BERITAKALTIM.CO- Di Kalimantan Timur ini, antusiasme sejumlah lembaga terhadap olahraga termasuk yang memiliki respon perhatian dan kepedulian yang baik, maka tidak mengherankan jika sedikitnya terdapat 22 lembaga perkantoran negara dan swasta, termasuk lembaga pendidikan dan perguruan tinggi serta sejumlah BUMN antusias mendukung atlet-atlet PON XX 2021 Papua agar semangat bertanding untuk mendulang perolehan medali emas.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, STMK UchiDa, yang merupakan perguruan tinggi Komputer terkemuka di Samarinda, Azahari Lathyf, merupakan salah satu SDM lembaga perkuliahan yang menaruh perhatian dan mendukung penuh perkembangan olahraga di Samarinda.
Bukti atas hal itu, selama perguruan tinggi itu hadir di daerah ini, pihaknya sudah menampung sedikitnya 5 atlet atlet berprestasi yang merupakan alumni di pentas olahraga nasional bergengsi semisal PON untuk berkuliah di universitasnya dengan segala kemudahan beasiswa dan masuk keperguruan tinggi itu tanpa tes.
“Mahasiswa yang kita beri keistimewaan khusus itu adalah atlet-atlet yang direkomendasi KONI untuk kita terima masuk pendidikan perkuliahan tanpa tes bahkan kita beri mereka bea siswa,” kata Azahari Lathyf yang datang sebelum acara peresmian Puslatda Sentralisasi diresmikan oleh Gubernur Kaltim.
Azahari Lathyf, merupakan salah satu perguruan tinggi yang mendapat undangan khusus untuk menandatangani nota kesepahaman atau Mou yang menjadi pendukung atlet-atlet dan sponsor PON XX Papua ini, di hadapan Gubernur Kaltim, Isran Noor dan Wali Kota Samarinda Andi Harun.
Lembaganya adalah perguruan tinggi yang sudah meluluskan 3 alumni atlet PON diperkuliahan mereka, atau saat ini masih terdapat 2 orang alumni atlet PON yang masih menjalani perkuliahan dan tahun ini ikut serta dalam rombongan PON XX di Papua.
Azhari menceritakan bahwa sebelum MoU dengan KONI untuk PON di Papua ini, sudah banyak atlet Cabang Olahraga yang kuliah di kampusnya. Saat ini masih berjalan dan para atlet tersebut kuliah melalui virtual online sesuai anjuran pemerintah.
“Jadi atlet PON yang berprestasi yang di rekomndasi KONI akan dilakukan penerimaan tanpa tes,” ujarnya.
Hal itu dilakukan perguruan tingginya sebagai peran dan partisifasi dunia kampus bahwa mereka peduli dan mendukung generasi muda yang berbakat dan berprestasi di bidang olahraga apa saja untuk dibina dan ditempa kualitas akademisi dan intelektualnya.
Alasannya, sebab mereka ini adalah bibit-bibit generasi harapan bangsa sehingga kampus sebagai dunia kampus harus membantu pemerintah dan personal sumber daya anak anak bangsa untuk menjadi generasi siap menerima tonggak setapet keemimpinan bangsa ke depan.
Secara politis pendidikan, di kampus perkuliahan, kata Azahari, juga melakukan kompetitif positif baik dalam hal kualitas akademisi mapun secara kualitas gengsi dan predikat kampus hingga kepada lulusan alumni. Jika atlet berkuliah di kampusnya, maka menurut hemat dia, ini merupakan salah satu kebanggan bagi lembaganya sehingga menarik minat kepada generasi muda lain yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di dunia perkuliahan.
Saah satu yang menjadi kebanggaan kampusnya saat ini, karena salah satu mahasiswanya yang berprestasi di PON Jabar 2016 lalu kini berkuliah di kampusnya dan sekarang masih ikut memperkuat PON XX Papua di cabang olahraga Tarung Drajat. Atlet itu bernama Mita, saat ini sudah semester empat di STMK UciDha Komputer, tempat dia membina Mahasiswa. Mita masuk ke perguruan tinggi itu tanpa tes atas rekomendasi dari KONI.
Terkait soal perkuliahan, Azahari menjelaskan bahwa kampusnya juga mengikuti kebijakan pemerintah dan publik untuk terus mengaktifkan perkuliahan dengan sistim virtual online. Dikampusnya sistim virtual tersebut dia beri nama metode we learning atau welam. Sistim ini adalah sistim mengisi modul pelajaran yang diinginkan mahasiswa atau lulusan SMU yang baru mau mendaftar di kampus itu.
Mereka bisa melakukan sistim welam ini, cukup hanya dengan mengisi modul yang disiapkan kampus, mahasiswa sudah terdaftar dan sudah dapat mengikuti perkuliahan sesuai ketentuan semester yang dtetapkan kampus.
Meski kampus lembaga pendidikan mahasiswa ini memilki besik computer tetapi dalam hal ekstrakulikuler UchiDa, sangat konsen dengan pengembangan olahraga. Buktinya lembaga perkuliahaan ini kerap menyelengarakan berbagai macam kometisi kompetisi pertandingan olah raga antar kampus atau antar fakultas dalam kampus mereka.
Pertandingan olahraga tingkat pelajar dan mahasiswa bahkan diakui oleh Azahari sebagai lembaga kampus terbaik dalam hal penyokong pengembangan olahraga.
“Di PON Papua ini ada atlet yang pernah ikut dalam lomba-lomba yang kita lakukan di kampus, yakni atlet catur dan gulat. Bahkan dia berharap KONI mengirim lagi atlet catur dan gulat ini ke kampus kami untuk kuliah. #
Wartawan: M. Sakir
Comments are closed.