BeritaKaltim.Co

Warga Jalan Sungai Wain Kilo 15 Karang Joang Akhirnya Tutup Akses Jalan

BERITAKALTIM.CO- Hampir dua tahun kejadian longsor di jalan Sungai Wain Kilo 15 Karang Joang Balikpapan Utara hingga kini belum ada kejelasan penanganannya dari Pemerintah Kota Balikpapan.

Di sisi lain, warga korban longsor jalan sungai Wain kilo 15 Karang Joang sudah jenuh dengan janji-janji yang diberikan oleh pemerintah.

Akhirnya lima RT yang berdomisili di jalan Sungai Wain menutup akses jalan yang menuju Kebun Raya, Gudang Pertamina, Gudang Amunisi dan arah menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU).

Kelima RT itu adalah RT 33, 34, 35, 36 dan 61, agar pemerintah setempat mengetahui dan segera melakukan perbaikan agar dampak tidak meluas lagi.

Ketua RT 34 Djumali mengatakan, inti dari penutupan jalan ini agar pemerintah mengetahui dampak longsor bertambah parah dan separuh badan jalan rusak parah.

“Supaya pemerintah tahu, jalan rusak, dampak longsor tambah parah, paling tidak segera dikerjakan,” jelasnya.

Djumali menyampaikan, untuk saat ini akses jalan ditutup untuk kendaraan bertonase berat dan hanya diperbolehkan untuk kendaraan warga setempat sehingga perekonomian tetap berjalan.

Longsor di jalan ini belum pernah diakomodir oleh pemerintah, Djumali katakan, laporan sudah berulang kali disampaikan oleh pemerintah maupun anggota dewan.

“Pertemuan sudah sering kali, tapi realisasi belum terwujud, jalan longsor tidak pernah dibaikin, mudah mudahan anggaran tahun ini ada,” katanya.

Ketua Forum Masyarakat Peduli Karang Joang (FMPK) sekaligus RT 35 Jafar Sodik menyampaikan, penutupan jalan ini memang menginginkan bayaran tetapi tidak berupa uang melainkan perasaan.

“Kami sebagai warga sungai Wain mempertanyakan kenapa sampai sekarang belum ada realisasinya, dan tindakan apapun,” jelasnya kepada awak media.

Jafar mengatakan, waktu rakorembang kelurahan kemarin telah dipertanyakan permasalahan ini ke lurah, tapi sampai saat ini belum ada kejelasan.

” Hampir setahun lalu usulan ini, tapi belum ada pembahasan, hanya berjanji aja,” katanya .

Jafar mengatakan, Penutupan jalan ini dilakukan mulai tadi malam, mengenai batasan kapan jalan dibuka pihaknya tidak bisa menentukan sampai kapan jalan ini di tutup.

Terlihat kendaraan alat Pertamina berderet di penutupan jalan, jafar ucapkan, memang itu alat pengerukan jalan milik Pertamina dan sengaja distop agar pihak Pertamina mengetahui dan berkordinasi dengan warga jalan ini.

” Itu alat proyek Pertamina, tiga bulan masuk ke area Pertamina, hampir jatuh dan hampir melakukan kordinasi dengan warga tapi tidak jadi. Kami minta perhatiannya saja,” ucapnya.

Sementara itu Korban longsor Iman Djainuri menyampaikan, hampir dua tahun dampak longsor telah dirasakan. Pemerintah sering kali melakukan pengecekan di lapangan tetapi untuk ekseskusi tidak ada kepastian.

Sedangkan volume kendaraan yang melintasi jalan ini luar bisa. ” Bisa terlihat truk proyek pengerukan waduk Pertamina tiga bulan lalu telah selesai, tapi eksekusi jalan ini tidak ada kejelasannya,” katanya.

Imam menginginkan, Wali kota langsung mengatakan longsor ini urgent, darurat yang segera ditangani dengan dana darurat.

“Tidak usah menggunakan anggaran tetapi dengan dana darurat,” ucapnya.

Longsor di jalan sungai Wain kilo 15 mengakibatkan 12 kepala keluarga kehilangan rumah dan mata pencaharian. Dan selama ini hanya mendapat bantuan sebesar Rp 4,5 juta per KK.Beberapa kali ditinjau tapi realisasi perbaikan di badan jalan bum terwujud. #

Wartawan: Thina

 

Comments are closed.