BALIKPAPAN, beritakaltim.co- Adanya ancaman membubarkan Indonesia jadi pembicaraan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak saat bersilatuhrahmi dengan tokoh dan warga Balikpapan, Sabtu (8/9/2018).
“NKRI harga mati dan tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jika ada yang ingin membubarkannya, kita lawan,” tegas Gubernur pada pertemuan yang dihadiri antara lain para tokoh masyarakat, tokoh agama, pimpinan dan anggota Ormas, paguyuban, wanita, pemuda dan lainnya.
Tanda-tanda adanya pihak menginginkan Indonesia bubar karena masih munculnya kelompok yang menyuarakan perubahan sistim negara. Padahal, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati dan menjadi kewajiban seluruh anak bangsa untuk mempertahankan dan memperkokohnya.
Hal ini menjadi kesepakatan seluruh hadirin pada pertemuan silaturrahmi Gubernur.
Menurut Gubernur selama dua periode kepemimpinannya, Kaltim sudah semakin maju, pembangunan bergerak di seluruh kabupaten/kota, dari kota hingga pedalaman dan daerah perbatasan. Dukungan Pemerintah juga tampak nyata dengan berhasil dibangunnya infrastruktur seperti jalan raya, jalan tol, jembatan, bandar udara. Juga peningkatan SDM, pengentasan kemiskinan, peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kalau semuanya saya paparkan, empat hari empat malam tidak selesai. Jelasnya telah terjadi perubahan nyata di Kaltim,” papar Awang.
Karena itu lanjut Gubernur, masyarakat Kaltim harus bersyukur dapat menikmati hasil-hasuil pembangunan tersebut. Apalagi selama ini situasi keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat juga cukup kondusif. Peristiwa-peristiwa yang hendak mengganggu dapat diatasi dengan baik, berkat kesiap-siagaam dan kewaspadaan dini masyarakat terhadap lingkungannya masing-masing, sehingga pembangunan berjalan lancar dan masyarakat merasa aman terlindungi.
“Masyartakat Kaltim juga harus hidup rukum dan damai,” tandasnya.
Sehubungan dengan itu, Gubernur kembali menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati dan masyarakat Kaltim mendukungnya dan bertanggung jawab mempertahankan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yaitu; Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dasar negara Pancasila, NKRI, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan pilarpilar keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pada kesempatan itu Awang juga menyinggung tentang Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif DPD-RI, DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 17 April 2019. Dia mengharapkan Pemilu secara serentak itu terlaksana dengan sukses dan benar-benar merupakan ajang demokrasi, yaitu Pemilu yang dilaksana-kan secara jujur dan adil dengan menegakkan asas langsung, umum, bebas, rahasia dan bermartabat.
Untuk itu masyarakat harus bisa berpolitik secara dewasa dengan terlebih dulu mengenali calon wakil-wakilnya untuk dipilih dan diputuskan sebagai calon Wakil Rakyat dan pasangan calon Presiden-Wakil Presiden terbaik sesuai pilihan masing-masing.
Karena pelaksanaan Pemilu masih cukup lama, maka Gubernur kembali berpesan agar masyarakat tetap bersabar dan senantiasa mendukung terciptanya Kaltim yang aman dan damai. Terhindar dari tindakan–tindakan oknum, kelompok tertentu ataupun anasir–anasir politik yang mengarah pada terjadinya gangguan keamanan dan disintergrasi di wilayah Kaltim khususnya dan NKRI pada umumnya. #humasprov
Comments are closed.