TANJUNG SELOR, BERITAKALTARA.com – Masih maraknya jajanan anak di lingkungan sekolah, menjadi kekuatiran sendiri bagi orangtua siswa. Sebab banyak anak usia dini hingga remaja belum mengetahui dampak negatif yang timbul dari jajanan yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.
Meski jajanan itu berasal dari olahan rumah tangga, namun bisa saja penggunaan bahan berwarna yang berlebihan tidak sesuai dengan takaran, juga bisa mengakibatkan ancaman bagi kesehatan si anak yang mengkonsumsinya.
Untuk mewaspadai hal ini, guru dan orangtua siswa perlu membatasi anak dan siswanya untuk berbelanja dipenjual jajanan yang ada di lingkungan sekolah. Sebab jajanan yang dijaul bisa saja mengandung bahan pengawet secara berlebihan sehingga berdampak buruk bagi kesehatan siswa.
Pantauan di lapangan, diketahui masih banyaknya sekolah di wilayah Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara) yang di lingkungannya marak jajanan dijual. Mulai dari jenis minuman warna-warni hingga makanan yang mengandung saos maupun bahan pangawet lainnya.
Melihat fenome ini, guru maupun orangtua perlu mewaspadai anak dan siswanya agar tidak berbelanja sembarangan. Sebab jika jajanan yang dibeli secara sembarangan ternyata adalah jajanan yang mengandung bahan kimia, maka anak tersebut mendapat ancaman bagi kesehatannya.
Lihat saja di lingkungan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 010 Tanjung Selor dan SMPN 007, Jalan Semangka Tanjung Selor. Diketahui banyak jajanan berjejer ditepi pagar sekolah tersebut. Jajanan ini macam-macam jenisnya. Ada minuman hingga makanan lainnya. Makanan dan minuman yang berpengawet tentu rasanya beda dengan yang alami. Apalagi bila penggunaan pengawetnya berlebihan, tentu rasanya juga jauh beda.
Hanya saja, untuk mengetahui pasti kebenaran apakah betul menggunakan bahan pengawet secara berlebihan, pihak Dinas Kesehatan setempat perlu melakukan uji sampel.
Salah seorang orangtua siswa SDN 010 Tanjung Selor Tri Utami mengatakan, mengonsumsi makanan dan minuman (mamin) yang mengandung pengawet jelas telah menganggung kesehatan. Bahkan, bagi yang mengonsumsinya jelas tidak mendapat kesempatan untuk memperoleh hidup sehat. Beda bagi produsen atau penjual mamin tersebut, dari segi bisnis mereka telah diuntungkan karena jika mamin yang dijualnya menggunakan pengawet.
Seperti diketahui lanjut Tri Utami, mamin yang berbahan pengawet atau yang mengandung bahan kimia jelas menimbulkan banyak dampak negatif, misalnya saja untuk jangka pendek bisa menimbulkan penyakit diantaranya : kesulitan bernafas. Iritasi kulit, infeksi pada pernafasan dan diare. Sedangkan jangka panjang lanjut Tri Utami yang berprofesi sebagai bidan kesehatan ini, seperti kerusakan jantung, kerusakan ginjal, penyakit leukemia, diabetes, kanker otak tumor pada perut dan liver.
“Inilah yang harus dihindari oleh anak usia dini dan remaja. Makanya, kita harus sepakat para orangtua dan guru agar mengawasi anak-anak kita dalam jajanan sembarangan,” katanya kepada beritakaltara.com, Sabtu (16/1/2016).
Disebutkan oleh Tri Utami, terkait penggunaan bahan pengawet yang boleh digunakan pada makanan tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 722 Tahun 1988 seperti asam benzoate, kalium benzoate dan kalium sulfit. Meski begitu, konsumen haruslah tetap waspada akan makanan dan minuman apa saja terkait bahan yang terkandung didalamnya. Sebab, mamin yang berpengawet jelas berpotensi menjadi makanan berbahaya yang beredar di masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Bulungan Drs H Jamaluddin, yang diminta komentar, mengatakan pihaknya kerap sosialisasi kepada siswa di sekolah-sekolah mengenai larangan jajan sembarangan di lingkungan sekolah. Sebab disadari atau tidak, bisa saja jajanan yang beredar itu telah mengandung bahan pengawet secara berlebihan.
“Sosialisasi sering kami lakukan. Tapi intinya, harus ada dukungan dari irangtua siswa. Tanpa dukungan orangtua siswa, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya, Sabtu (16/1/2016) di kediamannya Jalan Semangka, Tanjung Selor.
Apa komentar pihak Dinas Kesehatan Bulungan terkait maraknya jajanan di lingkungan sekolah di Bulungan?. Hingga berita ini ditulis, belum ada satupun pihak Dinas Kesehatan setempat yang berhasil dikonfirmasi. #NAY/ISM
Comments are closed.