BeritaKaltim.Co

Ladang Mathilda, Jalan Minyak dan Kisah Tragis Sapulete

Jhon Hebertus Menten, sering disingkat JH Menten, datang jauh-jauh dari negeri Belanda ke Balikpapan. Dia adalah seorang ahli yang kala itu masih sangat langka. Tepatnya ahli kehutanan dan pertambangan.

Menelusuri Teluk Balikpapan yang indah dan hutan perawan yang belum tersentuh sama sekali, Menten menemukan sumur minyak pertama di Pulau Kalimantan yang lebih dikenal dengan sebutan Pulau Borneo. Tepatnya ada dua sumur minyak yang dia temukan, yang kemudian sekarang dikenal dengan nama “Mathilda” dan “Nonny”. Dua nama itu berasal dari nama kedua putri sang penemu; JH Menten.

Cerita sejarah penemuan minyak itu terekam pada 10 Februari 1897. Kelak dari tanggal itulah ditetapkan menjadi hari jadi Balikpapan, yang jika dihitung pada 10 Februari 2023 nanti, berarti sudah 126 tahun.

Penetapam hari lahir Balikpapan melalui perdebatan sengit dalam sebuah seminar yang digelar pada bulan Desember 1985.Tapi kemudian semua peserta seminar yang melibatkan ahli sejarah, unsur tokoh masyarakat dan pemerintah sepakat tanggal 10 Februari menjadi hari ulang tahun (HUT) Balikpapan.

Setelah penemuan sumur minyak ‘Mathilda” dan “Nonny” yang berada di sebelah timurnya, berturut-turut kemudian ditemukan lagi sumur-sumur minyak baru seperti “Lois” di Sanga-Sanga dan Tanjung (Murung Pundak) Kalimantan Selatan.

Nama sumur minyak Lois di Sangasanga merupakan kerjasama Belanda dengan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Sumur minyak Mathilda beroperasi produksi sampai tahun 1901. Karena alasan produksinya sudah sedikit atau tidak memiliki nilai keekonomian memadai, akhirnya sumur bersejarah itu ditutup.

Rangkaian penemuan ladang minyak diikuti oleh meningkatnya pembangunan sarana dan prasana infrastruktur di Balikpapan. Pihak BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) yang didirikan Belanda pada 26 Februari 1907 di Den Haag, menyiapkan keperluan operasional produksi minyak mentah untuk dibawa melalui pelabuhan.

Perusahaan itu kemudian membangun dermaga yang dikenal dengan Jembatan “Nol” dan sekarang dikenal dengan nama Pelabuhan Semayang. Selain itu, BPM juga membangun pabrik “Drum”, serta memproduksi Parafin, Aspal dan Ter.

Kawasan tanjakan Jalan Minyak atau Jalan Yos Sudarso, arah Gunung 10, dekat Tanki T 900 dan Lokasi Sumur Mathilda. Foto: Koleksi M Asran

Di kawasan area Industri juga berdiri bangunan dan kebutuhan penunjang lainnya, seperti perumahan, sekolah, Rumah Sakit dan CIVO. Sebutlah Jalan Minyak, yang cukup populer bagi warga Balikpapan.

Ada suatu cerita peristiwa yang terekam mengenai seorang pegawai buruh minyak BPM bernama Sapulete. Ketiak akhir pekan, malam mingguan, dia off kerja, dia memilih liburan menghabiskan waktu di kawasan Kamar Bola, yang saat ini sebutannya Banua Patra. Bersebelahan dengan kolam renang dan “Kamar Bola” tempat olahraga untuk bermain bola gelinding, seperti Bowling milik Pertamina Bowling Club (PBC).

Pada waktu itu Sapulete diceritakan menenggak minuman beralkohol, bersama rekan-rekan dia lainnya hingga larut malam. Usai berpesta ria, mereka pulang dengan tempat tujuan masing-masing. Sapulete dengan kondisi pengaruh alkohol, memacu mobil Jeep menyusuri jalan pelabuhan menuju arah Karang Anyar.

Ternyata kendaraan yang dipacunya berjalan tidak setabil. Karena kondisi mabuk, setibanya di tikungan “L” setelah 25 meter melintasi Pintu 3, peristiwa maut itu terjadi.

Mobilnya mengalami kecelakaan tunggal, menabrak tonggak-tonggak besi pengaman pagar pada sebuah tikungan. Akibatnya Sapulete tewas seketika dan kondisinya mengenaskan. Dikabarkan, dia tewas tertusuk besi, bagai penusuk sate.

Sejak peristiwa tersebut, menurut kisah-kisah yang tersebar di masyarakat, korban lainnya juga berjatuhan. Kadang ada yang melihat seorang laki laki melintas, dan kadang melihat jalan tersebut lurus, dan kadang ada perempuan menyeberang dan lainnya.

Kawasan tersebut, sampai kini masih menjadi misteri yang angker. Ceritanya bahkan masih ‘hidup’ karena terkadang pada malam hari ada yang bercerita ketika melewati ada penampakan. #

Naskah: Muhammad Asran

Leave A Reply

Your email address will not be published.