi kader posyandu untuk mendukung tercapainya Millennium Development Goals (MDGs).
Jambore tersebut dibuka sejak Jum’at (6/11/2015) ditutup pada Sabtu (07/10/2015) malam lalu.
“Acara Jambore ini diharapkan mampu lebih meningkatkan tali silaturahmi antar kader posyandu, serta dapat tukar pikiran antar kader Posyandu,” ungkap Kepala BPPKB Wiyati, SE dihadapan Pj Bupati Berau Drs. H. Syarifuddin, M.Si beserta istri, Ketua DPRD Kabupaten Berau Hj. Syarifatul Sya’diah, Asisten III Abdul Rahman, beserta tamu undangan lainnya dan juga ratusan peserta Jambore tersebut.
Kader Posyandu dari masing-masing kecamatan melaksanakan perlombaan yel-yel. Dimana dimaksudkan untuk memperkenalkan kecamatan dimana kader Posyandu tersebut berasal.
“Kegiatan Jambore ini diikuti 13 kecamatan, yang mana untuk jumlah Posyandu sendiri berjumlah 242 posyandu dengan kadernya sebanyak 2.362 kader namun yang kami ikut sertakan hanya berjumlah 325 peserta,“ jelasnya saat diwawancarai pada penutupan.
Untuk kegiatan jambore itu sendiri dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kehamilan ibu sejak dini, baik mulai dari awal kehamilan agar tidak terjadi angka kematian ibu dan bayi yang tinggi.
“Salah satu tujuan diadakan perekrutan kader posyandu ini, diharapkan mampu mengurangi resiko angka kematian ibu dan bayi,“ tambah Yati, sapaan akrab Kepala BPPKB tersebut.
Diketahui, terkait tingkat angka kematian untuk ibu dan bayi secara nasional terbilang tinggi. Namun dia juga menambahkan untuk Kabupaten Berau sudah mulai mengalami penurunan untuk beberapa tahun ini.
“Berkat dari penyuluhan posyandu yang bisa dilakukan secara langsung, yang mana tujuan dan sasaranya ialah pada ibu rumah tangga secara langsung. Melalui PKK juga, diharapkan sudah dapat diketahui secara langsung ibu yang hamil atau yang baru hamil sehingga bisa dilakukan tindakan pembimbingan ibu hamil. Dimana, kita inginkan dapat menuju “Zero” kematian ibu dan bayi,“ harapnya.
Perlu diketahui juga, Kepala BPPKB Berau sudah menyorot terkait ibu hamil yang berpotensi resiko tinggi melalui Gerakan Sayang Ibu (GSI) agar tidak terjadi ketelambatan terutama terlambat dalam melakukan pemeriksaan kerumah sakit.
“Kalau yang sering terjadi di Berau ini, lambatnya pemeriksaan kerumah sakit itu yang menjadi kendala tersendiri. Ketika sudah emergency baru diputuskan untuk kerumah sakit dan itu yang kami minimalisir agar tak terjadi hal tersebut,“ tutupnya. #humas
Comments are closed.