BeritaKaltim.Co

Reses, Saefuddin Zuhri Ajak Peduli Sungai Karang Mumus

samarinda perahu misman webSAMARINDA, BERITAKALTIM.com- Kepedulian terhadap Sungai Karang Mumus (SKM) perlu dibangun dan ditularkan ke anak-anak usia dini. Membangun budaya peduli sungai perlu waktu panjang, tapi kalau masyarakat yang memulai, pasti waktu yang diperlukan bisa lebih singkat.

Hal itu dikatakan anggota DPRD Kaltim dari Komisi III, H Saefuddin Zuhri, SE usai mengadakan acara Serap Asiprasi dan menyerahkan bantuan sebuah perahu untuk memungut sampah di SKM kepada Misman, Koordinator Komunitas Pungut Sehelai Sampah (KPSS) di Karang Mumus di Pangkalan KPSS di Jembatan Kehewanan, Samarinda, Jumat (20/11/2015).

Menurut Saefuddin, semua orang tua-tua di Samarinda menceritakan betapa kumuhnya sekarang SKM, dan membandingkan dengan kondisi SKM saat mereka masih remaja dulunya. “Jadi kita sebetulnya tahu, telah terjadi perubahan yang begitu negatif di aliran SKM,” ujarnya.

Ia mengaku sebelumnya hanya melihat batang tubuh SKM dari atas mobil, tapi setelah duduk di bantaran sungai, baru menyadari, SKM sudah menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga dan pasar. “Ternyata air sungai yang mengalir bau-nya menyengat ya,” kata Saefuddin.

Dikatakan, kumuhnya SKM berpangkal dari budaya. Jadi apa yang dilakukan KPSS, diluar kegiatan memungut sampah di tubuh air sungai, adalah gerakan budaya, gerakan menghentikan kebiasaan membuang sampah ke sungai.

“Ini akan menjadi kegiatan yang memerlukan “napas” panjang, tapi saya berharap komunitas yang sudah tumbuh ini nantinya semakin besar dan mampu merangkul masyarakat untuk peduli SKM,” katanya.

Saefuddin menyebut SKM adalah aset paling mahal yang dimiliki Samarinda dan tidak akan tergantikan bila tidak dirawat dengan baik. Membangun saluran air atau drainase dalam hitungan ratusan meter saja, pemerintah harus mengeluarkan dana puluhan miliar, tapi alam dengan gratis sudah memberi SKM.

samreinda sunai karang mumus cari sampah web“Akan sangat banyak dampak negatif dirasakan bila SKM ini tetap dijadikan tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga dan pasar, kemudian tak dibebaskan dari permukiman,” ucapnya.

Tentang tersendat-sendatnya relokasi warga di bantaran SKM, Saefuddin mengatakan, tahapan-tahapan relokasi perlu disusun ulang Pemkot Samarinda, mulai dari menyiapkan lahan untuk relokasi maupun sosialisasinya ke masyarakat, serta menghitung pendanaan.

Apabila Pemkot Samarinda maju lagi minta bantuan dana ke Pemprov Kaltim untuk kepentingan merelokasi warga SKM tapi dengan perencanaan yang lebih detail dan jelas tahap-tahapannya, DPRD Kaltim tentu akan bersetuju mengalokasikan dana yang diperlukan. “Lahan untuk merelokasi yang harus disiapkan dulu,” saran Saefuddin.

Sementara sejumlah warga yang sudah direlokasi dari bantaran SKM pada tahun 2006, dalam acara itu mengaku hingga kini belum memperoleh dokumen atau sertifikat atas tanah pengganti yang diberikan Pemkot Samarinda. “Saya sudah tinggal di Sambutan, cuma sertifikat tanah yang saya tempati sekarang belum diberikan Pemkot Samarinda,” kata Nanang.#Into
Foto: H Saefuddin Zuhri menyerahkan bantuan perahu dan dayung ke Misman, Koordinator KPSS Karang Mumus.
Foto: Perahu bantuan yang diterima KPSS Karang Mumus mulai digunakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unmul mengugut sampah.

Comments are closed.