BERITAKALTIM.CO- Kebakaran ruang batu bara pabrik smelter nikel PT Kalimantan Ferro Industry menewaskan dua orang pekerjanya. Hal itu membuat Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Akhmed Reza Pahlevi meminta Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnaker Trans) melakukan investigasi.
Penegasan itu disampaikan politisi Partai Gerindra lantaran perusahaan diduga lalai dalam menyiapkan fasilitas keselamatan kerja. Seperti diketahui, perusahaan dari Tiongkok itu baru diresmikan operasionalnya di Desa Pendingin, Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Reza menyatakan keprihatinannya terhadap peristiwa ini dan meminta pihak Disnaker Trans Provinsi Kaltim dan perusahaan menyelidiki terkait keselamatan kerja (K3).
“Kami meminta kepada dinas terkait untuk segera melaporkan hasil investigasi kejadian kebakaran kemarin. Kami berharap pihak perusahaan dapat mempertanggungjawabkan peristiwa ini,” ucap Reza kepada Wartawan, Kamis.
Ia juga berharap agar dinas terkait segera mengambil langkah yang diperlukan.
Apalagi perlu dicatat bahwa ini bukanlah peristiwa pertama yang melibatkan PT Kalimantan Ferro Industry dalam insiden serupa.
Sebelumnya pada 8 Juli 2023, seorang pekerja tewas dalam proyek pembangunan smelter nikel di lokasi yang sama. Kecelakaan tersebut terekam dalam video yang menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan oleh perusahaan tersebut.
Dengan dua kali kejadian yang sudah terjadi, ia pun lantas mempertanyakan penyebab dua peristiwa ini.
“Apakah ini disebabkan kesalahan manusia atau faktor-faktor lainnya yang memengaruhi K3 di perusahaan ini,” tambahnya. #
Reporter: Kiah | Editor: Wong | ADV | DPRD Kaltim